Jaemin ingat, malam ketika salju pertama turun saat Jeno berlutut di lantai rumah yang dingin dengan bayi yang berada dalam gendongan nya. Putus asa, terpuruk, dan segala hal buruk sudah cukup menjelaskan keadaan yang sedang dialami laki-laki itu.
Jaemin sungguh tidak ingin terlibat jika saja Ayah dan Ibu tidak memaksanya untuk ikut berada di sana. Duduk di atas sofa yang hangat sementara sang menantu kesayangan duduk bersimpuh selayaknya pengemis.
Atau-laki-laki itu memang sedang mengemis saat itu.
Sampai detik itu, Jaemin sungguh tidak pernah tahu efek dari kehilangan seseorang yang dicintai akan membuat seseorang juga akan kehilangan gairah hidupnya.
Keterpurukan ia dan kedua orang tuanya setelah kematian sang Kakak tiga bulan yang lalu tentunya masih teramat membekas. Namun seiring berjalan nya waktu, dia, Ayah dan juga ibu perlahan mengobati kesedihan itu dengan keikhlasan lahir batin.
Tidak tahu jika hasil buah cinta mereka bahkan tidak cukup untuk membuat Jeno bangkit.
Tiga bulan yang lalu saat kabar persalinan Kakak yang juga jadi sebab kematiannya-Jaemin, atau bahkan Ayah dan Ibu tidak pernah melihat bayi itu.
Keterpurukan ibu yang luar biasa saat itu membuat Ayah lekas bertindak untuk menyerahkan bayi itu kepada orang tua Jeno sepenuhnya.
Sampai waktu ini.
Alasan kedatangan laki-laki itu juga kabar tidak enak mengenai ibunya yang jatuh sakit.
Ayah dan Ibu masih belum bereaksi apa-apa, pikiran tentang bagaimana bayi itu yang jadi sebab kematian putri mereka membuat mereka berdua takut. Sampai tangis kecil itu mulai terdengar.
Ibu menoleh ke arah Jaemin. Tidak terpikirkan bahwa selanjutnya kakinya akan bergerak mendekati Jeno; ikut bersimpuh dihadapan laki-laki itu untuk mengambil alih tubuh mungil itu ke dalam gendongannya.
Mungkinkah keajaiban di malam natal baru saja terjadi? sebab kemudian bayi itu akhirnya diam begitu merasakan hangat tubuh Jaemin.
Tidak tahu bahwa di belakang sana Ayah dan Ibu saling berpandangan.
"Jaemin akan ikut bersama mu, dia yang akan merawat bayi mu dan Jaena."
"Ayah tapi-" Jaemin tentunya kaget luar biasa. Dia baru saja akan mengembalikan bayi itu kepada Jeno andai jemari mungil itu tidak menggenggam kuat ibu jarinya.
Binar polos yang menatapnya itu membuat nya bungkam dalam sekejap. Ingatan tentang betapa bahagianya sang kakak saat menantikan kelahiran manusia mungil ini memenuhi kepalanya.
7 tahun yang lalu.
Dia masih begitu muda saat itu. Hanya seorang remaja yang baru saja dinyatakan lulus dari SMA. Di usianya yang baru saja memasuki 18 tahun, Jaemin telah beralih profesi dari seorang pelajar menjadi seorang ibu muda dari bayi berusia tiga bulan.
tbc
ini per-chapnya gak bakalan sampe 500 kata, atau mungkin lebih dikit. Biar kalian gak bosen terus akunya gak pusing ngedit >.<
KAMU SEDANG MEMBACA
Brother-in-law Zone !
أدب الهواة𝑐𝑜𝑚𝑝𝑙𝑒𝑡𝑒 / 7 tahun Jeno dan Jaemin habiskan tinggal di bawah satu atap yang sama. Membesarkan anak, dalam hubungan "adik dan kakak ipar" original art ( cover ) by bemyjayx on twitter. © softjaeboo, maret 2024. bxb | fluff | agegap | romance...