34. forehead then lips.

11K 1.2K 81
                                    

Jisung sudah cukup besar untuk mengerti bahwa sesuatu yang baik telah terjadi antara Nana dan sang Ayah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jisung sudah cukup besar untuk mengerti bahwa sesuatu yang baik telah terjadi antara Nana dan sang Ayah. Namun tentunya perubahan hal-hal kecil seperti dia yang kehilangan sosok Jaemin di pagi hari sudah bukan satu atau dua kali di dapatnya dan itu lama-lama cukup menjengkelkan.

Di malam hari Jaemin benar tidur bersama nya; lelaki itu bahkan memeluk nya dengan erat. Tapi setelah pagi datang, Jisung lagi-lagi terbangun sendirian. Dia pernah berlari terburu-buru menuju kamar sang Ayah, namun ketika dia mencoba memutar kenop pintu-ruangan itu terkunci dari dalam.

"Apakah sekarang tidak cukup bagi Nana untuk memeluk ku saja? Kenapa setiap malam Nana tidur di kamar Ayah? Apakah Ayah susah tidur lagi? Kalau begitu kenapa kita tidak tidur bertiga seperti biasanya saja di kamar ku?"

Jaemin meringis malu. Mulutnya sudah terbuka untuk menjawab namun kembali mengatup rapat kala lebih dulu menyadari jawaban apa yang harus dia katakan saat ini.

Jisung beralih menoleh ke arah Jeno. Air mukanya masam menatap sang Ayah.

Jeno hanya menggeleng kecil,"Habiskan sarapan mu." ujarnya.

Jisung memberengut. Kendati begitu dia tetap menyuap roti juga telur mata sapi yang terdapat di atas piringnya.

Jeno melihat jam tangannya. Lelaki itu beranjak usai menghabiskan sarapannya.

"Tidak mau ciuman sampai jumpa?" tanya nya pada sang putra.

Masih dengan air muka masam nya, kali ini dengan enggan Jisung memutar wajahnya ke arah sang Ayah.

"Ayah akan menandatangani surat izin Study Tour mu."

"Benarkah?" dalam sekejap mata, perubahan ekspresi itu-Jeno benar-benar tidak habis pikir.

"Sungguh? Ayah tidak sedang berbohong, kan?"

Jeno mengangguk,"Ya."

Dia beralih menoleh ke sebelah kanan. Tidak memberi jeda untuk segera melayangkan kecupan pada dahi Jaemin yang pura-pura sibuk dengan rotinya.

Jejak-jejak kemerahan yang mulai timbul di kedua pipi laki-laki itu benar-benar sesuatu. Ciuman sampai jumpa di dahi mungkin sudah jadi kegiatan rutin sejak Jisung berusia tiga tahun. Tapi kali ini benar-benar berbeda rasanya.

Perhatian Jeno lalu jatuh ke garis tipis yang tertarik lurus. Ada remahan kecil roti yang tertinggal di sana. Begitu tangan kirinya naik menutupi mata Jisung, Jeno kembali memajukan kepala nya.

"Ayah apa?!" tangan mungil anak itu kini berusaha menyingkirkan tangan nya.

Jeno menggunakan lidahnya untuk menyapu bersih remahan roti itu sebelum kemudian menarik wajahnya mundur. Tertawa kecil tatkala dapati bola mata Jaemin yang membulat lebar.

"Ini lebih baik." kekehnya.

🦭🗯️

Kabar baik yang Jaemin bawa mengenai hubungan nya dengan sang kakak ipar tentunya jadi berita baik juga bagi Han Jisung. Teman yang selama ini telah mendengarkan keluh kesah Jaemin sejak Jisung dan Sunghoon berada di tingkat Playgroup.

Walau selama ini Jaemin tidak terang-terangan mengatakan bahwa dia punya rasa terhadap Ayah Jisung-kendati begitu Han Jisung sudah bisa menebak dari setiap cerita yang lelaki Agustus itu bawa kepada nya. Entah itu tentang kekesalan Jaemin terhadap koreksi Jeno tentang cara mendidik Jisung atau mungkin kekhawatiran nya yang tidak bisa di tutup-tutupi saat Jeno dikabarkan jatuh pingsan beberapa bulan yang lalu.

Apapun itu, yang terpenting adalah Han Jisung turut senang dengan apa yang telah di dengarnya. Dan dia benar-benar menikmati untuk menggoda Jaemin yang cepat memerah akhir-akhir ini.

"Baiklah-baiklah, berhentilah menyembunyikan wajah mu. Kau tahu itu seperti kau baru jatuh cinta untuk untuk pertama kalinya saja.."

Kepala Jaemin refleks mendongak, lelaki itu menatap nya untuk beberapa detik sampai kemudian bibirnya mencebik.

Menyadari hal itu Han Jisung lantas meringis kecil. Dia dengan gagap membenahi cara duduk nya untuk kemudian terkekeh canggung. Kepalanya baru ingat tentang Jaemin yang sudah tinggal bersama Jeno sejak lelaki itu tamat dari SMA.

"Su..sungguh tidak pernah sekalipun? maksud ku mungkin saat kau di SMA?"

Jaemin sejenak coba mengingat,"Mmm.. aku pernah naksir sunbae yang berada di tahun kedua. Dia pintar dan juga pandai dalam olahraga. Dia bahkan menjabat sebagai ketua OSIS saat itu. Aku pikir, siapapun yang berada pada saat itu, tidak ada yang tidak menyukai nya."

"Tapi setelah ku pikirkan kembali itu mungkin hanya semacam perasaan kagum seperti apa yang sudah aku katakan. Tidak ada alasan untuk tidak menyukai nya dan itu benar-benar berbeda dengan bagaimana cara aku memandang Jeno hyung sekarang."

Han Jisung otomatis menyeringai jahil,"Oww.. jadi apakah perasaan mu saat ini begitu besar hingga rasanya ingin meledak hanya dengan mengingat wajah nya saja??"

"Ya! B-bukan seperti itu!"

Benarkan? bagi Han Jisung ini sungguh menyenangkan. Mereka bahkan sampai terlupa bahwa anak-anak telah keluar dari kelas mereka sejak 10 menit yang lalu.

tbc

aku double up lagi nih! bintang nya kak makasiiih ⭐

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

aku double up lagi nih! bintang nya kak makasiiih

Brother-in-law Zone !Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang