1. AMBROSE

95 4 0
                                    

Hari yang cerah tanpa awan dan matahari yang memancarkan sinar jingga di langit. Aku memandang pemandangan pengunungan yang indah dan lembah-lembah padi dan hutan yang luas. Semakin kiri akan terlihat laut biru yang luas. sedangkan di kanan menerus dari jalan batu yang sedang kujalani terlihat bangunan dari batu putih yang terlihat sangat megah di tengah hamparan warna hijau. Jalanan ini terlihat ramai oleh orang-orang yang sedang menuju ke bangunan itu.

Kebanyakan yang datang adalah pria-pria gagah dengan postur besar atau terlihat sangat lihai dalam bertarung. Tidak jarang juga aku lihat ada wanita yang gemulai dengan pakaian yang mencolok dan wangi yang semerbak. Dibandingan dengan mereka aku hanya memakai baju pria biasa berwarna coklat.

Banyak orang sudah menunggu hari yang hanya terjadi seribu tahun sekali ini. Hari ini ambrose membuka penerimaan murid baru.

Ambrose. 

Ambrose adalah perguruan yang dipimpin oleh dewa perang damon. Dewa damon adalah anak tertua ayah para dewa. Dia telah memenangkan banyak pertarungan dengan taktik dan kehebatannya yang melegenda. Tidak seperti perguruan lain, ambrose tidak memedulikan status atau latar belakang murid nya. Siapapun berhak memiliki kesempatan yang sama untuk mengikuti tes dan yang diterima menjadi murid hanya orang-orang yang bisa melewati tes tersebut.

Tes nya terkenal sangat susah dalam fisik maupun mental. Karena itu selama ribuan tahun perguruan ini berdiri, dewa damon baru memiliki 16 murid. Meski begitu, menjadi murid dewa damon adalah suatu kehormatan dan dia akan selalu dihormati kemanapun dia pergi. Karena itu selalu banyak orang yang berkumpul untuk mengikuti tes nya.


"Apa kau gugup?" Kata pria disamping ku

"Gimana engga? disini rame banget. Dan aku harus bersaing sama mereka semua?" Kata ku melihat sekeliling. Namun pria tinggi disamping ku yang seperti ayahku ini hanya tersenyum jail dan melihat sekilas

"Tenanglah, ini tidak ada setengah nya dibanding biasanya"

Tidak ada setengahnya dibanding biasanya?! batinku emosi. Pascal memang terlalu jujur. "Wah kata-kata yang sangat membantu." kataku sinis.


Kami berjalan kurang lebih setengah jam lagi hingga tanah yang tadinya menajak telah menjadi datar dan banyak orang berkumpul disini.

Tiba-tiba langkah pascal berhenti. Aku pun menoleh kearahnya "Aku hanya akan menemanimu sampai sini. Gadis kecil."

"Sungguh? Kamu ga mau liat aku menjalani tes nya?" tanyaku kaget.

"Tes ambrose dijalani secara tertutup. Hanya peserta yang bisa masuk." katanya santai

"Begitu ya.... Pascal, gimana kalau aku gagal?" tanya ku tidak percaya diri

"Kalau gagal ya kamu harus kembali ke kedai dan menjadi pelayan selamanya. Apa kamu mau begitu?" 

"Engga lah." jawabku langsung. 

"Kalau begitu, kamu harus berhasil." 

Aku menghela napas mendengarnya


Kemudian dia memegang pundaku dan menariku ke pelukannya.

"Tenang aja, kamu pasti berhasil. Inget semua yang udah aku ajarin dan tetep jadi dirimu yang sekarang." kata-katanya membuatku tenang kembali

Aku pun membalas pelukannya "Terimakasih. Sering-seringlah kesini." kataku

"Kesini? Emang kamu bakalan keterima?" Goda nya

"Pasti." Kataku yakin.


---------


The tale of AmbroseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang