°•° Meet at Home °•°

684 99 12
                                    

Welcome 3rd My Story!!!

Enjoy!!!

Mandukimiee

.
.
.

Musim dingin akan segera berakhir di negaranya, namun tidak dengan beban hidup Jennie yang semakin memberat setiap detiknya. Beberapa kali ia menghela nafas panjang lalu menghembuskannya kasar. Selagi tidak ada seorang pun disekitarnya, Jennie dapat leluasa menampakkan wajah lesu dan rapuh dihadapan angin dan salju yang kian menusuk kulit putihnya.

Jennie sengaja izin untuk tidak bekerja dengan alasan sakit. Namun, bukan itu, ia benar-benar menghindari gadis bernama Hwang Jisoo dan Ryujin Park.

Kejadian punggungnya yang di tendang kuat oleh rentenir yang hampir saja memukul wajah sang Ibu masih terngiang di telinga dan otaknya. Bayangan itu seakan mengancam dirinya.

Entah datang darimana, gadis pemilik rambut blonde itu secara tiba-tiba memberikan sebuah amplop  coklat padanya. Jennie menolak. Mengapa? Karena jumlah didalamnya tidak sesuai dengan gaji yang seharusnya ia terima. Ia selalu mengingat ucapan Taeyeon, Jangan menerima sesuatu secara berlebihan. Berpikir positif itu memang sangat penting, tetapi hal negatif yang tak pernah terpikirkan pun kadang juga terjadi.

Jennie terus menolak namun gadis itu terus mengikutinya hingga sampai di rumah kecilnya. Tanpa sengaja, kedua gadis remaja itu mendengar teriakan keras seorang pria didalam rumahnya. Mimik wajah Jennie langsung berubah seketika, ia tak lagi memedulikan Ryujin yang terus menyodorkan amplop itu padanya.

Langkahnya tiba-tiba tertahan setelah mendengar ancaman keji itu pada sang Ibu, Lakukan atau kau dan putrimu hanya akan tinggal nama bersama kenangan pahitnya?

"Ku mohon Eonnie, terima uang ini dan berikan pada pria itu,"

Jennie menimbang ucapan Ryujin, menatap tangan Ryujin yang memegang amplop berisi uang. Lidahnya kelu untuk mengucapkan satu kata pun.

"Aaa~"

Jennie segera merebut amplop itu dari tangan Ryujin dan segera masuk kerumahnya. Berlari lalu ikut bersimpuh bersama sang Ibu yang telah menangis terisak.

Jennie menggelengkan kepalanya pelan, membuang ingatan jahat itu dalam pikirannya yang suci. Jika kalian pikir Jennie menangis, kalian salah. Gadis itu tidak menangis sama sekali, namun~ batinnya...?

Jika Jennie boleh jujur, ia merasa tertekan dengan keadaannya saat ini, namun apa daya? Ia harus kuat demi Taeyeon, Ibunda tercintanya. Jika dulu Taeyeon rela melakukan apapun agar dirinya selalu bahagia, kini giliran ia membalas budi apa yang telah Taeyeon lakukan padanya. Aku harus menjadi anak yang terbakti!

"Sshh.. dingin sekali,"

"Pantas saja," Jennie melirik jam di dinding yang sudah usang. Sudah tengah malam lebih ternyata. Ia segera menghampiri ranjangnya  merebahkan tubuh lelahnya dan juga punggung kecilnya yang di tendang oleh rentenir.

"Apa aku bisa tidak membencimu?"

.
.
.

"Bagaimana kita bisa menjenguknya?"

"Apa diantara kalian benar-benar tidak ada nomor Jennie?" Solar mendesah kecewa mendapat jawaban gelengan kepala dari 3 gadis yang lebih muda darinya.

"Anyeonghaseyo Eonniedeul!"

"Nona R–"

"Ryujin Eonnie. Aishh, Nona saja terus," Kesal Ryujin pada Seulgi yang selalu saja memanggilnya Nona.

Cute and Hot GirlfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang