EPILOG

105 5 4
                                    

🌚 HAPPY READING 🌚

keesokan harinya, mata hari belum muncul. Laura berniat pulang ke rumah untuk mandi dan packing pakaian. karena beberapa hari ia akan menginap di rumah sakit menemani afzal.

tak membutuhkan waktu lama, ia sampai di depan rumah.

ia langsung masuk dan berjalan menuju kamar si kembar. ia membuka pintu pelan-pelan dan melihat wajah tidur anaknya.

ia mengelus lembut rambut arva yang membuat anaknya terbangun.

arva yang langsung melihat Mamanya itu menghampiri arka dan memeluknya.

Laura menghela nafasnya kasar, pasti arva sangat ketakutan karena kejadian kemarin.

arka pun terbangun karena arva memeluknya secara tiba-tiba.

Laura menyalakan lampu kamar dan menghampiri arka dan arva.

"arva kangen mama?" arva hanya diam, lalu Laura duduk di tepi ranjang arka.

"maafin mama ya sayang, udah buat kamu takut. tapi mama ga sengaja udah bentak kamu" ucap Laura.

"mama minta maaf ya arva" arva hanya diam tak menjawab.

arka memegang bahu adeknya yang membuat arva menoleh "kalau ada orang minta maaf kita harus apa?"

"maafin" jawab arva.

"jadi adek harus maafin bunda"

lalu arva menatap Laura yang juga menatap ke arahnya. tanpa aba-aba, arva langsung menubruk tubuh Laura

"mama jangan bentak arva lagi ya, arva takut" ucap arva yang menggelamkan wajahnya di leher Laura.

"mama ga akan bentak arva lagi kok" ucap Laura.

"janji?" ucap arva

"janji"

"kemarin katanya arva mau ke taman bareng mama, jadi ayok ke taman sekarang" ucap Laura.

dan seketika mata arva berbinar "BENERAN MA???" Laura mengangguk.

lalu arva mengurai pelukannya dan mencium pipi Laura "MAKASIH MAMA"

"sekarang kalian siap-siap oke" si kembar pun mengangguk, lalu laura keluar dari kamar dan memasukkan bajunya ke dalam koper.

******

arva dan arka berlarian sana kemari, sesekali arva memainkan balon sabun dan ia arahkan kepada Laura

arva tertawa saat Laura mengibaskan tangannya supaya balon tersebut tak mendekat ke arahnya "muka mama banyak balon"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


arva tertawa saat Laura mengibaskan tangannya supaya balon tersebut tak mendekat ke arahnya "muka mama banyak balon"

"mama, kakak! kejar aku kalau bisa" Laura dan arka saling tatapan, lalu mereka mengejar arva yang lagi duluan.

"kalian ga bisa nangkap aku" ucap arva.

tak membutuhkan waktu lama, Laura berhasil menangkap tubuh mungil arva dari belakang

mereka bertiga pun tertawa bahagia, karena lelah Laura duduk di kursi yang tersedia di taman.

arva dan arka melanjutkan permainan bola sabun. arva mengeluarkan balon-balon tersebut dengan memutar badannya.

Laura mengambil ponselnya lalu memotret momen ini, ia tak ingin melewatkan perkembangan si kembar.

tak lama, nama rania tertera di ponselnya. lalu ia mengangkat teleponnya.

"halo bun"

"........" ponsel yang berada di tangannya terlepas begitu saja.

arka dan arva yang melihat itu, menghampiri Laura "mama kenapa?" tanya arka.

Laura diam tak menjawab, lalu ia melihat kedua anaknya.

"kita harus pergi sekarang" Laura menarik kedua tangan anaknya, lalu memberhentikan taksi yang memang lewat.

"ke rumah sakit Nusantara pak"

"baik neng" tanpa ada izin, mata Laura terjatuh.

arka dan arva yang tak tahu apa-apa itu memilih untuk diam

******

"KAKAK GAK BOLEH PERGI!!" Laura menangis histeris dengan menggoyangkan tubuh afzal ke kanan dan kiri.

