Pintu bilik air bifold kedengaran terbuka...Farhan terkejut seraya segera memasukkan pelirnya kembali ke dalam seluarnya... Nurin kembali bangun dari posisi mencangkung secara tiba-tiba... "ahhhh... kacau betullah"...rengus Nurin sedikit mencuka masam kecewa...Hakim masuk ke dalam ruangan dapur...Sekilas dia melihat Farhan berdiri tak jauh dari bininya... "eehhhhh kau nak breakfeast kat kedai mamak tak?...tegur Hakim pada sahabatnya yang baru saja memperlihatkan pelirnya yang ereksi pada bininya. Belum sempat Farhan menjawab....tetiba Hakim memegang perutnya... "Ishhh...memulas la pulak...ko tunggu aku ekk...kita pekena roti canai lepas ni..." laung Hakim serentak berkejar berpusing laju ke bilik air semula... Nurin hanya memerhati kaku saat suaminya berlari laju ke bilik air, cipapnya kembali berdenyut menyambung hasrat yang tergendala untuk membaham pelir Farhan...
Begitu Hakim menghilang dari pandangan keduanya,Farhan langsung menuju kembali ke arah Nurin. Mata Nurin berbinar dan membulatbesar bernafsu terfokus pada tonjolan zakar di seluar Farhan saat mereka mendengar pintu bilik air ditutup kembali. Farhan lantas menurunkan seluar treknya lalu mengeluarkan batang pelirnya. Dengan sedikit gopoh kerana memikrkan Hakim mungkinakan keluar lagi... Farhan mengocok pelirnya keras seakan memaksa untuk sampai ereksi penuh, secara spontan Nurin kembali melutut menanti penuh geram pelir itu...akhirnya pelir itu sangat dekat di wajah Nurin. Farhan berdiri terkankang depan Nurin. Farhan memegang batang pelirnya seraya membawanya menyentuh kulit pipi Nurin yang merah dan halus, kemudian elusan lembut membias turun dan hinggap kemas ke mulut Nurin. Saat Farhan merasa bibir lembut Nurin menyentuh hujung kepala pelirnya, dia merasa mulut Nurin mula membuka perlahan.
Dengan penuh lahap dan gelojoh segera saja kepala pelir itu lenyap ke dalam mulut Nurin, dan Farhan dengan jelas melihat bibir Nurin bergerak membungkus seluruh batang pelirnya. Tangannya membelai rambut panjang Nurin dengan lembut, menahan kepala Nurin saat seluruh bahagian batang pelirnya perlahan-lahan lenyap dalam mulut Nurin. Kepala Nurin segera bertindak balas bergerak maju mundur pada batang pelir itu, suara basah "Slurrpppppp....slurrpppppp" mula kedengaran memecah suasana dapur dari hisapan mulutnya segera menerawang....Nurin mula hilang kawalan kendiri...keperkasaan pelir Farhan memukau emosi keibuannya... anak kecilnya yang masih tidur tidak lagi dihiraukan...suaminya yang masih dibilik air dianggap pengacau...sebolehnya biarlah suaminya selama-lamanya di dalam bilik air...jangan diganggu-gugat nikmat ini...jangan dipotong kelucahan yang sedang berlaku ini...saat ini begitu sedap untuk dikenang dan diperpanjangkan selagi boleh...Kegopohan Nurin mengulum dan memaju mundur kepalanya menghisap penuh asyik pelir gagah itu...seakan memukau Farhan yang hanya mampu mendesah serta mendesih halus...sekali sekala Nurin mengumam tidak berbutir jelas suaranya...kegagalan suaminya untuk ereksi serta melakukan penetrasi akan dibalas lagi dengan kegagahan pelir Farhan...pil kencing manis dan darah tinggi yang dimakan suami menyebabkan batin Nurin menderita lama...sudah bertahun Nurin tidak menghisap pelir keras...sudah bertahun tidak merasa batang pelir meluncur masuk ke cipap gersangnya...peluang yang ada tidak akan dipersiakan...tetiba....