Pada paginya, ketika suaminya Hakim pergi ke bilik air, Farhan beransur mendekati Nurin yang ketika itu sedang berkemas di dapur atau mungkin berpura-pura berkemas. Nurin memandang sekilas pada Farhan yang tersenyum ghairah, di waku pagi adalah saat pelirnya kerasnya mendongak...sukar untuk diturunkan melainkan dengan isi cipap yang digesek-gesek. Kedengaran air shower bilik mandi Hakim telah berkumandang di seluruh dapur, kesempatan yang ada perlu dimanafaatkan semaksimum mungkin. Farhan berfikir liar...Nurin juga berfikir sama...ingin mengulangi...ingin dibelai...ingin merasa zakar lelaki di cipapnya yang sudah kebasahan dengan imaginasi liar terhadap Farhan...
Farhan dengan berdebar memulakan hasutan...matanya tidak berkelip bahkan membesar menyinar memandang Nurin...geram...sensual..."U enjoy tak semalam...hermmm?" tanyanya berbisik seraya pergi melintas di belakang Nurin yang ketika itu berdiri rapat di meja makan...tangan Farhan mula mendarat di bahu Nurin dari belakang...Farhan tidak tahu apakah jawapan Nurin...namun dia berharap Nurin akan pasrah dan bersedia untuk berjuang kembali...tanpa berfikri panjang....nafsu sudah menguasai...keinginan sudah menerawang menerjah benak fikiran...kewarasan menjadi tumpul...dengan pantas jawapan "Ya." keluar laju dari mulut Nurin sambil tersenyum manis menunduk. Sifatnya yang malu-malu membuat berahi Farhan semakin terbakar. "Nurin nak sekarang ke?" Farhan bertanya memastikan, mana tahu Nurin ubah fikiran...peluang yang ada perlu direbut...air shower bilik air Hakim semakin deras menderu seakan memberi kesempatan terbuka... Pelirnya sudah makin mengeras sekarang... "morning wood" pelirnya akan terubat jua akhirnya...Nurin terkejut dengan pertanyaan Farhan yang sangat berani itu namun sanubarinya ketawa girang...muka Nurin memerah, malu-malu, lalu mengangguk perlahan dan lemah seakan sudah mengetahui apa yang bakal berlaku.
Farhan tersenyum...green light sudah diberi...permainan bakal bermula...dengan sedikit kesabaran Farhan mula menggoda dengan merapatkan pelir kerasnya yang masih dalam seluar ke punggung padat Nurin. Hal ini membuat Nurin meriding meremang bulu roma..."oooohhh kerasnya batang u..." Nurin mendesah perlahan...semakin menginginkan pelir itu kerana kesempatan mendapatkan pelir gagah itu bukannya selalu ada...Nurin melendik punggungnya merapat ke atas untuk merasa kekerasan pelir Farhan.
Farhan dengan sedikit kasar memalingkan tubuh Nurin yg tadinya membelakanginya, kembali menghadapnya dengan menunduk malu...Farhan merapatkan tubuhnya sehingga dia merasakan tetek Nurin menikam dadanya...tanpa membuang masa Farhan membuka seluar traknya dan memasukkan tangan kedalam seluar dalamnya. Dengan sedikit getaran berahi di nafasnya Farhan mengeluarkan pelirnya, yang sudah ereksi penuh, memerah warna kepala pelirnya...melenting keras keluar dari sarangnya...mencari cipap di pagi hari...
Seiring dengan deruan shower di bilik air Hakim...Nafas Nurin tersekat di tenggorokan, denyutan di vaginanya memberikan sebuah sensasi. Batang pelir itu berada dalam tubuhnya semalam. Dia menginginkannya lagi sekarang...sudah ketagihan teruk...keinginan yang tidak dilunaskan perlu dibayar dengan kekerasan pelir itu...Nurin nekad untuk melampiaskan nafsu paginya yang membuak-buak...lantas Nurin turun mencangkung di depan pelir keras Farhan...pandangan matanya tertumpu kepada kepala pelir Farhan yang berkilat-kilat kena mentari pagi....fikirannya sudah tumpul dengan nafsu...Nurin telah lupa pada anak apatah lagi suami yang sedang mandi....hasratnya untuk segera menelan pelir perkasa itu...tangan lembutnya lantas mengenggam lembut pelir itu dan mengusapnya pelan...Farhan mendesah halus...menunggu saat bibir Nurin mengemam pelirnya...Nurin membuka mulut merahnya untuk mengulum...mukanya makin mendekat...bau pelir yang segar dan seksi mula menusuk hidung...tetiba..."Serrrrrrrrrrrrrhhh"...