Vara duduk termenung di taman belakang kamar setelah pertengkaran kecil dengan kembaranya, ia tahu Vera pasti membenci nya karena dia selalu di bandingin dengannya.
Tetapi bukan dia saja yang tertekan dengan semua ini tapi ia juga tertekan, setelah pertengkaran Vera membanting pintu kamarnya dengan kencang untung di rumah tidak ada siapa-siapa.
"Ver Lo boleh kok benci sama gue tapi Lo gak boleh benci sama mamah." Lirihnya sambil menatap bintang-bintang di langit.
"Stop! gangu gue lagi anjing jangan bikin gue tambah benci lagi sama lo, Lo tau seberapa sakit hati gue setiap saat nahan omongan mamah yang selalu ngebela elo. Sakit Ra l!" Teriak vera setelahnya membanting pintu.
Vara mengusap air matanya mengingat omongan Vera, ia merasa bersalah dengan kembaranya harus dia juga membelanya.
"Dreet.."
"Drett"Bunyi headphone membuyarkan lamunan Vara, tercantum nama Rafael di layar handphone tanpa berlama-lama lagi vara menekan tombol hijau.
"Selamat malam sayang." terdengar suara lembut di sebrang Sanah, vara tersenyum ia bersyukur mempunyai kekasih yang perhatian dan sayang padanya.
"Malam, kenapa telpon?"
"Emang aku gak boleh ya.. nelepon kamu gitu!"
Vara terkekeh kecil, "gak gitu tumben banget."
"Aku... Kangennn... Pengan ketemu!"
"Apa sih udah malem yaa, pasti ayah juga gak akan dibolehin kamu masuk." Terdengar helaan nafas panjang di hp.
"Ya udah, nanti besok aku jemput yaa.,, Jangan lupa mimpin aku tidurnya sayangg".
"Kalo aku mimpinya haruto giman dong?"
"Siapa haruto? Cowok yang Deket sama kamu!"
"Kalo iya kenapa? Bahakan dia cowok idaman aku!"
"Varaa! jangan coba-coba selingkuh, aku bunuh cowok yang kamu idaman ituu!" ujar dengan posesif sedangkan Vara menhan tawa.
"Hahaha, muka kamu lucu yaa kalo marah. Siapa juga sih yang mau selingkuh dia gak akan bisa digapai juga kok."
"Bagus kalo gitu, biar kamu sama aku aja!"
"Iyaa deh, aku tutup ya mau bobo cantik dulu nih biar mimpi haruto, bay!" Padahal Rafael ingin menjawab tetapi vara langsung mematikannya dan tertawa pasti sebentar lagi muncul chat dari sang kekasih.
Tak di sangka dari atas balkon kamar lampu yang masih menyala sedari tadi mendengar semu percakapan itu sampai vara masuk ke dalam, ia Vera menatap datar vara sambil tangannya mengepal.
Bolehkah dia iri? Vara begitu beruntung banyak yang menyayanginya kenapa dia tak seberuntung itu!
"Ting!"
"Ting!"Vera menatap handphonenya menatap notifikasi dari kekasihnya dengan senyum getir.
Bara Valentino kekasih Vera yang selalu saja memaksa dan menghakimi sediri, sejujurnya Vera ingin mengakhiri hubungannya karena ia sudah memergoki kekasihnya selingkuh darinya.
tetapi bara juga selalu ada buatnya dia butuh seseorang yang selalu mendengarkan keluh kesahnya, butuh sandaran, butuh kasih sayang, semuaa itu ada pada bara walaupun sifat Playboy nya tidak hilang, Vera tetap sayang pada bara.
Vera langsung masuk ke kamar dengan menggebu-gebu, tangannya mengambil sebuah parfum mahal di atas meja dan melemparkannya ke arah kaca.
"Prangg!"
KAMU SEDANG MEMBACA
VERA & VARA
Science Fictionsaudara kembar yang memiliki sifat berbeda masing-masing mempunyai kisah cinta tersendiri Vara yang selalu sabar dan berhati lembut juga penyayang tetapi sayangnya memiliki penyakit serius tidak ada yang tau soal penyakitnya dan vera berbanding terb...