05.

4.5K 415 28
                                    

Kaiser dan roy sang pelayan setianya kini tengah berjalan menyusuri sebuah gedung besar terbengkalai. Di sana banyak para hama yg tengah berjaga diberbagai sudut ruangan, mengecilkan kemungkinan untuk keduanya dapat menerobos masuk.

"Tuan, Sebaiknya kita menunggu yang lain untuk menjadi pengalihan mereka" roy setengah berbisik kepada kaiser yg tengah fokus mengitari sekitar dengan ekor matanya.

Ia mengangguk pelan. Lekas roy mengambil ponsel dan mencek dimana sudah para anak buahnya yg lain.

"Mereka akan sampai sekitar 30 menit lagi, tuan."

Kaiser menyipitkan matanya kala mendengar berapa waktu yg akan terbuang. Perasaannya seolah terus menghasutnya untuk dapat secepatnya menyelamatkan adik tercintanya.

"Terlalu membuang waktu"

Roy membulat kaget ketika mendapati tuannya telah berjalan mengendap endap ke arah markas musuh. Dia dengan cekatan ikut menyusul kaiser, takut hal² yg tak diinginkan akan terjadi pada tuannya.

"Tuan! Bersabarlah, kita tidak akan bisa menerobos pertahanan sebanyak ini hanya dengan berdua" roy berbisik pelan, berharap kaiser mau mendengarkannya. Namun percuma anak itu malah tetap berjalan dengan mengendap endap dari balik tembok.

Ditengah aksi mereka berdua, kaiser dan roy harus terhenti ketika jalan mereka terblokir oleh beberapa orang yg berjaga. Walau kehadiran mereka tidak disadari, namun mengingat ini markas musuh dapat memungkinkan sekali jika cepat atau lambat mereka akan tertangkap basah.

Kaiser putra pertama sang noel noa berusaha berpikir cepat, melirik sekitar hingga berhenti kepada sang pelayan setianya. Roy bereaksi ketika dipandang dalam oleh tuannya.

"Tuan?" Bisiknya

"Roy aku ada perintah."

Roy diam masih ingin mendengarkan.

"Alihkan perhatian mereka..Semuanya. biarkan jalan berpihak padaku."

Walau perintah tersebut seolah terdengar dirinya yg dijadikan tumbal akan kenekatakan tuannya, bukannya ragu roy malah tersenyum dan mengangguk patuh. Perintah kaiser sudah semestinya mutlak.

Roy langsung menjalankan perintah dari kaiser, dengan cekatan berlari kesudut lain agar tidak memancing para ham tersebut mendekat ke arah persembunyian tuannya ,dirasa cukup pas roy dengan berani mulai membuat keributan dan seketika mengalihkan semua pandangan orang yg ada disana mengarah padanya. Mendapati kehadiran musuh, semua langsung angkat senjata begitu pula dengan roy yg sudah siap dengan pistol kedap suara miliknya.

Pria itu berlari lincah kesana kemari menghindari setiap peluru yg menyesat kearahnya. Dengan begitu ahli mulai menumbangkan satu persatu hama yg bersenjata, hingga menyisakan para tikus yg menggunakan tongkat dan sebilah pisau. Mereka dengan serentak mulai berlari bersamaan me arah roy. Roy sudah siap dengan ancang² perlawanan. Namun sialnya pistolnya kehabisan peluru. Tidak siap, para tikus hama sudah mulai dekat padanya dan mulai menyerangnya.

...

Semua kejadian yg berlangsung itu terekam jelas pada mata kaiser. Dia memandang datar ke arah segerombolan orang yg mengeroyoki roy. Namun jauh didalam hatinya ia puas karna mendapati begitu dalam kesetiaan dri roy.

Tanpa banyak membuang waktu, Tubuh kaiser mulai berjalan menjauh dari lokasi roy berada. Dia akan masuk lebih dalam ke markas tersebut, berharap adiknya memang ada disini sesuai informasi yg didapatkan sebelumnya dari hacker andalan keluarganya.

Saat ingin masuk ke dalam, ia melirik pistol dan sebuah pisau kecil yg tergeletak dilantai tak jauh darinya. Kaiser diam sejenak. Tiba tiba ingatan masa lalunya tentang nasihat dari sang ayah muncul di otaknya.

My beloved brother | KaisagiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang