Keyna pov
Aku berjalan mengikuti aidan dan rudolf dalam keheningan. Di lorong yang hanya bermodal cahaya dari langit malam dan lilin semua terlihat temaram. Para prajurit sendiri bergiliran melewati kami. Kami pun sampai ke depan pintu kembar berwarna emas yang mirip dengan kamar kami. Namun memiliki ukiran yang berbeda. Di samping kanan kiri pintu ada beberapa prajurit yang berjaga dan pelayan yang siaga.
Aidan pun memberi tanda untuk membuka pintu. Dan saat pintu di buka terlihat ruang tengah yang kurang lebih sama dengan kamar kami. Bedanya disini warna perabotnya bukan kain merah namun biru dongker. Dan saat kami masuk terlihat ada seorang perempuan yang memakai pakaian tidur dengan rambut pirang dan mata hijau. Dia sedang duduk dan langsung berdiri saat melihat aidan dan tuan rudolf.
Setelahnya dia langsung berlari dan memeluk aidan. "Astaga untung lah kalian baik-baik saja. Kenapa kalian baru kembali? Bikin kawatir aja."
"Kamu sendiri baik-baik aja? Apa kamu terluka?" tanya Aidan
"Gapapa. Untungnya pas kejadian aku ada di taman jadi aku baik-baik aja. Sebenernya apa yang terjadi?" tanya nya memaksa sambil terus memegang tangan aidan. Mereka sepertinya dekat.
Namun aidan menarik tangannya dan berkata. "Sambil kami jelaskan tolong kamu sambil sembuhkan tangan nona ini."
Perempuan itu pun melihatku kaget seakan tidak menyadari keberadaanku dari tadi.
"Siapa dia?" tanya nya pada rudolf lalu melihatku lagi.
Aku pun mengambil kesempatan itu untuk mengenalkan diriku "Senang bertemu dengan anda putri, aku murid ke18 dewa agung damon, keyna" kata ku sopan
"Oh senang bertemu denganmu juga. Aku rebecca putri panglima kerajaan pertama." kata nya sambil ikut membungkuk
"Dia berjasa besar melindungi semua orang di aula tadi jadi tolong rawat lukanya." Kata tuan rudolf.
"Baik ayah." Rebecca pun melihat tanganku yang terluka. Dia lalu menghampiriku dan memegang tanganku
"Astaga luka kamu dalem banget. Ayo duduk disana."
Dia lalu membawaku duduk di salah satu sofa dan mengambil bantal sebagai tumpuan tanganku.
"Ayah bisa bantu aku pegangi tangannya." kata rebecca pada rudolf
"Biar aku saja." Kata aidan tiba-tiba
Rebecca terlihat kaget melihat aidan yang sudah mengambil kursi dan duduk didepan kami. Aku melihat ada kilatan cemburu di raut wajah rebecca namun buru-buru dia sembunyikan saat aidan mendekat untuk memegang tanganku
Karena memegang siku dan tanganku aidan jadi sangat dekat denganku. Mata biru nya menatap mataku dari dekat. Sementara itu tuan rudolf duduk di sofa depan kami.
"Ini akan terasa sakit sebentar." Kata rebecca mengalihkan pandanganku. Aku pun mengangguk.
Dia pun mulai menyalurkan energi penyembuhannya. Seketika rasa sakit yang dari tadi tidak terlalu aku rasakan menjadi jelas dan bahkan menjadi semakin sakit dan menusuk tulangku.
"Arghh....." Kataku sambil ingin menarik tanganku cuman tanganku dengan kokohnya ditahan oleh aidan. Hingga badanku sempet bertubrukan dengan bahunya.
Rasa sakit itu pun semakin terasa hingga membuatku memejamkan mata dan berkeringat dingin. Untungnya tidak lama rasa sakit itu perlahan memudar dan tidak terlalu sakit lagi. Namun tetap saja tenaga ku terasa terserap habis. Aku melihat kalau potongan luka ku sudah tidak mengalirkan darah lagi. Dan sedang perlahan mengecil.
KAMU SEDANG MEMBACA
The tale of Ambrose
FantasiaUpdate every week! Jangan lupa follow vote dan komen yaa happy reading! - - - - - - Ambrose adalah perguruan yang dipimpin oleh dewa perang damon. Dewa damon adalah salah satu anak ayah para dewa. Dia telah memenangkan banyak pertarungan dengan ta...