Sesuatu yang disembunyikan Duke Olean

455 45 6
                                    


Tanpa Duke Olean sadari, tingkahnya membuat Esmeralda salah tingkah. Tubuhnya berkeringat panas-dingin, merasakan sentuhan dari jari-jemari kapalan milik Duke Olean—SwordMaster satu-satunya di kerajaan yang ia tempati.

"Sentuhannya membuatku gila!" seru Esmeralda dalam hati. Ia memejamkan mata dan menyembunyikan kepalan tangannya di balik gaun yang tengah mengembang dengan anggun.

Ia sekuat tenaga mengenyahkan pikiran kotor yang muncul, hanya gara-gara mendapatkan sentuhan lembut di wajah!

Tak lama berselang, pikiran Esmeralda langsung blank begitu Energi Mana milik Duke Olean menyelimuti wajahnya.

"Energinya terasa lembut. Lebih lembut dari Energi Mana milik Anne," pikir Esmeralda, menikmati sensasi Energi Mana milik Duke Olean.

"Sele–" Kata-kata Duke Olean tercekat di tenggorokan, melihat wajah asli Esmeralda yang begitu cantik.

Awalnya, mata Duke Olean terfokus pada wajah saja. Namun seiring waktu berlalu, tatapannya jatuh pada belahan dada Esmeralda yang tampak begitu menggoda.

Glekk! Tanpa Duke Olean sadari, ia meneguk ludahnya dengan kasar dan mulai berkeringat dingin.

"Sudah?" Pertanyaan yang Esmeralda lontarkan, membuyarkan lamunan Duke Olean yang tengah bergairah hebat gara-gara penampakan belahan dada tersebut.

"Apa yang aku pikirkan?!" Duke Olean langsung memalingkan wajah ke arah kanan dan menarik kedua tangannya dari pipi Esmeralda.

"Su-sudah," kata Duke Olean, terbata-bata.

Esmeralda pun membuka mata. Namun ia dibuat bingung, melihat Duke Olean yang tengah memalingkan wajahnya ke arah lain.

"Ada apa?" tanya Esmeralda dengan alis yang terangkat sebelah, bingung.

"A-ah! Tadi aku hanya teringat sesuatu saja," sahut Duke Olean, berbohong.

Ia menatap wajah Esmeralda dan menyunggingkan senyum terpaksa, pada wajah tampannya.

"Ohh." Esmeralda pun ber-oh-ria semberi menganggukkan kepalanya, memaklumi Duke Olean.

"Ternyata dia bisa juga
bisa bersemu merah. Kukira, dia hanya tahu ekspresi datar saja," pikir Esmeralda, ikut tersenyum.

"Kalau begitu, a-aku mandi dulu," kata Duke Olean. Ia berjalan cepat melewati Esmeralda, lalu menutup pintu dengan rapat dan menguncinya agar tak ada siapapun yang bisa menerobos masuk.

Kejadiannya begitu cepat, sehingga Esmeralda berdiri mematung dengan raut wajah bingung. "Apa yang barusan dia katakan?" gumam Esmeralda, bertanya-tanya.

Sementara Esmeralda mematung di depan pintu, Duke Olean justru merapatkan punggungnya pada daun pintu.

Ia yang semula berdiri, perlahan merosot ke bawah dan berakhir dengan posisi memeluk lutut dengan erat.

Pikirannya masih menerawang pada belahan dada Esmeralda yang tampak begitu menggairahkan. Entah bagaimana caranya, adegan tadi seakan direkam otomatis oleh kepalanya dan diputar berulang-ulang sampai detik ini.

"Argh!" Duke Olean menggeram frustasi, mengacak-acak rambut—berharap bahwa adegan itu akan hilang dari kepalanya. Tapi oh tapi, bukannya hilang. Adegan itu malah berputar semakin jelas.

Celana yang ia kenakan pun terasa sesak. "Sial!" umpat Duke Olean, memukul lantai.

Sungguh, inilah hal yang paling ia benci. Bagian tubuhnya "itu" selalu saja bangkit, tanpa bisa ia kendalikan.

Ia bahkan pernah berpikir untuk menyingkirkannya, tetapi hal itu tak pernah terjadi lantaran mendapatkan satu teguran keras dari salah seorang sahabatnya.

Katanya, "Jika kamu menghilangkan bagian tubuhmu 'itu'. Kau akan menyesal, dan kau tak akan bisa mendapatkan anak."

"Memangnya, bagaimana cara aku memiliki anak dengan benda ini?" gumam Duke Olean, frustasi dan kesal tiada tara.

Selama waktu berada di dalam kamar mandi, akhirnya Duke Olean keluar dengan sehelai kimono membalut tubuhnya.

Pria Dingin itu tampak kesal dan pasrah pada saat yang sama.

Esmeralda yang tengah duduk di pinggir kasur pun, tampak bingung. Ia menepuk sisi kanannya yang kosong dan berkata, "Ada apa? Sini duduk dan ceritakan padaku."

Duke Olean pun menggeleng dengan polos. Ia lalu membalikkan tubuhnya dan berjalan menyamping, selangkah demi selangkah bagaikan kepiting.

PUFFFT! Tawa kecil pun lolos dari bibir Esmeralda. Tingkah Duke Olean, mengingatkannya dengan sesosok adik yang kini tengah berkuliah di Benua Timur.

"Hei, Duke. Apa kau tahu? Tingkahmu itu sangat mirip dengan Adikku yang sedang belajar di Benua Timur. Jika dia menyembunyikan sesuatu, dia pasti akan memunggungiku," sahut Esmeralda, tertawa lepas.

Duke Olean pun membeku di tempat. Wajahnya merona malu. "Tidak ada kok," elaknya, berharap bahwa Esmeralda percaya begitu saja.

Sayang beribu sayang, harapan hanyalah tinggal harapan. Esmeralda bukan wanita yang mudah dibodohi, seperti sebelumnya.

"Masa?" Esmeralda menyahut dengan nada jahil. Ia tersenyum menyeringai sambil bergerak turun dari kasur, tanpa suara sedikit pun.

Ia kemudian melangkah berjinjit menuju Duke Olean, berencana mengejutkan pria itu dan mengungkap apa yang ia sembunyikan di balik tubuhnya.

"Apa kali ini dia akan menyembunyikan bebek karet atau maina semacamnya?" pikir Esmeralda.

Senyum seringai di wajahnya semakin lebar. Ia mulai terbayang, jika ia menangkap basah apa yang Duke Olean sembunyikan. "Ini bisa jadi senjata ampuh di masa depan," batin Esmeralda.

"I-iya. Aku tak menyembunyikan apa-apa. Kau bisa tidur duluan, jika mengan–"

Tanpa memberi Duke Olean kesempatan untuk menyelesaikan kalimatnya, Esmeralda langsung melingkarkan tangannya dengan erat sambil berkata, "Kau tak bisa menyembunyikan sesuatu dariku."

Duke Olean terkesiap kaget. Ia tak bereaksi apa-apa dan membiarkan Esmeralda menyusuri "sesuatu" yang ia sembunyikan.

Blushh! Begitu tangan Esmeralda menyentuh "sesuatu" yang Duke Olean sembunyikan. Wanita itu langsung membeku di tempat dengan pipi bersemu merah.

"Ka-kau menyembunyikan 'itu'?" Esmeralda bertanya dengan suara terbata-bata. Ia tak menyangka, bahwa Duke Olean menyembunyikan benda itu darinya.

Suami SimpananTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang