12. almost.

12.7K 1.4K 38
                                    

Pukul 7 pagi Jaemin melangkah keluar dari ruang kamar yang tadi malam ia tempati bersama Jisung

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pukul 7 pagi Jaemin melangkah keluar dari ruang kamar yang tadi malam ia tempati bersama Jisung. Niat hati ingin mencari anak itu yang sudah pergi entah kemana setelah mandi dan bersiap-siap lebih awal tadi. Dia otomatis menyapa begitu berpapasan dengan Kepala Pelayan yang saat ini tengah berdiri di depan kusen pintu yang setahunya-adalah kamar milik Jeno sewaktu lelaki itu masih muda.

Lantas kini, Jaemin benar-benar tidak menduga kalau setelahnya-dirinya akan terjebak di dalam ruangan itu untuk membangunkan sang kakak ipar.

Ada beberapa detik lelaki Agustus itu coba cermati. Memperhatikan sekeliling yang tampak gelap sebab gorden yang menghalangi cahaya.

Ragu dia lalu berjalan mendekat ke arah tempat tidur. Susah payah si lelaki manis telan liurnya.

Jaemin terdiam.

Pemandangan Jeno yang tidur tengkurap dengan pipi kanan yang menumpu di bantal sanggup membuatnya terpaku kemudian.

Lelaki itu shirtless-punggungnya yang lebar hanya tertutupi setengah dari bed cover. Jaemin sudah lama tahu kebiasaan kakak iparnya yang satu ini. Pun begitu, dia masih saja belum terbiasa tiap kali dihadapkan pada situasi semacam ini.

"H-hyung . ." panggilnya.

"Jeno hyung." masih tidak ada balasan dari lelaki yang tertidur lelap. Jeno bahkan tidak bergerak sedikitpun.

Satu inisiatif untuk menggoyangkan bahu sang kakak ipar kini terlintas di kepalanya.

Ragu dia lalu bergerak lebih dekat ke pinggir ranjang. Tidak ada cara lain lagi pikirnya, Jaemin lantas sedikit mencondongkan tubuhnya.

"Hyung . ." tangannya kini bergerak menggoyang goyang pelan bahu Jeno.

"Jeno hyung, bang-AAAH!"

Jaemin refleks memekik kecil saat tiba-tiba saja tangannya ditarik membuat tubuhnya limbung seketika.

Begitu membuka kedua matanya-dia mendapati wajah sang kakak ipar yang kini berada dekat; tidak menyisakan jarak barang sejengkal.

Kalau saja tangan kanannya tidak refleks menumpu, mungkin saja saat ini setengah tubuhnya benar-benar sudah jatuh menimpa tubuh Jeno.

Jaemin menelan liur.

Sadar akan posisi keduanya, dia lantas berniat untuk segera menarik diri, tidak tahu kalau ternyata usahanya sia-sia belaka sebab tangan Jeno yang menahan kuat. Lelaki itu bahkan menariknya untuk lebih dekat sama seperti sebelumnya.

Kelopak mata Ayah anak satu itu terlihat bergerak-gerak perlahan sebelum akhirnya terbuka dan bertemu tatap dengannya.

Lama pandang yang terjalin antara Kakak ipar dengan Adik iparnya itu. Jaemin sendiri tidak tahu apa yang sedang dipikirkan Jeno saat ini.

Yang ia tahu pasti, arah pandang lelaki yang lebih tua kini mengarah turun; tertuju pada bibirnya yang terkatup rapat.

Mungkin sekarang Jaemin harus mempertanyakan akal pikirannya sendiri-bagaimana bisa ia kini memejamkan matanya saat tahu kepala Jeno perlahan bergerak naik seolah olah laki-laki itu akan menciumnya.

Atau-Jeno memang akan menciumnya saat ini??

Hidung keduanya kini telah saling bersinggungan. Sedikit lagi saja untuk Jeno memajukan wajah, maka bibir keduanya akan saling bertemu saat ini. Di bawah sana, Jaemin bahkan bisa merasakan genggam tangan Jeno yang semakin mengerat. Keduanya telah benar-benar siap sampai-

"NANA! KAU DI SINI?? AKU MENCARIMU!"

Oh, sialan.


tbc

tbc

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Brother-in-law Zone !Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang