Ini bukan pertama kalinya Jeno mendapatkan undangan makan malam oleh keluarga kekasihnya. Sejak enam bulan hubungan mereka, ini mungkin kali keempat dia duduk melingkari meja makan sebagai seseorang yang dikenalkan Jaena kepada orangtuanya.
Malam ini jelas sedikit lebih istimewa, sebab katanya, makan malam kali ini adalah sebagai penyambutan atas kepulangan adik laki-lakinya selama liburan musim panas.
Jeno sudah lama tahu bahwa Jaena punya seorang adik laki-laki yang terpaut enam warsa lebih muda darinya. Putra bungsu keluarga Na yang memilih untuk tinggal di asrama setelah memasuki bangku SMA. Jaemin-nama yang dia ketahui namun tidak pernah sekalipun ditemuinya.
Jeno tidak mau menutupi jika dia benar-benar tercengang di pertemuan pertama mereka. Bagaimana ekspetasinya mengenai remaja itu bisa-bisanya salah besar.
Dia pikir, dia akan menemui seorang pria muda dengan senyum tengil yang menyebalkan, selayaknya remaja kebanyakan. Tapi laki-laki yang duduk tepat di depannya itu-benar-benar punya wajah yang mirip dengan kekasihnya. Itu seperti Jeno melihat dua orang yang sama dengan wig yang berbeda.
Berapa kali pun Jeno coba perhatikan, dua saudara itu punya kesamaan di bentuk mata atau bahkan bibir mereka.
Kedua pipi yang bersemu samar ketika tidak sengaja bertemu pandang dengannya, menjadi akhir dari keterpanaan nya malam itu.
Usai makan malam ketika Jaena mengajaknya berjalan-jalan ke sekitar perumahan. Mereka habis membeli es krim dari minimarket depan sembari menikmati angin malam yang berhembus teratur.
Senyum yang terukir pada bibir kekasihnya tiba-tiba saja membuat Jeno kembali bertanya-tanya.
"Adikmu..kalian benar-benar punya wajah yang mirip." dia tidak benar-benar bermaksud dan menjadi begitu penasaran seperti ini.
Jaena merespon, gadis itu tertawa kecil."Ya, aku sudah sering mendengar kalimat itu."
"Melihat bagaimana Jaemin tumbuh, aku pikir dia benar-benar telah tumbuh dengan baik. Usia kita terpaut enam tahun, tapi tingginya bahkan sudah hampir melebihi ku."
Jaena memutar tubuh ke arahnya. Gadis itu dengan santai berjalan secara mundur. Matanya menatap lurus pada iris hitam sang kekasih. Sampai ketika akhirnya dia berhenti, itu otomatis menghentikan langkah Jeno juga.
Jaena mendongak, bisa Jeno lihat bagaimana tatap gadis itu yang berubah serius walau senyum pada bibirnya masih tertarik teduh.
"Jika akhirnya hubungan ini berakhir serius," Jeno melihat kedalam mata kekasihnya itu. Tenggelam dalam binar yang berhasil membuatnya jatuh kala itu.
"Cepat atau lambat, aku mungkin juga harus memberitahu mu hal ini."
Saat itu, Jeno sungguh menanti dengan sabar atas apa yang akan Jaena katakan. Hal yang membuatnya benar-benar terpekur diam setelahnya.
"Adik ku-tidak tertarik pada perempuan."
tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
Brother-in-law Zone !
Fanfic𝑐𝑜𝑚𝑝𝑙𝑒𝑡𝑒 / 7 tahun Jeno dan Jaemin habiskan tinggal di bawah satu atap yang sama. Membesarkan anak, dalam hubungan "adik dan kakak ipar" original art ( cover ) by bemyjayx on twitter. © softjaeboo, maret 2024. bxb | fluff | agegap | romance...