" Ra Lo kenapa sih dari tadi gelisah gitu?" Tanya Dita, sedari tadi memperhatikan vara seperti menahan sesuatu.
"Ha, gue gak papa kok." Untuk pertama kalinya vara berbohong pada sang papa yang memberi alasan ada kerja kelompok di rumah teman dan menginap.
Sedari tadi headphone milik vara berbunyi terus menerus, sampai-samapi di matikan daya.
"Kita nonton aja yuk, di Netflix ada film kora baru nih." Ucap Dita membuka laptopnya.
Mereka sekarang berada di kamar Dita yang sangat luas suda ada cemilan manis dan dua kaleng soda.
Dita menyalakan laptopnya dan duduk pada tepi kasur berbulu, sedangkan vara berada di kamar mandi untuk menghilangkan kegelisahan mencuci wajahnya.
"Ra sini filmnya Udah mau di mulai." Ucap Dita melihat vara baru keluar dari kamar mandi.
Vara melangkah menuju Dita dan ikut duduk di samping Dita yang sudah ada selimut.
"Tau gak sih, gue senang banget loh, akhirnya Lo main ke rumah gue lagi, udah lama kan kalo di hitung-hitung lo gal ke sini." Ujar Dita.
Vara hanya mengangguk saja dan fokus untuk menikmatkan acara film Korea berjudul 'my demon' mereka berdua sangat suka dengan Drakor dan jangan lupa fanboy juga para k-pop a-idol.
*****
"Makasih ya rel, Lo udah nganter gue sampai rumah dan gue juga minta maaf juga buat hubungan elo sama vara jadi berantem gara-gara gue." Ucap Vera sedih.
"Bukan salah elo kok, dan gue juga turut perihatin putusnya Elo sama cowok brengsek itu." Ujar Rafael.
Vera mengangguk dan tersenyum, "gue juga bisa lepas dari hubungan toxic juga karena Lo kan, makasih ya." Rafael mengangguk.
"gue ga ngelakuin apa-apa, gak usah bilang makasih kali, elo putus masih banyak cowok juga kan."
"Iya sih banyak cowok, tapi gue tertarik sama satu orang dong dan gue tetapin ada di hati gue." Ucap Vera.
"Iya elo pertahankan saja, siapa tau cowok yang Lo taksir itu bisa tau."
Vera terdiam dan secara tak langsung Rafael mengizinkan dia untuk berdekatan dengan dirinya.
Vera tersenyum, "gue akan coba deketin dia deh." Ujarnya.
Rafael mengangguk, "masuk ke dalam gih udah mau sore." Ucapnya.
"Ya udah makasih sekali lagi atas tumpangan iya." Rafael memberi ibu ibu jari dan masuk ke mobil.
****
"Ra keluar yuk, gue bosen nih." Ajak Dita acara nonton nya sudah selesai dan hari sudah malam jam pukul 20.21 malam.
"Kemana?"
"Kita ke cafe aja yuk, ada Bimo nih sama yang lain." Ujar Dita sambil melihat chat grup yang mereka sedang Nongki.
"Boleh, tapi jangan malem-malem ya." Dita mengangguk. "Gue ganti baju dulu kalo mau ganti baju juga Lo pake baju gue aja." Vara berdham.
Sejujurnya sudah lama vara tidak main ke luar apa lagi main di malam hari itu pun kalo keluar malam hanya ke supermarket.
Kini vara dan Dita sudah di cafe dan sedang berkumpul dengan teman-teman kelasnya juga ada di cafe ternyata.
"Eh ada vara tumben banget ikut gabung." Ujar alam si ketua kelas.
Vara hanya tersenyum sebagai respon dan duduk di samping Dita, sampai pesanan milih dirinya juga Dita sampai.
Dan ya.. hanya mengobrol saja dan bermain game, cukup bosan bagi vara tetapi ketika membahas tentang game dirinya menghayati.
"dit pulang yuk," ajak vara.
Dita mengangguk setuju, melihat jam yang sudah pukul 22.20 membuat mereka harus pulang karena hampir malam padahal lagi seru-serunya.
"Guys gue duluan yaa,"
"Iyah bentar banget sih dit,."
"Eh, ini udah malem gue belum terbiasa apa lagi vara yang jarang keluar malam." Ujar dita.
"Iyudah Lo hati-hati ya." Ujar Bimo.
"Oke duluan gesss...."
Haiii gesss smpee sini dulu yaa,, sorrry baru up tetap semangat!!!

KAMU SEDANG MEMBACA
VERA & VARA
Ciencia Ficciónsaudara kembar yang memiliki sifat berbeda masing-masing mempunyai kisah cinta tersendiri Vara yang selalu sabar dan berhati lembut juga penyayang tetapi sayangnya memiliki penyakit serius tidak ada yang tau soal penyakitnya dan vera berbanding terb...