4 - Indah Panas

6.3K 176 9
                                    

Ellyas dan Abimana hari ini sedang berjalan mengitari Desa Bulan.

Abimana mengenalkan segala sesuatu yang ada di sana kepadanya, karena mulai sekarang kan Ellyas dan Abimana akan tinggal di Desa Bulan tercinta ini.

Semua orang yang mereka lalui memuji-muji keindahan wajah Ellyas. Mereka juga memuji Abimana karena hebat dalam memilih pasangan.

"Mulai sekarang, apa tugas Ellyas tuan?"

"Kau? Ya diam di rumah... Memasak untukku, membersihkan rumah, mencuci baju"

Ellyas mengangguk.

"J-Jadii hanya pekerjaan rumah? Tidak ada yang lain tuan?"

"Memangnya kau ingin melakukan apa Ell"

"Bolehkah Ell berkenalan dengan orang-orang di sini... Memiliki banyak teman, tuan?"

"Tentu saja. Tapi aku tak ingin kau mendekati para pria. Aku tak suka jika milikku disentuh oleh orang lain"

Para pria yang dimaksud, tentu saja para pihak atas. Seperti dirinya.

Cara membedakannya tentu mudah.

Para pria, mereka hanya mengenakan bawahan. Entah itu celana atau kain yang melilit, dengan atasannya... Topless.

Mereka suka memamerkan badan mereka yang bagus. Otot otot mereka.

Jika para pihak bawah, seperti Ellyas... Mereka mengenakan pakaian minim kain dan tembus pandang, yang mulai menutupi bagian pundak hingga paha. Memamerkan lekuk tubuh dan kemulusan mereka.

Tentu mereka harus mengenakan celana dalam juga.

Ellyas mengangguk atas ucapan Abimana.

"Malam ini kita akan pergi ku Kuill Dewi Bulan. Bersiaplah"

"Baik tuan"

.

.

.

.

.

*Kuil Dewi Bulan.

Ellyas duduk di sebelah Abimana, yang kini tengah berdoa sambil memejamkan mata.

Di hadapan mereka ada sebuah Patung sang Dewi. Ellyas hanya tersenyum, menghormati.

Karena di Desanya, semua orang percaya pada rohh baikk. Bukan Dewa dan Dewi seperti di sini.

'Rohh bulan, aku percaya kau hadir di sini... Berikanlah aku kebahagiaan bersama tuan Abimana selalu' batinnya.

"Ayo" Abimana mengajak Ellyas keluar dari sana.

"Sekarang kita kemana tuan?"

"Kolam. Kolam Bulan"

Letaknya tidak jauh. Berada tepat di belakang Kuil Dewi Bulan.

'Ahhh... Ohhh...'

Samar-samar terdengar suara desahan yang saling bersahutan diiringi percikan air.

"Masih ada orang ternyata" ucap Abimana.

"Kita duduk dulu saja. Jangan dulu pergi ke sana" lanjutnya.

"M-Mereka sedang apa tuan?" Tanya Ellyas.

"Apa yang kau pikirkan Ell?"

"Sepertinya mereka sangat menikmatinya, tuan"

"Tentu. Itu adalah kegiatan yang sudah kau dan aku lakukan... Ketika kita berdua saling mendesahkan nama satu sama lain" jelas Abimana.

Ohh, Ellyas paham sekarang.

"Kita akan melakukannya juga, tuan?"

"Ya, di Kolam Bulan. Kenapa? Kau tidak mau? Kalau begitu kita pulang saja"

"T-Tentu Ell mau tuan!!" Pipinya merona.

Abimana tertawa kecil melihat ekspresi Ellyas. Sangat lucu.

"Kemarilah. Duduk bersamaku"

Abimana kini telah duduk bersandar pada sebuah pohon. Kakinya ia buka, untuk memberikan ruang bagi Ellyas duduk di sana.

Ellyas langsung bersandar ke dada Abimana. Dan tangan Abimana kini telah melingkar di perut Ellyas.

"Kau tahu kenapa kita akan melakukannya di sana?"

"Tidak tuan" jawab Ellyas.

"Itu karena Kolam Bulan dipercaya dapat membuat suatu hubungan menjadi lebih eratt"

"Tentu aku ingin hubungan kita semakin lengket. Bukankah kau menginginkan hal yang sama?"

"Iya tuan" ucap Ellyas.

"Aku ingin kau selalu mencintaiku, Ell. Bisakah?"

"Tentu tuan. Ell harap tuan Abimana melakukan hal yang sama"

Abimana tersenyum.

Tak berapa lama kemudian, pasangan yang mereka tunggu telah keluar dari Kolam Bulan.

Itu adalah teman Abimana. Ia nampak menggendong pasangannya.

"Heii, Carloo!! Sepertinya kau dengan pasanganmu melakukan hal yang menyenangkan. Hingga dia harus kau gendong seperti itu" Abimana usil.

"Ehh, Abimana!! Ya tentu saja, hahaha. Aku sangat bersemangat menidurinya kau tahu. Kau pun harus melakukan hal yang sama"

"Tentu aku akan!!! Hingga pasangan ku sulit berjalan" Abimana bangga.

"Hahahaha!!" Kedua pria itu tertawa.

Pipi Ellyas telah sangat merona, membayangkan apa yang akan Abimana lakukan kepadanya sebentar lagi.

.

.

.

.

.

.

"Ahhhhh.... Tuang... Nghhh"

"Kau menyukainya Ell?" Abimana terus menghentakkan pinggulnya.

Keringatnya bercucuran jatuh ke atas badan Ellyas.

"Sangatt tuan. Ell sangat menyukainya... Ahhh"

"Kau sangat cantik Ell. Sangat indahh... Menangislah untukku"

"Ouhhhhh" Abimana merasakan miliknya semakin dijepit oleh Ellyas.

"Kau menjadi lebih bersemangat di bawah sana Ell. Sangattt Ouhhh... Sempittt... Nikmatnya..."

"Karena apa hmm? Apa karena ucapanku?" Tanya Abimana.

"T-Tidak tuann"

"Benarkah? Bagaimana jika aku mengatakan..."

"Kau sangat seksii, Ell. Lekuk tubuhmu begitu indah"

Lagi lagi Abimana merasakan di bawah sana semakin sempit.

"Lihatt? Kau menyukai ucapanku Ell"

Ell melihat ke arah lain. Terlalu maluu.

"Tatap matakuu" perintah Abimana.

Ell dengan ragu melakukannya. Mata mereka bertemu.

"Katakan bahwa kau menikmati ini" perintah Abimana.

"Ell menikmatinya tuann"

"Siall, kau sangatt imut Ell. Aku semakin tidak tahan!!!"

Tiba-tiba Abimana menggerakan pinggulnya dengan keras dan cepat. Terus menumbuk titik nikmat Ellyas.

Membuat Ellyas menggila dari hentakan demi hentakan yang kejantanan Abimana lakukan.

"Desahkan namakuu Ell~"

"Nghhh... Ahhh... Tuan Abimana..."

Kolam mulai bersinar, kekuatan magis mulai bekerja. Keduanya saling memejamkan matanya nikmat.

Bersambung...

Vote & Comment!!

Top Tangguh [G-Story]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang