Jaemin terkejut ketika mendengar derit pintu kamar yang di dorong terbuka. Dia yang tengah melihat lihat foto di dalam album tersentak dan refleks menyembunyikan benda itu ke belakang tubuhnya.
"Apa itu?" tanpa dipersilahkan terlebih dahulu Jeno berjalan masuk dan mendekat ke arah adik iparnya itu. Dia menjatuhkan pantatnya tepat di sebelah Jaemin dan meraih album yang sedang lelaki itu sembunyikan.
"Album?" Jeno tersenyum,"Jisung baru saja meninggalkan rumah 2 jam yang lalu dan kau sudah merindukan nya?" dia menggeleng tidak habis pikir.
Jeno lalu membuka benda bersampul coklat tua itu. Terdiam sejenak ketika mendapati foto Jaena pada halaman pertama.
Jaemin membasahi bibir. Hati-hati dia memperhatikan air muka kakak ipar nya itu. Sampai satu tarikan tipis muncul bersamaan dengan lelaki itu yang memutuskan untuk membuka halaman selanjutnya.
Halaman-halaman berikutnya tentunya diisi oleh foto-foto ketika Jisung masih bayi. Tangkapan demi tangkapan kamera tentang perkembangan anak itu dari waktu ke waktu. Momen-momen pertumbuhan Jisung yang tidak bisa Jaemin lewatkan begitu saja.
Mata Jeno tiba-tiba saja tertarik pada salah satu foto yang di simpan di sana.
"Oh! ini.."
Jaemin bergerak mendekat untuk melihat.
--Itu adalah foto ketika Jisung berusia sekitar satu tahun. Anak itu tertangkap sedang berjalan tertatih untuk pertama kalinya tanpa perlu berpegangan lagi.
Jeno ingat, malam itu dia pulang lebih awal dari biasanya. Kendati demikian, itu sudah cukup terlambat dari waktu tidur Jisung yang seharusnya. Dia baru saja ingin menegur Jaemin kala dengan riang lelaki Agustus itu berlarian ke arah nya. Wajah remaja itu bersemu merah. Terdapat kesenangan luar biasa yang terpancar di kedua binar matanya.
Jeno bahkan tidak sempat mengatakan apapun saat Jaemin lebih dulu menarik tangannya menuju ke arah kamar.
"Jaemin apa.."
Jaemin mengambil tubuh Jisung yang tengah sibuk memainkan mobil mainan kecil di atas karpet berbulu. Dia membantu anak itu berdiri menghadap Jeno.
Balita itu tersenyum lebar saat menyadari keberadaan sang Ayah. Gigi susunya yang baru muncul dua tampak begitu menggemaskan.
Begitu kaki mungil itu mengambil langkah, Jeno otomatis berjongkok, membuka kedua tangan nya untuk segera menyambut tubuh mungil sang putra yang tertatih cepat dengan langkah kecil nya.
Jeno melengkungkan bibir nya. Ingatan yang satu ini melekat jelas di kepala nya. Dia menutup album itu dan memberikan nya kembali kepada Jaemin.
Jeno kemudian berdiri dari duduknya. Lelaki itu memasukkan kedua tangan nya kedalam saku celana bahan yang saat ini sedang dia kenakan,"Aku akan kembali ke kamar." ujarnya.
Jaemin mengangguk. Matanya memandangi punggung lelaki itu yang menjauh sampai kemudian dia teringat sesuatu dan segera menahan nya.
"Hyung tunggu! Apakah kau sudah melihat catatan kecil yang ku tempel di pintu kulkas?"
Jeno mengerut kan dahi,"Catatan?"
"Hum, apakah ada sesuatu yang ingin kau makan untuk nanti malam? Jika tidak, aku berencana untuk memasak makanan olahan laut hari ini."
"Makan malam?" Jeno tampak berpikir sejenak,"Haruskah kita pergi ke luar?"
"Ya?"
🦭🗯️
Jeno menggeleng tidak habis pikir melihat keadaan Jaemin saat ini. Mereka baru saja menghabiskan makan malam yang indah sambil menikmati pemandangan ibu kota di malam hari. Itu sedikit romantis sampai kemudian kesadaran lelaki itu perlahan menghilang oleh kadar alkohol yang ia konsumsi.
Erat Jeno pegang tubuh yang lebih kecil. Menuntun nya masuk ke dalam mobil untuk segera pulang ke rumah.
"Pakai sabuk pengaman mu." suruh Jeno yang lekas di lakukan Jaemin dengan susah payah.
Jeno menggeleng kecil, dia mendekat untuk membantu adik iparnya itu.
"Kenapa kau sangat mudah mabuk, hm?"
"Aku tidak mabuk."
Jeno tertawa begitu mendengar bahwa Jaemin masih sanggup menjawabnya saat ini. Dia menatap lelaki itu usai membantu nya mengenakan sabuk pengaman dengan benar. Kedua pipi berisi itu memerah. Dahinya tampak berkerut samar dan Jeno tidak susah-susah menahan tangan nya untuk memberi sentilan.
Jaemin mengaduh.
"Tidak ada lagi alkohol selepas ini. Kau sungguh tidak pandai minum dan itu berbahaya, mengerti?"
Kelopak mata itu terbuka; menatap Jeno tajam.
"Tiga gelas.." racaunya.
Jeno sempat mematung namun kemudian menggeleng kan kepalanya sembari tertawa kecil. Dia lekas menarik diri dan segera menjalankan kuda besi milik nya itu menuju arah pulang.
tbc
fyi, ini minggu terakhir BILZ update! hah? maksud nya kak? iyaa, besok aku bakalan up dua chapter terakhir :))
KAMU SEDANG MEMBACA
Brother-in-law Zone !
Fanfic𝑐𝑜𝑚𝑝𝑙𝑒𝑡𝑒 / 7 tahun Jeno dan Jaemin habiskan tinggal di bawah satu atap yang sama. Membesarkan anak, dalam hubungan "adik dan kakak ipar" original art ( cover ) by bemyjayx on twitter. © softjaeboo, maret 2024. bxb | fluff | agegap | romance...