°•° Uh, Shit! °•°

646 55 6
                                    

Kapal Jensoo dulu yaaa


NEXT MAU CERITA APA?

Btw, mampir ke Tweetnya Kii yaa 👍
Unamenya Mandukimiee sama kayak WP. Disana ada AU!! Boleh banget kalo mau req AU disana 👍



.
.
.



Seminggu berlalu begitu cepat, dan hingga saat ini Jennie masih mempertahankan pekerjaannya.

"Jennie Unnie!"

Pemilik cafe datang menyapa Jennie saat dirinya membersihkan meja pelanggan. Jennie tentu membalas sapaan itu dengan ramah.

"Aku bantu ya?"

Jennie menolak dengan menahan tangan Ryujin yang hendak mengambil alih lap di tangannya.

"Tidak usah Jin-ah. Duduk saja. Ingin apa hm?"

"Mau Red Velvet dessert dan chocolate ice."

"Arraseo. Sebentar nde, aku membersihkan mejanya dulu." Ryujin mengangguk tanpa melunturkan senyumnya.

Tak sampai 3 menit pekerjaan Jennie telah selesai, gadis itu meningalkan Ryujin yang tidak berhenti menatapnya. Jujur saja Jennie cukup risih dengan tatapan itu, tapi ia belum dapat berbuat lebih.

"Unnie duduk dulu. Temani aku makan."

Baru saja ingin menolak, tapi Ryujin menarik tangannya untuk duduk. Wajahnya pun tampak memohon agar dirinya tetap disana.

Jennie memang duduk di depan Ryujin, tapi ia menolehkan wajah dan otaknya kini dipenuhi oleh gadis SMA yang merupakan teman sekolah Ryujin.

Apa kabar Jisoo-nya?

Flashback

Malam itu...

Bruk

Suara itu tentu membuatnya terkejut, takut jika terjadi apa-apa dengan Jisoo.

Jennie terburu untuk menoleh dan mencampakkan sepedanya begitu saja. Dengan wajah khawatir ia melangkah ke depan. Namun, langkah itu hanya beberapa saja. Apa yang ia lihat ternyata tidak sesuai apa yang ada di fikirannya.

"Jichu..?"

Gadis itu tidak bergeming sama sekali. Ia masih berdiri masih dengan wajah datarnya. Menatap Jennie yang mulai mengalihkan tatapannya pada sesuatu yang tergeletak diatas aspal.

Melalui tatapan itu Jennie seolah menyampaikan kalimatnya. Ia mendekat, tapi bukan kearah Jisoo. Jennie mendekat ke arah sesuatu yang tergeletak diatas aspal tersebut.

Srek..

"Jennie-ah.."

Jennie menoleh, panggilan yang ia rindukan itu kembali. Namun, tidak dengan rasa yang selama ini ia tahan ternyata mengecewakan dirinya.

"Aku mengerti Ji. Maaf aku membuatmu tidak nyaman atas kehadiranku. Maaf, jika aku belum bisa atau bahkan aku memang tidak bisa membuatmu bahagia."

"Aku pamit pulang. Kamu cepatlah masuk, diluar sangat dingin dan hari semakin malam."

"Lekas sembuh dan jangan sampai sakit lagi."

Sebelum Jennie benar-benar berbalik, ia kembali berujar dan menatap dalam mata Jisoo yang sedikit memerah, entah karena demamnya atau dirinya menahan air mata.

Cute and Hot GirlfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang