Rasanya ada yang salah dari apa yang bisa Jeno tangkap dari sudut pandang Jaemin. Tapi apa dan bagaimana itu bisa terjadi?
Semua kata yang telah di rancang sebelum nya tertahan di tenggorokan. Jeno membisu dan tiba-tiba saja kembali meragui apa alasan nya datang kemari.
Benar, apa yang akan dia katakan pada Jaemin mengenai malam itu.
Dia atau bahkan Jaemin tidak punya alasan apapun tentang bagaimana cumbuan itu bisa terjadi.
Setelah banyak waktu yang telah berlalu-bagaimana pun, hubungan nya dan Jaemin hanyalah sebatas saudara ipar.
Apa yang sebenarnya hati nya inginkan? Jeno masih belum benar-benar bisa memahami nya.
🦭🗯️
Malam telah mencapai larut saat Jaemin memutuskan keluar kamar ketika tahu Jeno sedang membersihkan diri saat ini.
Dia menghidupkan satu-satunya lampu dapur lalu duduk di sana sembari meneguk isi dari kaleng bir yang berhasil menghangatkan tubuhnya.
Setidaknya, Jaemin butuh sedikit mabuk untuk meredakan ketidaknyamanan hatinya.
Hujan sore tadi masih belum berhenti di luar sana.
Jaemin bahkan tidak sadar oleh kedatangan Minhyung yang menerobos masuk-membawa cangkir kopi yang masih bersih. Kaos hitam lelaki bersurai terang itu agak sedikit basah, menunjukkan ketidakgunaan akan payung nya.
"Lihat, siapa yang masih belum tidur di sini?"
Minhyung mendekat, sebelah alis camar nya terangkat naik saat menemukan sekaleng bir di tangan Jaemin.
"Minhyung hyung?"
"Ya, ini aku." Minhyung menarik kursi di sebelah lelaki itu lalu duduk di sana. Melupakan niat awal kedatangannya yang ingin meminta gula. Saat melihat lampu dapur yang masih menyala, tadinya dia pikir Paman atau Bibi yang masih terjaga saat ini.
"Hyung butuh sesuatu?" tanya Jaemin.
Minhyung mengangguk, arah pandangnya tertuju lurus pada wajah Jaemin yang memerah,"Ya, aku ingin meminta gula."
Baru saja Jaemin akan beranjak, Minhyung dengan segera menahan pergelangan tangan lelaki itu; menyuruhnya untuk duduk kembali.
"Something's wrong?"
Jaemin menggeleng.
"Apakah itu tentang Jeno?"
Minhyung meringis saat Jaemin menoleh begitu nama itu keluar.
"Yaa.. Aku sedikit mendengar sesuatu dari Jisung." katanya.
Bibir Jaemin tiba-tiba saja melengkung ke bawah, dan rengekan kecil segera keluar dari mulut lelaki itu. Minhyung tersentak kaget saat Jaemin bergerak memeluk nya.
"Itu salahku, aku benar-benar kehilangan akal dan tidak sengaja menciumnya terlebih dahulu. Dia mengindari ku dengan meninggalkan rumah selama beberapa hari lalu kini dia tiba-tiba saja datang untuk menemui ku. Dia pasti berpikir untuk membawa Jisung pergi bersama nya tanpa aku."
Minhyung manggut-manggut mengerti mendengarkan cerita Jaemin sebelum kemudian lelaki bersurai terang itu melotot kaget tatkala menyadari sesuatu yang janggal dari apa yang baru saja Jaemin katakan."Sebentar-kau mencium nya??"
Jaemin mengangguk,"Aku mabuk dan tidak sengaja melakukan itu."
Dahi Minhyung mengkerut samar-sesuatu tiba-tiba saja terlintas di kepala nya. Ada yang aneh di sini.
"Tunggu.. tapi apa alasannya memisahkan Jisung dari mu? Dia tidak bisa melakukan itu setelah mengambil tujuh tahun hidup mu."
"Tidak, dia bisa. Jeno hyung pernah bilang dia akan membawa seseorang untuk dikenalkan kepada Jisung. Itu berarti dia memang punya kekasih."
"Apa?!" Minhyung sudah ancang-ancang berdiri untuk menemui Jeno jika saja Jaemin tidak memeluknya erat.
Alhasil, hanya desah berat yang berhasil keluar dari bibir lelaki bersurai terang itu. Dia kemudian memegangi kedua lengan Jaemin lalu sedikit menarik lelaki itu mundur untuk melihat wajahnya.
"Jaemin katakan-Apakah kau menyukai nya?"
Minhyung pandangi mata basah yang bergetar itu. Bibir tipis yang masih setia di gigit kuat agar isakan tidak keluar.
"Nutcracker.."
"Hm?"
"Hadiah di malam natal yang Jaena Noona dapatkan. Hyung aku.. kali inipun aku ingin memilikinya-aku menyukai Nutcracker yang Jaena Noona punya."
Satu linangan berhasil jatuh keluar. Minhyung segera menarik Jaemin untuk kembali masuk dalam peluknya.
"Aku benar-benar merasa bersalah pada Noona," ucapnya terisak dalam dekapan.
"Itu sungguh di luar kendali ku. Tidak seharusnya aku menaruh perasaan kepada Jeno hyung."
"Aku benar-benar minta maaf."
Erat Minhyung peluk tubuh yang lebih muda. Jatuhkan usapan sampai Jaemin benar-benar tenang dari isakan. Minhyung lalu betulkan surai belakang Jaemin yang sedikit berantakan. Beri satu ciuman pada puncak kepala Jaemin sebelum kemudian bawa bibirnya dekat ke telinga laki-laki itu.
"Jaemin kau tahu-sebesar apapun Jaena menyayangi sesuatu, jika kau menginginkan nya, dia akan dengan tulus memberikan nya padamu."
"Jaena.. dia sungguh menyayangi mu lebih dari apapun."
tbc
bintang nya kak, jangan lupa :))
KAMU SEDANG MEMBACA
Brother-in-law Zone !
Fiksi Penggemar𝑐𝑜𝑚𝑝𝑙𝑒𝑡𝑒 / 7 tahun Jeno dan Jaemin habiskan tinggal di bawah satu atap yang sama. Membesarkan anak, dalam hubungan "adik dan kakak ipar" original art ( cover ) by bemyjayx on twitter. © softjaeboo, maret 2024. bxb | fluff | agegap | romance...