Hari demi sudah berlalu, jujur saja Rian cukup rindu mendengarkan ocehan dari sistem Ze-ro saat ini. Rian cukup bosan karena tidak ada kegiatan yang dapat dilakukan disini, sudah tidak mendapatkan misi, Druuan pun tampak sibuk bekerja di ruang kerjanya selama beberapa hari. Yang dilakukan Rian hanya tidur, makan, atau mungkin sesekali berjalan- jalan ditaman.
'Demi apapun yang didunia ini.. Aku sangat bosan berada disini!'
'Bisakah dewa mendatangkan peristiwa menarik hari ini?!'
Di tengah gumaman kekesalannya, Eva dan Jeana datang ke kamar pribadi Rian yang sedang membawa beberapa camilan dan dessert atas permintaan Rian.
" Tuan Rian? Anda baik-baik saja? ". Eva bertanya sambil meletakkan makanan pencuci mulut itu di meja kecil.
'Hei Eva! Tidakkah anda melihat Tuan Rian tampak seperti seseorang yang kehilangan kehidupan nya? Bagaimana bisa anda menanyakan apa Tuan Rian baik-baik saja!'. Jeana berbisik pada Eva dengan nada yang penuh kekhawatiran, lihat saja Rian hanya terduduk malas seperti seseorang yang baru kehilangan koin emas mereka.
Eva yang menyadari tindakan aneh Rian mulai tersadar bahwa mungkin tuannya tengah bosan sekarang, Tentu saja Eva tahu bahwa Rian baru disini selama beberapa bulan dan tidak ada kegiatan yang dapat dia lakukan.
"Anda bosan Tuan? Bagaimana jika mengunjungi pasar yang ada dikota? Saya dengar ada perayaan tahunan yang akan diadakan di sana". Eva berkata sambil menyeduhkan teh di cangkir milik Rian.
Brakk!!
Kedua pelayan itu terkejut dengan aksi Rian yang tiba-tiba memukul meja kecil itu, untung saja meja itu tidak hancur.
" Apa benar-benar ada perayaan disana?!". Rian memajukan kepalanya dan bertanya kepada Eva, Rian sangat antusias karena akan ada perayaan di tempat seperti ini. Matanya berbinar semangat saat mengetahui bahwa doanya tadi terkabulkan. Jujur saja Rian cukup penasaran dengan perayaan di tahun yang cukup kuno ini. Apakah akan sangat meriah seperti di cerita cerita dibuku yang ia baca dulu atau tidak.
"Perayaan dipasar kota? Oh benar! Maksud Eva mungkin perayaan Dewi Bunga Yinlan! ". Jeana berkata dengan nada yang antusias dan ceria, jeana benar-benar lupa jika acara itu akan diadakan sebentar lagi.
" Perayaan Dewi Bunga Yinlan? Apa itu? ". Rian bertanya dengan memiringkan kepalanya, bingung karena dia tidak mendapatkan informasi tentang perayaan ini.
" Ah, itu hanyalah cerita rakyat lama yang turun menurun diceritakan dan dipercaya semua orang tentang legenda Dewi perang tuan, ceritanya berawal dari perang yang terus menerus terjadi di seluruh dunia termasuk negara Argrave. Dulu katanya Dewi Bunga Yinlan berasal dari negara ini yang terlahir dari sepasang pasangan elf yang hampir punah, singkat cerita Dewi Yinlan berperang mewakili negera Argrave untuk menghentikan perang yang terus menerus terjadi, akhir dari ceritanya peperangan tidak dapat terhindarkan dan terus menerus terjadi hingga akhirnya Dewi Bunga Yinlan menanamkan sihir elf nya ke sebuah pohon bunga dan mulai menyebarkan sihirnya ke penjuru dunia dan sampai akhirnya menjadi peringatan perayaan Dewi Bunga Yinlan". Eva meneruskan perkataan nya dan menyiapkan sepucuk bunga di vas bunga milik Rian.
" Jika anda ingin mengetahui kisah lengkapnya, anda bisa melihat nya saat perayaan itu dimulai! Biasanya mereka mengadakan pertunjukan boneka dan memperagakan kisah lengkap tentang Dewi bunga Yinlan! ". Jeana berkata dengan semangat sambil mengacungkan kedua jempolnya.
" Apa kau tahu Eva kapan perayaan itu dimulai? ". Rian bertanya sambil menatap pada mata Eva.
" Sayangnya tidak tuan, saya tidak tertarik pada perayaan semacam itu". Eva hanya menundukkan kepalanya dan berjalan mundur untuk berdiri sejajar dengan jeana.
"Oh! Saya tahu kapan dimulai nya! " Jeana mengangkat tangannya, Jeana tampak seperti anak kecil polos yang sedang menjawab pertanyaan dari gurunya.
"perayaan Dewi bunga Yinlan seharusnya diadakan dia hari lagi! Oleh karena itu Tuan Duke Wilmette sibuk menyiapkan acara ini! " Jeana menjawab dengan terburu-buru sebelum akhirnya mendapat pukulan kecil dari Eva.
"Druuan? Untuk apa dia menyiapkan semua itu? ". Rian bertanya memiringkan kepalanya bingung karena Druuan lah yang akan menyiapkan perayaan nya.
"A-ah maafkan saya tuan karena terus berbicara pada anda". Jeana menundukkan kepalanya hendak meminta maaf pada Rian.
" Eh.. Tidak apa-apa aku lebih suka dengan seseorang yang bisa terbuka denganku tanpa merasakan canggung. "
Rian berkata sambil mengulurkan kedua tangannya agar Jeana tidak menundukkan kepalanya pada dirinya. Jujur saja Rian jarang mendapatkan perlakuan seperti ini. Jadi dia sendiri merasa tidak enak.
Hei heii!
Maaf ya kalo chapter kali ini pendek😅
Seminggu ini juga harus fokus buat ujian kelulusan:)
Makanya jarang buat buka wp :D
Tapi setelah selesai ku usahain buat up lanjutan ceritanya!Btw happy reading yaa!
KAMU SEDANG MEMBACA
Another One (BL+18!)
Random"Jadi apa yang kau inginkan? " Seorang Pria tinggi berambut putih bertanya dengan jiwa arwah yang sedang menangis saat ini. Dia menyilangkan kedua tangannya didadanya menunggu jawaban dari jiwa ini. "Ku mohon rubah nasibku" +18! BL