Not Angel

964 93 10
                                    

Jeon menjentikkan jari untuk membuat tubuhnya dan Taehyung berpakaian kembali, tapi kekuatannya gagal. Ia tidak malu jika tubuhnya dilihat oleh Suho, tapi ia khawatir tubuh gagah Taehyung membuat Suho tertarik.

Jeon Jungkook mencoba lagi, kedua kalinya tetap gagal. Jeon memandang Suho meminta bantuan. Suho mengerti ia pun menjentikkan jari. Dan mereka berdua berpakaian kembali.

"Suho apa yang terjadi padaku? Kenapa aku tidak bisa menggunakan kekuatan?"
Suara Jeon terdengar cemas.

Suho memeluk tubuh Jeon dan membawanya terbang, menghilang dari tempat itu.

Taehyung masih terpaku, menyaksikan interaksi mereka berdua. Sesuatu sepertinya telah membuat kekuatan Jeon tak berfungsi.

Ia merapikan pakaian dan menyiapkan senjata miliknya. Senjata asli untuk membunuh musuh, bukan senjata untuk membobol lubang Jeon Jungkook.

Taehyung menghubungi Tao, pria bermata panda itu sedang mengintai seseorang. Ia merekam dari ponsel tembus pandangnya kegiatan yang terjadi di gedung seberang.

Seseorang itu akhirnya ke luar dari gedung, dan masuk ke sebuah mobil.
Mobil ini sangat istimewa selain anti peluru, juga anti kamera.

Ponsel secanggih apapun tak bisa menembusnya. Tao tidak bisa melihat siapa saja yang berada di dalam mobil.

Ia menghubungi Taehyung untuk menyusulnya ke gedung belakang sekolah.

Ia meletakkan kembali pistolnya di pinggang, berbalik untuk pergi membuntuti mobil itu. Begitu ia menoleh ke belakang, sebuah pistol menghadang kepalanya, berada tepat di dahinya.

Tao terdiam beberapa saat, ia menatap mata si penembak yang wajahnya tertutup topeng hitam.
"Suruh kaptenmu menghadapku, jika ingin melihatmu hidup sampai esok hari ...!"

.
.
.

Jeon Jungkook dan Suho duduk di atap gedung yang tinggi. Di bawah mereka ratusan mobil lalu lalang, dengan kesibukannya sendiri. Di depan mereka gedung tinggi seperti ingin menyentuh langit. Cahayanya berkibar melawan bintang-bintang.

Jeon Jungkook masih diam menatap gedung di depannya. Suho telah menceritakan semua, tentang hukuman bagi Jeon yang melanggar aturan langit. Beruntung dia hanya dicabut kekuatannya, dan ditanggalkan statusnya sebagai malaikat.

Jika itu Dewa yang melanggar, hukumannya adalah dicambuk dengan ekor buaya yang dibakar dalam api neraka, serta diasingkan ke hutan penghinaan selama 1 purnama hitungan langit. Itu berarti 120 tahun hitungan bumi.

Jeon juga patut bersyukur karena dewa Maan memberikannya kesempatan untuk menjadi pelayan di surga. Jika itu malaikat lain, selain diambil kekuatan dan diusir dari langit. Ia juga akan dibuang ke lubang reinkarnasi massal. Dimana dirinya akan terlahir kembali dengan wujud dan kehidupan yang menyengsarakan.

Bisa jadi ia lahir sebagai orang cacat, orang gila, atau lebih parah jika ia lahir menjadi binatang.

Sungguh memilukan.

Jeon membuang nafas, ini begitu rumit. Ternyata malaikat bukanlah sosok yang sempurna seperti yang diharapkan kebanyakan manusia.

Ada sisi lain dalam diri mereka, dimana sesuatu yang putih akan terlihat nodanya meski itu hanya setitik. Berbeda dengan sesuatu yang hitam. Berapa banyak kau menuangkan noda, sama sekali tak akan terlihat di sana.

Menjadi putih lebih sulit, menjaga warna itu tetap putih. Menjadi hitam adalah kebebasan untuk berjalan tanpa ragu, tanpa takut akan lumpur dan noda yang akan mengenainya.
Seandainya putih bisa menjadi dasar pelangi, dan hitam bisa disandingkan. Tentu kehidupan akan lebih berwarna.

Mafia vs Angel (End) ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang