20.

1.6K 149 34
                                    

Hembusan angin menyapa kulit pucat seorang bayi yg baru lahir.matanya masih enggan untuk melihat dunia, sudah memasuki hari ke 3 dia terbaring lemah dengan detak jantung yg masih sanggup berdetak.

"Ini sungguh kondisi yg baru saya temui, sebelumnya seorang bayi paling lambat dalam beberapa jam akan langsung tewas jika mengalami keadaan pucat serta demam berlebih..."

"..tapi melihat keadaan anak anda, mungkin saja dia memiliki kelebihan yg dianugerahi sang pencipta."

"Omong kosong! aku benar benar tidak membutuhkan bayi yg sudah merepotkan dalam dua hari! kapan dia mati?!"

"Bu tenanglah, aku yakin dia akan menjadi bayi yang sehat."

"DIAM HURO! , Kau dan bayi itu sama aja! Terlahir dengan keadaan lemah. anak seperti kalian tidak akan pernah bisa menjamin masa depan yg baik untuk nama keluarga!"

"IBU!"

"KAU BAHKAN SUDAH BERANI MEMBENTAKKU?"

"...."

"Tenanglah nyonya, saat ini tidak ada kepastian. Jadi saya rasa anda bisa menenangkan diri."

"...ugh, brengsek! Bawa saja anak haram itu ke wanita pelakor itu!"

"BU! Dia keluarga kita! Bagaimana bisa ibu menyerahkannya begitu saja?!"

Pandangan sang wanita begitu memandang jijik anak darah dagingnya.

"Mengurus sampah sepertimu saja sudah sangat merepotkan, dan kau pikir aku mau merawat anak berpenyakit sepertinya?! JANGAN MIMPI."

"...."

...

Tangan kecil menggendong halus sebuah bayi yg berbalit selimut lembut bertemakan navy blue. Surai itu  turunan dari ayahnya.tepat pada tengah malam tadi, anak itu pada akhirnya membuka matanya pada dunia ini. Iris yang begitu indah dan menawan, bahkan iris pudar miliknya kembali berbinar ketika melihat mata biru sang bayi yang menerangi gelapnya malam. Mata itu membuatnya tenggelam pada ketidakpastian.

"Aku dengar ibu akan membunuhmu ketika sudah sampai rumah, bayi malang.. aku tidak tega melihat adik kecilku mengalami hal mengerikan seperti itu."

Iris hijaunya menatap sendu bayi yg bahkan menatap polos dirinya.bayi ini adalah adik kecilnya, adik kecilnya yg malang.

"aku tidak tau bagaimana hidupmu kelak ketika tumbuh di keluarga sini. Tapi aku yakin, ayah dan ibumu yg baru itu akan merawatmu dengan penuh kasih sayang..."

Huro mulai meneteskan air matanya, padahal bayi digendongannya saja belum mempunyai nama, tapi hatinya seolah teriris dan terbelah dua ketika harus melepaskannya.

"benar.. adik kecilku belum mempunyai nama, kan?" Kalimat itu bahkan tidak terlalu jelas keluar dari bibirnya, air mata terlalu mendominasi dirinya.

"Akan sangat menggemaskan jika kau memakai marga ayah.., bagaimana kalau yoichi?"

"Yoichi isagi?, apa kau menyukai nama itu hm?"

Bayi itu tertawa dan bergerak bahagia, seolah mengiyakan dan menerima nama itu dengan bahagia. Huro semakin menangis mendapati reaksi itu, ditengah tangisnya yg pecah ,ia terus berjalan menuju tempat tujuannya. Hujan deras yg mengguyur sekitar tidak sedikitpun menggoyahkan tekad kuatnya.

"Yoichi isagi, tumbuhlah menjadi anak yg kuat. Teruslah bahagia tanpa mengenal siapa kami. kau pantas mendapatkannya, Walau dunia sekalipun tidak menginginkan kelahiranmu, tetaplah berbahagia..raih keinginan serta akhir kebahagiaanmu."

My beloved brother | KaisagiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang