°•° This Time for Our °•°

339 40 9
                                    


Kangen Jensoo gaa???

Pokoknya dibaca abis tarawih ya buat melaksanakan

Semangat puasa klean, dan buat yg enggak menjalankan semangat join war takjil hahah

,
.
.






"YAH KIM JISOO!"

PLAK!

"STOP JENNIE! PERGI DARI SINI!"

"Seumur hidup, orang tuaku tidak pernah membentak diriku! Siapa dirimu berani melakukan itu padaku?! Huh?!"

"Ji—"

"Kamu pantas dengan tamparan itu Jennie Kim."

"PERGI SIALAN! Dan dengarkan kalimatku.."

Jennie menelan ludahnya cukup berat. Ia benci situasi ini, ia benci cara keduanya saling menatap penuh kebencian dan amarah. Bukan, Jennie tidak membenci Jisoo, ia hanya membenci tindakannya yang hilang kendali kepada kekasihnya.

Jujur, jantungnya saat ini berdetak tidak karuan. Ia takut dengan isi otaknya sendiri. Dia ingin berpikiran positif, tapi.. It's impossible, now!

"Kau tau Kim Jennie..?"

See? Jisoo bahkan memanggil nama marganya, ia juga menjeda kalimatnya. Apakah itu pertanda baik?

"Aku cukup sabar menunggu dirimu agar lepas dari pekerjaan bodoh itu. Kau tau, gadis sialan itu berusaha merebut dirimu dariku! Dan aku semakin membenci saat dirimu menolak tawaran kerja dariku. Apa karena dia menjadi yang kedua?!"

"Kau bahkan bercumbu mesra dengannya di cafe saat aku berusaha untuk menerima semua keadaanmu yang menolak ganti pekerjaan."

"Apa artinya diriku dimata Kim Jennie?"

Sampai kalimat ini, Jennie masih diam untuk mendengarkan seluruh isi hati Jisoo selama ini. Ia berusaha tegar dan mengubur dalam air matanya.

"Yah, Kim Jennie. Apa kau tidak mengerti itu semua? Apa dirimu memanfaatkan diriku untuk kepentingan dirimu sendiri? Huh! Sialan, mengapa aku harus mencintai dirimu?"

"Aku pikir mencintaimu adalah luka baru untuk diriku."

Tubuh Jennie menegang ditempat. Otak dan hatinya kini berjalan sinkron menjawab segala kegelisahan yang sejak tadi berperang tidak searah. Otaknya benar, kekhawatiran Jennie nyatanya terbukti saat ini.

Lalu sekarang apa?

Apa ini waktu untuk mereka? Untuk terakhir kalinya?

Jennie menahan seluruh air mata juga rasa kecewa yang mendalam pada Jisoo.

Jisoo memang tidak mengatakan mereka berakhir, tapi seluruh rangkaian kalimatnya sudah menunjukkan sebuah kejelasan yang pasti bukan?

We're done, right?

.
.
.

"Eomma, Jennie pulang!" Teriak Jennie agar sang ibu menyambut dirinya.

Kedua tangannya terlentang lebar untuk meraih tubuh Taeyeon yang berdiri di dekat televisi dengan senyum manis khasnya. Ibu cantiknya ini bukannya semakin menua dan keriput tetapi malah semakin muda dan semakin cantik.

"Aigo, anak gadis Eomma baru kembali. Lelah, hm?"

"Aniya. Geundae... Mau susu coklat."

Cute and Hot GirlfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang