Seketika Nurin terpana dengan pelir Farhan yang sentiasa keras tanpa sebarang usaha darinya...amat berbeza dengan pelir suaminya yang memakan masa untuk bangkit dengan pelbagai jenis hisapan...Farhan seakan tergamam dengan tindakan luar jangka Nurin.... tangannya hanya mendepang kiri dan kanan sofa...cipap Nurin pula langsung membasah laju hanya dengan memandangnya saja....tanpa membuang masa dan sebarang dialog... tangannya yang kecil mengocok pelir keras itu, selepas itu lidahnya menjilati dari pangkal batang pelir Farhan hingga ke hujung kepala.
Sekali lagi, untuk kesekian kalinya Nurin dengan gelojoh memasukkan pelir keras itu ke dalam mulutnya. Menghisapnya dengan rakus hingga mengeluarkan bunyi, tanpa menghiraukan risiko dilihat suaminya. Farhan secara spontan membantu nafsu Nurin yang tekun mengulum batang pelirnya turun naik...untuk memasang telinga mendengarkan dengan penuh perhatian gerakan kaki dari lantai atas, memastikan Hakim tidak turun ke bawah dalam waktu yang genting ini...waktu yang nikmat ini...waktu yang sundal ini...
Farhan menatap ke bawah kembali melihat penuh geram bibir isteri orang itu membungkus batang pelirnya dengan erat, kepala pelirnya tampak bekilatan basah terkena lampu ruangan tamu ini ini saat batang itu keluar masuk dari mulut isteri sahabatnya itu, manakala mata Nurin terpejam menikmati semua hisapan dan sedutan ke pelir perkasa. Nurin ternyata begitu berpengalaman memberikan blow job terbaik ...Farhan sangat ingin menyetubuhi isteri orang ini meskipun hanya sesaat.
Ghairah Farhan sudah berapi-api, sudah tak terbendung lagi, lantas dia memegang pipi Nurin secepat kilat batang pelirnya keluar dari mulut Nurin.... Nurin seakan tidak puas hati... apabila geram dan ghairahnya menghisap terggangu dengan tarikan pinggul Farhan mengeluarkan pelir gagahnya...Farhan berdiri, pelirnya mengacung tegang berkilat-kilat basah dengan liur Nurin... dan Nurin seperti kebingungan lantaran nafsu terbantut lagi turut bangun berdiri bersamaan, Nurin memandang Farhan tajam dan penuh nafsu seakan-akan memberitahu... "aku belum puas...aku nak lagi...aku nakkkkkk"....Farhan merenung kembali dengan api ghairah yang sama.
Farhan mencium Nurin lembut, melumat bibirnya. Dia menciumnya lagi, dan lidah mereka saling melilit meringas membasah dan mendesah...menggumam ganas... Lalu secara tetiba ciuman nafsu itu berakhir. Farhan secara tanpa sedar memutar tubuh Nurin membelakanginya. Nurin merasakan tangan Farhan berada pada vaginanya di bawah baju kelawarnya..., Farhan secara ganas berusaha melepaskan seluar dalamnya di bawah itu...
"Jangan...jangan...." desahan lembut lirih keluar dari mulut Nurin serentak dengan memegang tangan Fahan dibelakangnya...
Nurin seakan marah dengan dirinya sendiri yang tak tahu mengapa kata larangan itu keluar dari mulutnya saat dia sendiri ingin dengan benafsunya mengucapkan kata "Ya". Tetiba seluar dalamnya jatuh hingga ke paras lututnya, memperlihatkan cipapnya yang telah telanjang akibat baju kelawarnya telah disingkap ke atas dan Farhan memegang hujung baju itu agar tidak jatuh ke bawah... pantat Nurin terpampang bebas di hadapannya.
Farhan masih berfikir lagi seraya masih dapat mendengar suara gerakan kaki ke mari sana dan sini di lantai atas jadi dia tahu dia berpeluang untuk beberapa saat sahaja, dia hanya perlu memasukkan pelirnya ke dalam vaginanya, walaupun untuk se detik saja! dan dia nekad...dan dia yakin..Nurin pun mahukannya...
Nafas keduanya semakin memburu, dan Nurin sedikit menundukkan tubuhnya ke depan membawa kedua-dua tangannya ke meja TV yang setinggi 4 kaki itu... tangannya bertumpu pada meja itu secara automatik membuka lebar kankangnya untuk dijolok pelir gagah itu...Nurin semakin mabuk dengan nafsunya sendiri...seumpama perempuan sundal dia menadah cipapnya untuk ditujah lelaki selain suaminya...Farhan jauh lebih tinggi darinya, pelirnya berada jauh di atas bongkahan dan belahan cipapnya.... Farhan terpaksa sedikit merendahkan lututnya agar posisi pelirnya tepat ke sasaran. Farhan semakin membelokkan lututnya, sangat tidak selesa dan meletihkan, dia sedar dia terlalu tinggi untuk Nurin. Sekalipun mengalami kesulitan dalam posisi ini, tapi hasratnya untuk bersetubuh semakin mendesak agar terpenuhi segera.
Sambil mengawasi tangga Farhan menggerakkan pinggulnya ke depan, hujung kepala pelirnya menyentuh bibir vagina Nurin. Nurin sudah teramat basah! Dan itu semakin mengibarkan api ghairah Farhan. Saat bibir cipap Nurin sedikit mencengkeram hujung kepala pelirnya, Farhan tahu jalan masuknya sudah tepat. Dia langsung mendorong laju ke depan. Nurin pula serentak itu menghisap pelirnya masuk ke dalam lagi sehinggakan separuh dari pelirnya masuk ke dalam dengan cepat dan laju....
Serentak itu mulut Nurin terngaga luas...posisi doggy ini merupakan kegemarannya sejak dulu...namun pelir suaminya tak mampu memasukinya sedalam ini...kini seakan ruang itu telah diteroka Farhan...Nurin mendesah, merasa pelir Farhan memasukinya dalam dan semakin dalam secara perlahan-lahan.... Farhan mencengkeram pantat Nurin apabila merasa terdapat ruang cipap yang belum diteroka sebelum ini mula membuka...dan memaksa memasukkan pelirnya semakin ke dalam. Batang pelirnya sudah seluruhnya terkubur ke dalam cengkeraman hangat Nurin.... Farhan mulai menyetubuhinya dari belakang, menarik pelirnya separuh sebelum mendorongnya masuk kembali, lagi dan lagi. Seperti berada di syurga bagi mereka berdua. Pelir Farhan berada di dalam vaginanya hanya beberapa detik, tapi bagi keduanya itu itu sudah dapat meredakan gelora api ghairah yang membakar.
Tiba-tiba Farhanmendengar gerakan dari lantai atas turun ke tangga.... Nurin tak menghiraukannya,dia sudah asyik tenggelam jauh dalam perasaannya dan nafsunya sendiri...Nurinmakin ligat menghayun punggungnya menghisap dan menelan batang pelir Farhankeluar masuk memberikan nikmat yang tersendiri yang sudah lama tidak dirasa... Sekiranyadibiarkan...mereka dalam bahaya...Farhan terpaksa mengambil inisiatif sendiri mengeluarkanpelirnya dari cipap Nurin. Tetiba tanpa sedar...Nurin menjerit halus.... "No...jangan cabut...nak lagi...nakkkkk...."Farhan dengan segera memangkup mulut Nurin dengan tapak tangannya lantas Nurintersedar bahaya yang mengancam mereka berdua, segera saja dia menjatuhkankembali baju kelawarnya dan memakai seluar dalamnya. Saat Hakim datang kepada mereka, Farhan kembali di sofa menarik nafas lega danNurin mengemas di dapur dalam kelelahan akibat nafsu yang tergantung sekali lagi....