Jeno menghentikan langkah di depan pintu kamar yang bukan miliknya. Malam ini dia lagi-lagi pulang cukup larut. Melihat kepada jamnya, malam telah benar-benar gelap di atas sana.
Dia melihat ke arah Park Doyun, lelaki paruh baya itu dengan cepat mengerti dan lantas segera undur diri meninggalkannya.
Jeno lalu membuka pintu kamar di depannya itu. Tahu bahwa dua pemiliknya pasti sedang bermimpi indah saat ini. Pun begitu kakinya tetap di bawa mendekat untuk melihat.
Walau tidak sering, tapi ini bukan kali pertama dia menyelinap masuk untuk memperhatikan bagaimana lelapnya Jaemin dan Jisung di waktu tidur.
Dan malam ini, Jeno melakukannya lagi.
Jeno menarik turun dasinya yang terasa mencekik, lalu melepasnya. Dia juga membuka jas hitam yang seharian ini tersampir rapi di tubuhnya.
Lelaki itu kemudian duduk di pinggir kasur, tepat di sebelah Jaemin.
Lama dia perhatikan wajah keduanya. Jeno lalu membetulkan letak posisi tidur sang putra; tangan dan kaki Jisung yang memeluk tubuh Jaemin seenaknya. Baru setelahnya menarik selimut sampai ke dada anak itu.
Entah apa yang Jeno pikirkan. Lelaki itu lalu ikut membaringkan tubuhnya di sisa kasur. Tidak peduli jika Jaemin akan kembali terkejut di esok hari. Matanya ikut mengantuk dan tubuhnya sama lelah. Jeno menjadikan tangannya sendiri sebagai bantalan.
Hampir terpejam, dia menoleh saat merasakan pergerakan Jaemin. Adik iparnya itu merubah posisi berbaring menjadi menyamping; menghadapnya.
Lama Jeno perhatikan wajah tidur lelaki itu yang tampak terganggu. Mengira ngira apakah Jaemin akan terbangun atau tidak. Kedua kelopak mata itu terlihat bergerak-gerak pelan sebelum kemudian terbuka dan mengerjap perlahan.
"Jeno hyung?"
Entah efek mengantuk berat atau apa, Jeno pikir Jaemin setidaknya akan menendangnya turun alih-alih menatapnya dengan kedua mata sayu itu.
Jeno lantas ikut berbaring menyamping, menghadapnya. Tidak sekalipun terpikirkan bagaimana tangannya akan bergerak menyelipkan surai jatuh lelaki itu yang menutupi mata.
"Tidurlah kembali." bisiknya pelan.
🦭🗯️
Bagaimana ini?
Apa yang harus Jaemin lakukan sekarang?
Jaemin ingat dengan jelas bahwa dia sempat terjaga ketika sang kakak ipar berbaring di sebelahnya tadi malam.
Alih-alih terkejut atau berteriak seperti pagi-pagi yang lalu, dia dengan mudahnya tertidur kembali sebab usapan samar yang dilakukan laki-laki itu pada rambutnya.
Pagi itu lalu pagi kemarin, Jaemin adalah orang yang ketahuan memeluk dan dia mengakui itu. Tapi sekarang, bagaimana mungkin dia bisa mendorong laki-laki itu disaat pinggangnya begitu erat di peluk.
Sudah berapa lama kiranya dia terbangun dan disuguhi pemandangan leher Jeno yang menyentuh pucuk hidungnya. Wangi deterjen yang menguar dari kemeja putih laki-laki itu sudah hampir membuatnya mabuk.
Jaemin bahkan tiba-tiba saja tidak tahu dimana dia harus meletakkan tangannya.
Matanya bergerak ke atas dan dia tidak bisa tidak terpesona mendapati wajah tidur Jeno yang memejam tenang. Laki-laki itu bernafas dengan teratur sampai Jaemin tidak bisa menyadari kalau sedari tadi Jeno juga sudah terbangun.
Kedua kelopak mata itu tiba-tiba saja terbuka dan tentunya mengejutkan Jaemin.
"Detak jantung mu.." mata itu seperti biasa menyorotnya datar,"Itu berdetak terlalu kuat dan membangunkan ku."
Jaemin sempat tercekat namun lekas mendorong dada Jeno dan kemudian bangun.
Jeno ikut bangun juga setelahnya. Laki-laki itu menurunkan kedua kakinya dari atas kasur sembari mengusap matanya."Selamat pagi." ucapnya.
tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
Brother-in-law Zone !
Fanfiction𝑐𝑜𝑚𝑝𝑙𝑒𝑡𝑒 / 7 tahun Jeno dan Jaemin habiskan tinggal di bawah satu atap yang sama. Membesarkan anak, dalam hubungan "adik dan kakak ipar" original art ( cover ) by bemyjayx on twitter. © softjaeboo, maret 2024. bxb | fluff | agegap | romance...