"KAKAK UDAH JANJI SAMA AKU, KITA HARUS BERSAMA! MANA JANJI ITU KAK!" Laura meletakkan kepalanya di dada bidang afzal yang sudah tak berdetak.

arka yang bingung itu menanyakan kepada Rania "mama kenapa nek? papa juga kok ga bangun? padahal mama udah berusaha bangunin papa" ucap arka, Rania meratakan tingginya dengan cucunya. ia melihat kedua wajah cucunya dengan mata sembabnya.

Rania mengelus lembut rambut arka arva "kalian harus ikhlas ya, papa udah ga ada di dunia" mereka berdua mengernyit tak tahu

"maksudnya?" tanya arka

"papa udah meninggal"

"meninggal?" tanya ulang arva, Rani mengangguk dan seketika itu tangis arva pecah.

sedangkan Arka hanya diam, ia begitu syok dengan kejadian ini "nenek pasti bohong, papa ga mungkin pergi secepat ini nek!" Rania hanya diam, lalu arka menghampiri afzal yang telah tertidur itu.

ia naik ke ranjang dan menggoncang tubuh papanya "papa jangan bercanda! ini ga lucu. papa udah janji sama aku dan adek, kalau papa selalu ada di samping kita. tapi mana pa? ayo bangun pa! buktikan ke kita bahwa papa selalu ada di samping mama, arka sama arva" ucap arka yang menahan tangisnya.

"DENGER KAK! MEREKA MASIH BUTUH KAKAK! KAKAK JANGAN PERGI, KAKAK HARUS TEPATIN SEMUA JANJI ITU" ucap Laura yang terus menggoncang tubuh afzal.

Haura yang melihat itu, segera menjauhkan Laura. ia memegang bahu Laura dan mengelusnya "kamu harus ikhlas, kamu ga boleh kayak gini! kamu harus kuat di depan anak kamu!" ucap Haura dengan penegasan.

Laura menggeleng "aku ga bisa ma, kak afzal udah pergi. gimana caranya aku kuat, kalau dunia ku ada di dia" Haura langsung menarik tubuh Laura ke dalam pelukannya supaya sang anak lebih tenang.

"aku mau ikut kak afzal ma....." ucap Laura di tengah Isaknya, Haura terus mendengarkan apa yang anaknya itu katakan.

"aku mau ada di samping kak afzal, kak afzal yang selama ini buat aku semangat jalani kehidupan yang pahit, dia yang menjadi alasan aku supaya dapat Bertahan di dunia yang kejam ini"

"kak afzal separuh jiwaku ma" ucap Laura yang mengeluarkan semua isi hatinya.

lalu Laura menjauhkan tubuhnya dari Haura dan menghampiri afzal.

ia tersenyum pada afzal "kalau di bilang ikhlas, jelas aku ga bisa. tapi ini semua takdir, aku ga bisa merubah takdir ini. tapi aku akan belajar ikhlas untuk merelakan kamu pergi kak" Laura menggenggam tangan afzal yang sangat dingin itu.

"selamat jalan dunia dan rumah ku" Laura mencium kening afzal sangat lama, lagi dan lagi air mata itu lolos keluar tanpa izin

-
-
-
-
-
-
END

HEHEHEHEHEHHEHE, PENDEK BANGET KAN CERITANYA???

MAAV KAN YH, KRN AK GA TAU LANJUTINNYA GIMANA. DITAMBAH LAGI AKU OUNYA CERITA YANG BELUM AKU SELESAIIN

JANGAN LUPA VOTE, KOMEN AND SHARE KE TEMAN-TEMAN KALIAN YAWWWW.

AUTHOR MW PERGI DARI CERITA INI. BAY BAYYYY👋👋👋👋👋👋👋

TAKDIR (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang