First Kiss Duke Olean

395 29 1
                                    

Kedua pengantin baru itupun saling berhadapan. Esmeralda dengan wajah yang merah merona, sementara Duke Olean dengan ekspresi sayangnya yang palsu.

"Apa dia akan menciumku?" pikir Esmeralda. Ia mengeratkan genggamannya pada buket bunga yang ia pegang.

"Jangan gugup. Bukankah kau sudah pernah melakukan ini, sebelumnya?" Duke Olean membuka penutup wajah Esmeralda, lalu berbisik di dekat telinga wanita tersebut.

Pose itu bukanlah sebuah ciuman. Tetapi mata para hadirin berbeda lagi. Mereka melihatnya sebagai ciuman yang obsesif. Apalagi ketika Duke Olean melingkarkan tangannya di pinggang ramping Esmeralda, kemudian menurunkan penutup kepala Esmeralda. Sehingga kepalanya ikut tertutup.

"Ah, lihatlah betapa
obsesif dan pemalunya pasangan ini. Ciuman saja harus dilakukan di balik penutup kepala," kata si Imam Besar, terkekeh kecil dengan bibirnya yang keriput.

Duke Olean yang berada di balik penutup kepala Esmeralda, tersenyum tipis mendengar kalimat sang Imam Besar. "Tak sia-sia aku membayarnya, para hadirin memekik iri," pikir Duke Olean.

Ia tak menyadari, bahwa bibirnya dan bibir Esmeralda begitu dekat. Kurang dari satu jengkal.

Satu gerakan kecil, cukup untuk membuat sebuah sentuhan romansa antara dua bibir. Esmeralda sangat menyadari itu, sehingga ia tak mematung dalam posisinya dan tak bergerak sedikit pun.

"Aku belum siap untuk ini," pikirnya.

Ciuman. Hanya dengan memikirkan kata itu saja, Esmeralda langsung terbayang dengan ciumannya bersam Eldrino di awal pernikahan mereka.

"Ciuman yang penuh nafsu," pikir Esmeralda. Tanpa sadar ia memajukan kepalanya, hingga bibir Duke Olean menyentuhnya.

Duke Olean tersentak kaget, merasakan bibir mereka yang saling bersentuhan.

Kebetulan, angin berembus sedikit kencang dari arah pintu. Penutup kepala yang ringan itu, langsung tersingkap dan memperlihatkan sepasang pengantin baru yang saling bersentuhan bibir.

Para Lady langsung memekik iri, sementara para Tuan Muda bergumam dengki.

Cantik dan tampan. "Mereka akan jadi pasangan paling romantis se-Kekaisaran," bisik-bisik para wanita bangsawan.

Untunglah waktu cepat berlalu, Esmeralda pun segera pergi ke kamar. Sementara Duke Olean tetap bertahan dan menyapa satu per satu tamu undangannya.

"Ciuman," gumam Esmeralda dengan wajah merona malu. Ia meraba bibirnya dan menerawang ciuman yang tak sengaja terjadi, antara dirinya dan Duke Olean.

Rasa malu langsung menjalari hatinya, bagaikan tanaman rambat yang menyelubungi pilar besar.

"Malu!" Esmeralda menjerit di dalam hati dan langsung menenggelamkan tubuhnya ke dalam bak mandi, lalu bersembunyi di bawah taburan kelopak mawar segar.

Di bawah air, ia menepuk-nepuk pipinya dan berkata dalam hati, "Ciuman tadi tidak disengaja. Jadi, Duke Olean pasti tak mempermasalahkannya. Ya! Dia pasti tak akan mempermasalahkannya."

"Sekarang, kamu lebih baik kamu fokus untuk mengalahkan Eldrino dan Selingkuhannya!" Esmeralda berbicara pada dirinya sendiri di dalam hati sambil memantapkan diri dengan keputusan yang tak bisa ditarik.

Puas berendam selama beberapa saat dan menjernihkan pikiran di dalam bak mandi. Akhirnya, Esmeralda beranjak keluar dengan satu lapis kimono sutra berwarna putih.

"Oke, sekarang aku bisa tidur." Esmeralda bergumam sambil tersenyum senang, ketika membuka pintu kamar mandi.

Sayang, senyum itu tak bertahan lama. Begitu pintu terbuka dan ia melihat Duke Eldrino tengah duduk di pinggir kasur, senyumnya langsung luntur.

Langkahnya pun berhenti dengan tubuh mematung di tempat. Wajahnya seketika merah merona, ketika melihat wajah Duke Eldrino. "Wajahnya mengingatkanku dengan kejadian ciuman tak sengaja tadi," pikir Esmeralda, memalingkan pandangan ke arah lain.

"Sudah selesai mandi?" Duke Olean beranjak dari kasur, berjalan menuju Esmeralda dengan kancing baju bagian yang terbuka-memperlihatkan dada bidang dan sedikit perut sixpack-nya.

Esmeralda menoleh ke arah Duke Olean untuk sesaat, lalu membuang lagi pandangannya ke arah lain. Ia tak sanggup melihat tubuh sixpack itu, gairahnya akan meledak! Ia adalah wanita normal.

"I-iya." Esmeralda menjawab pertanyaan Duke Olean dengan suara terbata-bata.

Alis Duke Olean terangkat sebelah. "Di mana sosok wanita tangguh yang kemarin datang ke wilayahku tanpa kenal takut? Kenapa sekarang sosok wanita di depanku, terlihat seperti kucing yang takut dimakan?" pikir Duke Olean.

"Apa kamu selalu mengalihkan pandangan ke arah lain, ketika orang sedang bertanya padamu?" Duke Olean melontarkan pertanyaan. Ia mencengkram dagu Esmeralda dan menolehkan wajahnya secara paksa.

Esmeralda pun tampak meringis pilu, karena perlakuan kasar dari Suami Simpanannya itu. Kebetulan, dagunya lecet beberapa waktu lalu gara-gara tak sengaja terbentur dengan meja rias pengantin.

Lukanya tak terlihat, sebab Anna menutupinya dengan rapi dan apik.

"Sakit," lirih Esmeralda, menahan perih di dagunya.

Dengan sigap, Duke Olean menarik tangannya dan menatap Esmeralda dengan bingung. "Kenapa kau meringis?" tanyanya.

Tentu saja ia heran. Ia tak melihat satu pun luka di wajah palsu pengantinnya itu.

"Dahulu terluka, tapi lukanya tak terlihat karena ditutupi oleh sihir Anna dengan baik." Esmeralda menjelaskan sambil mengelus pinggiran luka di dagu, yang terasa begitu perih.

Tubuh Duke Olean tersentak mendengar itu. Ia sontak menangkup lembut pipi Esmeralda, seolah tengah memegang perhiasan yang akan hancur bila diperlakukan kasar seperti tadi.

Perlahan, ia mendongakkan wajah Esmeralda dengan penuh kehati-hatian. "Maaf, aku tak tahu. Biarkan aku menghilangkan sihirnya dan mengobatimu," ujar Duke Olean.

Suami SimpananTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang