Eldrino menyahuti kalimat sang Kekasih, "Dia tak akan berani menyentuhmu, percayalah padaku ... Sayang."
Dipanggil sayang oleh Duke Eldrino, Wanita Berambut Merah Muda itu tersipu malu. Ia bahkan sampai memalingkan wajah, berharap agar Eldrino tak melihat semu merah pada wajahnya.
Sayangnya, itu tak berhasil. Eldrino malah semakin gemas. Tangannya di pinggang mulai bergerak nakal, meraba bagian belakang.
Wanita Berambut Merah Muda itu terlonjak kaget. Ia langsung menepis tangan besar Eldrino. Namun tenaganya kecil, tak sebanding dengan Eldrino yang berpangkat sebagai SwordMaster.
"He-hey, Duke! Ta-tanganmu ter–" Tak Sempat Wanita Berambut Merah Muda itu menyelesaikan kalimatnya, Eldrino langsung menautkan bibir mereka berdua dalam satu jalinan asmara penuh gairah.
Dua Penjaga yang berada di sisi kanan-kiri pintu, terkejut. Pipi mereka bersemu merah, bagaikan tomat segar dan matang.
Si Wanita Berambut Merah Muda itu langsung memukul dada bidang Eldrino. Ia berusaha memberontak agar Eldrino melepaskan tautan bibir mereka, tapi lagi-lagi ia kalau tenaga.
Mau tak mau, si Wanita Berambut Merah Muda itu hanya bisa pasrah dan membalas gairah liar sang Duke.
Suara-suara lenguhan pun lolos di antara tautan bibir itu.
Tanpa mereka sadari, Anne berdiri di sudut lorong sambil menggunakan mantra tak kasat mata pada dirinya sendiri.
Raut marah tampak begitu jelas pada wajahnya. Ia bahkan sampai membelalakkan mata dan menggigit bibir bawah, hingga mengeluarkan darah segar.
"Bajingan ...!" Ia mengumpat lirih dan menahan diri untuk tidak memukul tembok. Ia tak boleh ketahuan.
"Aku tak akan membiarkanmu menyelingkuhi Majikanku!" gumam Anne, membalikkan tubuh dan berjalan pergi meninggalkan sepasang Kekasih Hina yang terjebak hasrat tanpa tahu tempat.
Di ruangan kerja Esmeralda ....
Tok-tok-tok! Anne mengetuk pintu sambil berkata, "Duchess, ini saya. Anne."
Esmeralda yang tengah berkutat dengan segunung kertas tiada akhir, langsung menghentikan kegiatannya. Ia meletakkan pena bulu dan menyandarkan punggung di kursi.
"Masuk!" perintah Esmeralda.
Anne pun masuk dengan ekspresi datarnya. Ia menutup pintu rapat-rapat dan melangkah ke sisi kanan Esmeralda.
"Duchess, sesuai perintah Anda sebelumnya. Saya bersembunyi di ujung lorong dan mengamati mereka. Namun ... 'rumor' itu benar," jelas Anne.
Tubuh Esmeralda membeku di tempat. Ia menoleh dan memandangi wajah Anne dengan serius.
"Maksudmu, rumor perselingkuhan Suamiku dengan seorang Wanita Berambut Merah Muda?" tanya Esmeralda, memperjelas kalimat Anne.
"Benar Duchess," jawab Anne. Suaranya terdengar tegas, tanpa sedikit pun keraguan.
Suasana menjadi hening selama beberapa saat, sampai Esmeralda berkata dengan wajah gelapnya, "Anne, keluarlah. Aku ingin sendiri."
"Baik Duchess," sahut Anne, sopan. Ia membungkukkan badan dan menarik kedua sisi gaun. Kemudian berjalan keluar, meninggalkan Esmeralda seorang diri.
"Menyedihkan," gumam Esmeralda pada dirinya sendiri. Secara perlahan, air matanya jatuh menyusuri pipi. Ia bangkit dari kursinya, lalu berjalan menuju cermin besar yang menempel pada dinding.
Ia berdiri di depan cermin tersebut.
"Ini sempurna." Senyum pedih mengembang di wajahnya. "Tapi kenapa kau berselingkuh?" teriak Esmeralda memukul cermin.

KAMU SEDANG MEMBACA
Suami Simpanan
RomanceBy Holy prince Mata dibalas mata. Pengkhianatan dibalas dengan pengkhianatan. Itulah moto hidup sang Esmeralda Persuella, Duchess Persuella. Ia tak tinggal diam, melihat perselingkuhan sang suami-Eldrino Persuella. Esmeralda, malah balik berseling...