"pagi anak-anak!" sapa pak guru, jam pelajaran akan segera dimulai vara mengeluarkan alat tulisnya dan ia menengok ke arah belakang melihat kembarannya yang sedang tidur di meja.
Kebiasaan vera adalah tidur di kelas, vara terus berpikir apa vera kurang tidur sebab setiap di sekolah pasti dia kan tidur.
vara melihat vera sedang dibangunkan oleh teman sebangkunya, dan posisi vara langsung melihat ke depan untuk mendengarkan penjelasan pak guru.
Hari ini jam pelajaran fisika, ada saja yang mengeluh tentang pelajaran tersebut termasuk vera. Vera dengan malasnya menulis rumus fisika itu.
"Ra, Kenap sih jam pelajaran pertama harus fisika dulu, pagi-pagi di awali dengan merebut otak!" Kelu vera pada teman sebangkunya yang bernama ara.
"Lah mana gue tau, lo ngeluh tuh jangan ke gue, ke pak Tono tuh." Tunjuk Ara pada pak tono yang sedang menjelaskan materi.
materi hari ini tentang hukum Pascal, vera hanya mengangguk saja setiap pak tono sedang memberikan contoh soal. "Anjir nih soal bikin gue pengen coret-coret" gemas vera menatap soalnya yang tak ngerti.
Vera mencoba mencari jawaban pada teman-temannya. "Nis!" Vera memanggil nisa teman sampainya dengan pelan.
"Nisa, woi!" Yang di panggil pun menengok dengan respon mengangguk, "Lo soal ini udah?" Tanya vera sambil menunjukkan soal fisika.
Nisa menggeleng bahwa tandanya soal tersebut belum di kerjakan, "gue gak ngerti anjir!" ucap nisa.
"Tuh, kembaran lo kayanya udah deh liat aja dia maju." Nisa menunjukkan dengan dagunya yang melihat vara mengumpulkan tugasnya.
Vera menatap arah tunjuk nisa benar saja vara dan Dita teman sebangkunya sudah mengumpulkan tugas, ini lah perbedaan vera dan vara.
Vara yang giat dengan sebisa dia untuk menjadi yang terbaik sedangkan vera ia hanya menerima dirinya apa adanya.
tiba-tiba saja vara mendatangi tempat duduk vera dan meninggalkan secarik kertas sambil tersenyum, sesudahnya vara kembali ketempat duduknya sambil memberikan jempol ke arah Vera.
Vera hanya diam dan menarik alisnya. "Vera buka tuh isinya apa?" Ara mendekatkan tubuhnya pada vera untuk melihat isi kertas itu.
Vera juga cukup penasaran langsung saja vera membuka kertas kecil itu, isi nya Ter tulis.
"Nih cepat ditulis jawaban soal itu!"
(Isi jawaban soal)Vera menatap vara yang sedang mengobrol dengan Dita, "baik anak-anak ada yang mau kumpulkan tugas lagi?" Tanya pak tono karena waktu jam pelajaran sudah habis.
"Ra udah di tulis aja, dia ngasih jawaban tuh dari pada kita ga ngumpulin nantinya." Ucap ara menyuruh vera untuk menulis jawaban yang di berikan vara.
Vera langsung saja menyalin jawaban itu pada buku tulisnya, diikuti oleh ara juga. Sesudah selesai vera memberikan kertas itu pada nisa
Dan vera juga Ara langsung mengumpulkan tugas tersebut.*****
Bel istirahat berbunyi vara juga Dita berada di kantin untuk mengisi perutnya yang kosong, menikmati makanan bakso yang tadi mereka pesan."Enak tuh makan bakso pake sambel yang banyak, terus ditambah cuka beh betapa nikmatnya nih bakso!" Ujar dita sambil mengaduk maknanya.
"Yakin lo kuat pedes, gue sih pake kecap sama Sambel." Vara menyeruput kuah bakso tersebut merasa kurang pedas Vera menambah kan sambal itu tetapi sebuah tangan besar menahan tangannya.
Sehingga sambal itu tidak jadi di masukkan ke bakso, vara Menatap seorang yang menahan tangannya.
"Eh jangan banyak-banyak nanti sakit perut!" Rafael melarang vara, mengambil alih sendok sambal itu pada tangan vara."Apa sih ganggu aja deh, lagi mau makan yang enak juga!" Omel vara kesal.
Rafael datang bersama Kenzo pacar dari dita juga ikut memakan bakso. "Tapi punya kamu itu udah banyak tau sambelnya, jadi item merah gitu," ucap Rafael bermaksud baik.
"Udah lah bro kasih aja, lagian geh pacar Lo lagi pengen yang pedas-pedas" ucap Kenzo, dita mengangguk setuju.
"Bener, malah kenzo gak ngelarang gue buat makan yang pedes kan?" Kenzo mengangguk, "iya lah kan kamu suka pedes!" Ujar Kenzo.
"beda orang kali, gak usah nyama-nyamain!" Ujar Rafael, vara menatap Rafael tak suka. "Udah deh jangan ganggu aku yang mau makan, kamu tau kan aku gak suka!" Ujar vara.
Rafael menarik mangkuk bakso vara yang akan di makan oleh pemiliknya, dan menukarkan bakso dia pada vara.
"Aku tuker sama punya aku aja ya? Vara langsung merebut mangkok Miliknya."Gak usah!" Ketus vara, Rafael menghela nafas panjang. sudah seperti ini dia tak memperpanjang lagi nantinya vara akan ngambek padanya.
dan makan pun berlanjut hingga makanan vara sudah habis. "Ra maaf ya soal tadi, kamu mau aku beliin minum gak?" Tawar Rafael. Vara menggeleng kepalanya.
Vara berdiri dari duduknya dan berucap. "Dit kelas yuk!" Aja vara, ia sudah bete pada sanga kekasih.
"Beb gue ke kelas dulu ya." Dita berucap pada Kenzo."ra kamu marah?" Tanya Rafael dan berusaha memegang tangan vara tetapi vara menjauhkan diri.
Rafael menatap punggung vara yang akan menghilang ia menghela nafas berat "hahaha bro sabar ya, cewek tuh selalu begitu!" Ujar Kenzo menepuk pundak Rafael.
"Rel lo selalu ketukar pasangan gak sih?" Tanya Kenzo pada Rafael. "Maksudnya gue kan si vara sama si vera tuh kembar gitu nah lo pernah salah orang gak?" Ucap Kenzo penasaran.
"Awal-awal gue suka ke tuker dan gak bisa bedain vara yang mana vera yang mana, ya seiring waktu gue jadi bisa bedain," jawab Rafael sambil meminum jus jeruk yang ia pesan.
"Caranya?" Tanya Kenzo.
"Vera itu mukanya agak sedikit judes sama punya tahi lalat di dekat hidupnya tapi kalau Vara itu punya tahi lalat di dekat sampai matanya terus dia juga pake gelang yang gue kasih jadi gue bisa ngbedain!" Jelas Rafael. Kenzo mengangguk mengerti.
Hello? jangan lupa vote iya and komen biar Halah gak butuh pembaca gelap nih, follow yok biar tau kelanjutannya gratis loh...
KAMU SEDANG MEMBACA
VERA & VARA
Science Fictionsaudara kembar yang memiliki sifat berbeda masing-masing mempunyai kisah cinta tersendiri Vara yang selalu sabar dan berhati lembut juga penyayang tetapi sayangnya memiliki penyakit serius tidak ada yang tau soal penyakitnya dan vera berbanding terb...