Serah

33.8K 108 3
                                    

"Tiada apa yang Nurin perlu malukan, setidaknya itu pendapat ikhlas I setelah apa yang sudah I lihat tadi" katanya tenang

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Tiada apa yang Nurin perlu malukan, setidaknya itu pendapat ikhlas I setelah apa yang sudah I lihat tadi" katanya tenang. Nurin menatapnya penuh dengan tanda tanya. "I jadi benar-benar terangsang melihat u seperti itu, sebuah perasaan yang belum pernah I alami sebelumnya." Farhan menjelaskan dengan nada yang lebih lembut cuba memancing.

Kata-kata Farhan itu, adalah kenyataan bahawa betapa dia sangat menginginkannya, membuat Nurin semakin basah. Farhan menyedari betapa Isteri sahabatnya ini 'tertarik' akan perkataannya tersebut dan Farhan memutuskan untuk lebih menekan, lebih terfokus dan lebih agresif dalam pendekatan.

"Lihatlah apa yang Nurin dah lakukan pada I !" Farhan makin berani...nafsunya makin membakar...jantungnya berdebar kencang...nafasnya makin memburu...

Serentak itu, tangan Farhan bergerak mengelus bonjolan pada bahagian depan seluarnya. Pada Farhan semua ini masih dalam batas yang boleh dikatakan 'wajar', belum ada batas yang dilanggar. Saat Farhan melihat 'noda' kesan cairan cipap basah Nurin di atas permukaan sofa itu dan mata Nurin yang tak berpaling dari melihat bonjolan senjatanya, Farhan dengan yakin memutuskan akan melanggar batas tersebut.

Nurin hanya melihat dengan diam namun penuh tajam saat sahabat suaminya ini membuka kancing dan menurunkan zip seluarnya. Nurin tak boleh mengingkari bahawa dia menjadi lebih terangsang, dan dia tak menemukan kata yang tepat untuk mencegah lelaki ini. Dan saat dia menyaksikan lelaki di depannya ini ...tanpa sedar Nurin memasukkan tangannya ke dalam seluar dalamnya sendiri, cipapnya terasa semakin basah.

Farhan mengeluarkan pelir kedua dalam hidup Nurin yang dilihatnya secara nyata, disamping pelir para bintang film lucah yang pernah dilihatnya bersama suaminya dulu. Nafas Nurin tersekat, matanya terkunci memandangi pelir dihadapannya. Dia belum melihat keseluruhannya, dan ini benar-benar sangat berbeza dengan milik suaminya. Tapi ternyata 'perbezaan' itulah yang semakin membakar nafsunya menjadi semakin lapar yang perlu di puaskan.

"Nurin suka tak?" tanyanya pelan. Tanpa paksaan, Nurin mengangguk mengiyakan, lantas memberanikan diri memandang penuh nafsu pada mata Farhan sebelum melihat kembali pada pelirnya yang keras. "Tolong pegang u!", pinta Farhan dengan nada getar menahan gelojak berahi yang makin menggulung di dadanya.

Ragu-ragu, dengan hati berdebar kencang, Nurin pelan-pelan menyentuh dengan tangannya yang kecil dan melingkari pelir lelaki di depannya ini dengan jarinya. Pelir pertama yang dia pegang dengan tangannya, selain milik suaminya, dalam enam tahun kebelakangan. Perasaan dan emosi yang bergolak di dadanya terasa amat menegangkan, dan dia inginkan lebih lagi. Farhan melihat pelirnya dalam genggaman tangan Isteri sahabatnya yang kecil, dan dia hanya melihat saat Nurin pelan-pelan mulai mengocokkan tangannya.

Terasa sangat pada Nurin pelir itu mula mengembang dan keras dalam genggaman tangannya, dan Nurin tak dapat hentikan tangannya membelai kulitnya yang lembut dan berurat besar itu. Farhan bergerak mendekati dan membuatkan batang pelirnya menjadi hanya beberapa inci saja dari wajah Nurin yang putih bersih.

Farhan menyentuh tubuh Nurin, tangannya pada mula hinggap di bahu Nurin kemudian turun meramas paha Nurin yang masih terbungkus seluar jeans. Tanpa sedar seakan tindakan refleksi Nurin membuka kakinya sendiri melebar untuk Farhan, dan tangan Farhan bergerak semakin dalam ke celah paha Nurin. Terasa desiran air mazi yang kuat merembes keluar dari cipapnya saat tangan Farhan mulai mengelusi dari luar seluar jeansnya, Nurin menggelinjang dan meramas pelirnya semakin kencang dan ketat.

Dengan tangannya yang masih bebas, dipegangnya belakang kepala Nurin dan mendorongnya semakin mendekat. Nurin tak berusaha memberontak. Matanya masih terpaku pada pelir Farhan, dan tanpa disuruh-suruh, dia menunduk ke depan dan dengan lembut mencium hujung kepalanya yang seperti cendawan. Lidahnya terjulur keluar melorong kenikmatan yang padu dan Nurin kemudian mulai menjilat dan mengulum dari pangkal hingga hujung pelir Farhan...batang kedua yang dihisapnya selepas batang suami.

Kawan Baik SuamiWhere stories live. Discover now