Pria Culun

1.2K 150 34
                                    

Tembus 30 komentar, aku up lagi nanti malam. Komentar apapun asal jangan yg sarkas dan menyinggung banyak pihak.

*
*
*
*
*
*
*





Setelah kejadian itu, Jeon Jungkook benar-benar dirundung rasa malu, duduk di pojokan kelas. Bagai tikus yang tengah bersembunyi dari kucing tetangga.

Jeon Jungkook duduk di dekat jendela, mengamati halaman belakang yang dipenuhi pepohonan yang rindang. Sebagai malaikat, ia tak boleh memikirkan hal yang kotor. Ia harus bersih, sesuai sumpah yang dibaca, setiap pertemuan di istana langit.
Jeon Jungkook mencoba berkomunikasi dengan Suho, tapi temannya itu juga sibuk rupanya. Tidak menjawab panggilan Jeon.

Jeon mengamati sebuah benda segi panjang dengan layar yang bercahaya jika disentuh. Kadang juga berbunyi dan bergetar saat ada panggilan. Jeon Jungkook tidak tahu cara memakainya, teman sebangkunya bilang itu ponsel.
Di langit tidak ada benda semacam itu, ia bingung.

Menurut modul *cara  malaikat menjadi manusia sementara.*

Dia harus menyalin data di ponsel itu agar bisa menggunakannya dengan benar.

Karena ini masih di dalam kelas, ia tidak bisa melakukannya. Jeon Jungkook menduplikasikan ponsel itu dari gambar di papan reklame pinggir jalan. Saat dalam perjalanan ke sekolah tadi pagi. Jika saja Jeon Jungkook sudah mengerti tentang cara penggunaan ponsel, pasti ia akan merekam adegan di ruang musik dan menunjukkannya pada Suho. Sekedar berbagi ilmu pengetahuan.

Jeon Jungkook kembali menatap ke luar jendela. Segerombolan anak laki-laki sedang mengelilingi seorang pemuda berkacamata tebal. Tinggi pemuda itu standar, tapi nyalinya sangat pendek. Ia membiarkan dirinya didorong-dorong oleh mereka. Dan buku yang ia dekap di lempar ke lantai, lalu di injak-injak.
Jeon Jungkook tak tahan melihatnya, ingin membantu tapi tidak bisa. Mungkin sedikit jentikan jari bisa menyelesaikan masalah.

Ting.

3 pria yang tadi mengerumuni pemuda berkacamata tebal, tiba-tiba terpental ke belakang. Mereka terkejut, karena tidak ada yang melakukan serangan tapi tubuh mereka jatuh tiba-tiba. Mereka melihat sekeliling. Pohon besar di depan mereka bergerak tertiup angin, tapi mereka mengira pohon itu dihuni makhluk lain.

Ketiganya ketakutan, dengan lutut gemetar berlari ke halaman depan. Jeon Jungkook tertawa cekikikan, dalam hati mengatakan. Rasakan kalian.

Si pria berkacamata tebal bangun dari lantai, menepuk nepuk celananya. Mengambil buku yang berserakan, lalu didekapnya kembali.

Ia membetulkan letak kacamatanya, memandang sekeliling. Tapi tidak tersirat sedikitpun ketakutan di wajahnya. Berbeda dengan para pria yang tadi mengganggunya.

Jeon Jungkook kembali melihat ke depan kelas yang masih sepi. Ia mendengus bosan, ingin sekali kembali ke langit dan bermain kejar-kejaran dengan kupu-kupu peliharaannya.

Sampai suara bel berbunyi, kelas yang sepi tiba-tiba gaduh. Beberapa siswa masuk sambil bersenda gurau. Ada tiga pria yang Jeon Jungkook kenal sebagai biang onar di halaman belakang. Dan pria culun berkacamata tebal. Mereka memasuki kelas yang sama. Satu kelas dengan Jeon.

Dua pria yang wajahnya menyebalkan duduk di depan Jeon. Sedang pria culun itu duduk tepat di belakang Jeon.

Benar-benar sial bagi Jeon, teman-teman di depan dan belakangnya tidak ada yang enak dipandang. Yang di depan tampan tapi nakal, dan Jeon Jungkook tidak suka dengan siswa nakal yang tingkahnya sok preman.

Yang di belakang Jeon, merupakan pria yang dari tampilannya terlihat, baik, rajin, suka menabung, pandai memasak, hobby baca buku, dan suka membantu. Tapi wajahnya benar-benar tidak enak dipandang.

Postur tubuhnya memang bagus, tinggi dan tegap bak model pria yang biasa mengisi koleksi musim semi di Paris fashion week. Tapi wajahnya, uh. Sebagai malaikat, Jeon Jungkook selalu bertemu dengan wajah rupawan di langit, jadi ia sedikit shock dengan wajah manusia satu ini.

Alisnya tebal, mungkin itu digambar dengan spidol hitam permanen. Matanya biasa saja, hidungnya justru bagus, lancip dan licin seperti prosotan. Tapi mulut dan dagunya seperti orang makan pisang tapi tidak bisa menelan. Mulutnya terlihat penuh, dagunya sedikit tak beraturan. 

Dan astaga, giginya ... saat ia tersenyum barisan giginya justru membuat orang yang melihat ingin menamparnya, mungkin bisa dikata giginya terlalu maju ke depan. Sampai-sampai Jeon ingin menjentikkan jari sedikit saja, agar gigi-gigi itu sudi kiranya bergeser sedikit ke belakang.

Hem .... setidaknya itu adil, tidak ada makhluk yang sempurna. Begitulah hukum alamnya. Kecuali Jeon Jungkook tentunya.

Tampan, bila dipandang dari sebelah kanan, cantik bila dipandang dari sebelah kiri. Tubuh tinggi, ramping, berpadu dengan kulit putih mulus, dilengkapi dengan barisan gigi kelinci yang membuat senyumnya seperti virus yang menyebarkan kebahagiaan.

.
.
.
.

Kembali ke kelas.
Seorang dosen yang wajahnya,mungkin bisa menghibur hati Jeon yang dirundung ketidakpuasan, masuk ke dalam kelas.

Dosen pria yang masih terlihat muda, tubuh tinggi tegap, wajah tampan rupawan.

Senyum dengan lesung pipi yang memikat lawan jenis, maupun sesama jenis.

Tampilannya rapi dan klimis.
Pakaiannya tampak mahal dan pas di badannya yang proporsinonal. Rambutnya juga hitam legam, dengan kilau seperti mutiara hitam.
Saat menyapa para mahasiswa, suaranya juga terdengar aduhai. Membuat Jeon Jungkook teringat pada manusia yang pertama kali membuatnya jatuh cinta, Vante.

Tapi pria di depannya ini berbeda, dia bukan vante. Marganya Choi, namanya Choi Siwon.
        
Jeon Jungkook menyukai senyumnya, jadi saat menjelaskan, mata Jeon tak luput dari memandang senyum itu.
Beruntunglah bagi sekolah ini yang memiliki guru bernama Choi Siwon, yang ketampanannya setara dengan rupa malaikat langit.

.
.

Pemuda yang duduk di sebelah Jeon juga manis, memiliki lesung pipi yang tajam. Bentuk tubuhnya juga bagus, terkesan seperti aktor drama thailand. Sayangnya pemuda ini kelebihan isi otak, jeniusnya sampai ke tingkat akut. Sehingga perkataannya kadang membuat Jeon sakit perut.
        
Namanya Yixing, teman sekelas mereka memanggilnya Iching. Lucu juga namanya.

Sedangkan pria culun di belakang Jeon bernama Taehyung. Nama yang bagus, sayang sekali orangnya tidak bagus. Tapi otaknya lumayan pintar, hampir menyamai si dosen.

Ia bisa menjawab dengan rinci dan detail soal yang ditulis di layar besar, bahkan sebelum Choi Siwon menjelaskan.

Membuat tiga pria yang tadi pagi membullynya sangat kesal, mendengar bagaimana otak cerdas si pria culun menampar mereka dengan sinyal kebodohan.

Jeon tersenyum dalam hati, tugasnya kali ini benar-benar membuatnya terhibur. Ia bisa sejenak merasakan bagaimana menjadi manusia. Belajar, bercanda dan berinteraksi dengan mereka.

Ia jadi merindukan Vante, dimanakah pria itu kini berada. Apakah usianya kini sudah setengah abad, atau namanya sudah terukir di batu nisan?
Jeon masih ingin mencarinya, tentu setelah tugasnya di sekolah ini selesai.
Sekalipun nanti Vante sudah renta, atau jasadnya sudah tidak ada. Jeon Jungkook masih berharap bisa menemukannya, dan mengatakan jika ia masih mencintainya.

Entah pada Vante dalam wujud kakek tua di kursi roda, atau pada pusara dengan tanah yang sudah menghitam.

Bisakah Jungkook bertemu Vante di dunia ini?









Tbc


Jadwal up terbaru
Semoga konsisten

Selasa : Impotent + Beloved King
Rabu : Debt Collect Sex + Mafia vs Angel
Kamis : My Uncle my Sex Partner
Jum'at : Over Horny
Sabtu : Menjebak Senator Muda
Minggu : Passionate Jungkook
Senin : Different DNA + Tarzhan

Brother in Law dan Bad Boy akan diselipin di antara jadwal yang lain nantinya


Tembus 30komentar, aku up lagi nanti malam. Komentar apapun asal jangan yg sarkas dan menyinggung banyak pihak.

Mafia vs Angel (End) ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang