Sudah dua minggu Jeon Jungkook bersekolah, tapi belum menemukan keanehan. Yang aneh itu teman sebangkunya Iching, yang selalu menggigit ujung posel saat sedang galau.
Ponsel masa depan yang canggih itu bisa melihat objek di balik tembok. Atau memperbesar tampilan objek yang letaknya jauh. Misal mengambil gambar gunung.Bangku tempat belajar juga dilengkapi sensor anti sakit pinggang. Bisa memijat sendiri saat syaraf sedang tegang. Bisa menyesuaikan dengan suhu tubuh orang yang duduk.
Sepertinya di jaman ini, keahlian malaikat tersaingi oleh kejeniusan manusia.
.
.Jeon Jungkook duduk di kantin sambil menikmati sarapan. Kantin sekolah yang luas dengan jendela kaca yang lebar. Jika ingin memesan tinggal memilih menu di layar yang bisa diakses dengan menyentuh meja dengan tangan.
Semangkuk cereal dan segelas susu coklat. Menirukan rutinitas pagi manusia. Di langit tidak ada malaikat yang merasa lapar.
Semua tersedia tanpa harus meminta. Air terjun susu putih yang manis tampa membuat diabetes. Kebun buah yang tinggal menyebutkan nama, buah apa yang diminta. Tidak ada dapur di langit, jika ingin sesuatu kita tinggal membayangkannya dan semua akan tersedia begitu kita membuka mata.
Yang tidak ada di langit itu makanan pedas dan wine. Jadi sampai saat ini, Jeon Jungkook tidak pernah tahu dengan makanan yang mengandung cabai atau minuman beralkohol. Ia hanya pernah makan hot dog dan ayam goreng dengan saus biasa. Dan itu rasa baru baginya.
Jeon Jungkook melirik keluar dari jendela kantin, ia melihat sepasang kekasih yang dipergokinya sedang in the hoy di ruang musik, berjalan menuju kantin. Sial bagi Jeon Jungkook, ia benar-benar tidak mau bertemu mereka.
Jeon Jungkook mengambil mangkuk dan gelasnya menuju kursi lain yang letaknya di pojokan dan tersembunyi dari mereka. Ia sampai tidak memperhitungkan langkahnya. Ia menabrak dada bidang seseorang yang ia kenal.
Bukkk.
Pria culun berkaca mata tebal, ditumpahi cereal dan susu coklat milik Jeon. Dengan cepat Jeon menyambar tisu di meja dan mengelap seragamnya.
"Maaf, maafkan aku ...." ucap Jeon gugup.
Tiga orang siswa yang selalu bertingkah sok preman justru mendorong tubuh pemuda itu.
"Harusnya si culun ini yang minta maaf padamu ...." teriak pria berkulit paling gelap diantara mereka.
"Benar ...." sahut yang lain.
"Maklum kacamatanya terlalu tebal!"
sambung yang lainnya lagi.Jeon meletakkan mangkuk dan gelasnya di meja. Ia ingin melerai mereka, karena ini memang jelas adalah salahnya.
"Tidak, ini bukan salah Taehyung. Aku yang ceroboh ...."
Mereka bertiga menatap Jeon heran. Malah semakin mendorong Taehyung hingga terjatuh ke lantai.
"Chanyeol, Kai, Baekhyun ...." panggil seseorang yang baru saja masuk ke kantin.
"Apa kalian tidak punya pekerjaan lagi, selain mengganggu siswa jelek itu?" teriaknya.
Seorang pemuda tampan berwajah datar, tubuh tinggi kulit putih bersinar. Pemuda yang sama yang dilihat Jeon sedang bercinta dengan kekasihnya di ruang musik. Dan kekasihnya merupakan pria tercantik seantero sekolah. Primadona pujaan kaum belokan.
Tidak salah memang, karena pertama melihat wajahnya Jeon mengira dia wanita, jika saja Jeon tidak sampai melihat dengan jelas benda bulat panjang yang dimilikinya di selangkangan. Jeon pasti masih berpikir jika kekasih pria itu perempuan.
Setelah kejadian itu Jeon Jungkook mengetahui identitas pria yang dipergoki di ruang musik. Namanya Oh Sehun, dia merupakan putra semata wayang dari tuan Oh Yun Ho pemilik sekolah ini. Kekasihnya bernama Xie Luhan, anak dari pemilik bar terkenal. Dan tiga pria pembuat onar, Chanyeol, Kai, dan Baekhyun adalah anak buah Oh Sehun.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mafia vs Angel (End) ✅
FanfictionJungkook sebagai malaikat ditugaskan untuk menjaga Kim Vante-seorang mafia kejam-yang justru malah membuat Jungkook terjebak dalam cinta. Di lain waktu, tugas lain menanti yang membuatnya bertemu kembali dengan sosok Vante yang lain. Hingga Jungkook...