Jam istirahat sudah selesai saatnya jam pelajaran ke 4, vara duduk di kursinya.
Dan melihat vera yang menundukkan kepalanya pada sisi tangannya.
"Yang namanya vera, Ara juga vara mana, ditunggu di ruangan ibu!" tiba-tiba muncul guru bk...
Vara juga Dita saling Padang "bukanya elo gak salah ya?" tanya Dita, vara mengangkat pundaknya.
vara berdiri untuk menuju tempat guru bk tersebut. vara melihat kebelakang arah vera yang sedang berjalan kearahnya juga guru bk.
Tetapi Dita teman vara berdiri dan berucap, "buk apa ini masalah tadi, saya juga terlibat." Ujar dita. Karena merasa tidak adil bagiannya.
"Sok setia banget sih!" Julid vera. Guru bk hanya menggeleng-gelengkan kepalanya.
******
Vara, Dita, ara dan juga vera sudah berada di ruang bk, ternyata di ruang bk bukan hanya mereka saja tetapi ada Ica sang kaka kelas juga teman-temannya.
"kenapa kalian ribut ha!, Apa gara-gara cowok iya?" tanya guru BK menatap satu persatu yang ada di ruangan tersebut.
Vara menggelengkan kepalanya. "coba ceritakan kejadian tadi!" Ujar guru bk tersebut.
"Bu dia duluan yang bikin ulah!" Ujar ica menunjuk vera yang menatapnya sinis.
"Dih elo yang duluan anjir, datang-datang dorong gue seenaknya." Vera tak terima.
"Sudah-sudah, kalian malah ribut, vera dia itu kaka kelas kamu hargai lah!" Ucap guru bk, Vera menggelengkan kepalanya. "Ogah saya hargai dia, mentang-mentang beda setahun, cuma beda angkatan doang bu ngapain sih segala di belain juga!" Vera lagi-lagi melawan.
"Ini yang dididik sama orang tua kamu ha! Gak ada sopan santunnya!" Guru bk tersebut mengabarkan meja, emosinya mulai terpancing.
Vera memutarkan matanya. "Jangan bawa-bawa ibu saya deh, apa lagi tentang keluarga. Ngacok banget sampe situ dibahasnya!" Vera menghela nafas panjang.
"Kenapa, apa benar ibu lo ngdidik Lo begini." Ica tersenyum miring, vera berdiri dari kursinya, "jaga omongan lo ya, lo juga sama aja bitch!" Sentak vera yang tadi ingin menyerang Ica tetapi tubuhnya di tahan oleh ara.
"Bruk.."
Guru bk itu lagi-lagi mengabrak meja, "kenapa kalian malah berantem ha!" Guru bk itu mengusap pangkal hidungnya.
Semua yang berada si ruangan itu terdiam. "Buk maaf saya lancang tapi ini kan permasalahan tentang ributnya mereka kenapa ibu malah ngebahas tentang keluarga saya, harusnya ibu mempertanyakan soal mereka yang ribut?" Vara angkat bicara."sudah diam kamu, kamu itu sama saja huh.. saya aka panggil orang tua kalian ngerti!" Ucap bu bk sudah pening.
"Loh gak seenaknya juga dong, manggil orang tua. ibu belum mendengarkan penjelasan dari Vera atau pun ica.emang ibu sudah tau akar masalahnya?" Tanya Dita, menurutnya sangat aneh.
"Nanti saja ceritanya, panggilan dan suruh datang orang tua kalian secepatnya!" Ujar guru tersebut.
"Maaf bu, orang tua saya gak bisa datang." Ucap vera. "Saya juga bu, orang tua saya lagi sibuk jadi mereka tidak bisa datang," Ica ikut beruap.
"Apa kalian yakin, atau ibu yang akan menelpon orang tua kalian." guru itu tetap kekeh.
"Gak usah pake ribet deh Bu, pake Internet terus kirim file lewat WhatsApp surat bk gitu terus kirim ke grup wali kelar, zaman sekarang sudah canggih!" Ara gemas dengan tingkat sang guru bk.
"Kamu nyuruh saya?" Tanya guru tersebut. "Bukan nyuruh tapi cuma ngasih ide aja." Ucap ara.
"Sudah sehubungan saya ada urusan di lanjutkan besok saja, saya akan kirim surat pemanggilan orang tua mengerti!" Mereka semua mengangguk dan satu persatu keluar dari ruang tersebut.
"Apan sih lo jangan dorong-dorongan!" Teriak vera pada Ica. Ica menutup kupingnya, "berisik anjing suara Lo kaya toa" ejek Ica.
"Kenapa emangnya ha!" Vera mendorong Ica untung saja Ica bisa menjaga keseimbanganan.
"Udah-udah bisa gak sih kalian jangan ribut, mau di panggil ke bk lagi" vara memisahkan mereka berdua.
Vera membenarkan bajunya yang tampak keresut sambil mengatur emosinya, "pergi aja yuk nar,put disini ada P.E.L.A.K.O.R!" ica mengeja kata terakhir dan langsung pergi.
"Elo yang pelakor bangkek, awas Lo Kaka kelas gak guna," vera berteriak kencang dan di acungkan jari tengah oleh ica sambil berjalan.
"Vera udah gak usah diladeni." Ucap vara menenangkan vera yang masih teriak.
Vera menatap sinis vara dan meludah kesampaian. "Lo bisa gak sih gak usah ikut campur urusan gue ngerti, gue gak suka lo sok akrab sama gue!" Sentak vera menyenggol pundak vara sambil berjalan ke arah kelas.
vara terdiam kaku, "ih si bngseet udah di bela-bela malah ngelunjak." Ucap dita mengelus dada.
"Udah gak papa, gue gak ke singgung kok emang dia orangnya gitu kok tapi aslinya baik." Vara tersenyum meyakinkan.
Walaupun dalam hati vara masih berpikir kenapa vera 95% berubah sifatnya, vara tau betul vera dulu tidak begini.
"Kita ke kelas aja yuk, udah mau pulang nih." Ucap vara bergandengan tangan dengan Dita menuju kelas.
Hello? jangan lupa vote iya and komen biar Halah gak butuh pembaca gelap nih, follow yok biar tau kelanjutannya gratis loh...

KAMU SEDANG MEMBACA
VERA & VARA
Science Fictionsaudara kembar yang memiliki sifat berbeda masing-masing mempunyai kisah cinta tersendiri Vara yang selalu sabar dan berhati lembut juga penyayang tetapi sayangnya memiliki penyakit serius tidak ada yang tau soal penyakitnya dan vera berbanding terb...