Jesslyn Callista adalah seorang gamer akut yang suka menyendiri di kamarnya. Dia tidak pernah peduli dengan apa yang terjadi di luar sana, asalkan dia bisa bermain game favoritnya sepuasnya. Dia tidak punya banyak teman, kecuali beberapa orang yang dia kenal dari dunia maya.
Suatu hari, dia terkejut ketika mendengar suara ledakan dan teriakan dari luar jendela kamarnya.
"Apakah itu?" dia bergumam sambil bergegas keluar.
Dia melihat pemandangan mengerikan. Kota tempat dia tinggal telah berubah menjadi neraka. Gedung-gedung roboh, mobil-mobil terbakar, dan orang-orang berlarian ketakutan. Di langit, dia melihat pesawat-pesawat tempur dan helikopter-helikopter berseliweran.
"Ini seperti di game *Call of Duty*," dia berpikir dengan ngeri.
Jesslyn tidak tahu apa yang sedang terjadi, tetapi dia tahu bahwa dia harus bertahan hidup. Dia kembali ke kamarnya dan mengambil tas ranselnya. Dia memasukkan beberapa barang penting seperti ponsel, power bank, pisau lipat, senter, dan botol air. Dia juga mengambil laptopnya yang berisi banyak game yang dia sukai.
"Siapa tahu aku masih bisa bermain game lagi," dia berkata pada dirinya sendiri.
Dia berlari keluar dari rumahnya dan mencari tempat yang aman untuk bersembunyi. Dia melihat banyak orang yang terinfeksi oleh sesuatu yang membuat mereka menjadi ganas dan menyerang orang lain. Jesslyn mengingat salah satu game yang pernah dia mainkan, yaitu *Resident Evil*. Dia berpikir bahwa mungkin ini adalah semacam wabah virus zombie.
"Aku harus menghindari mereka," dia berkata sambil menghindari kontak dengan orang-orang terinfeksi.
Dia mencoba mencari jalan keluar dari kota. Dia menggunakan kemampuan gamingnya untuk mengamati situasi, menentukan strategi, dan bertindak cepat. Dia juga menggunakan ponselnya untuk mencari informasi tentang apa yang sedang terjadi di internet.
"Ada apa ini?" dia bertanya-tanya sambil membuka situs berita online.
Dia menemukan bahwa ini adalah akibat dari perang nuklir antara negara-negara besar yang memicu bencana global. Banyak kota-kota di dunia yang hancur dan banyak orang yang mati atau terinfeksi oleh radiasi nuklir. Hanya sedikit orang yang selamat dan mencoba mencari tempat pengungsian.
"Ini seperti di game *Fallout*," dia berpikir dengan sedih.
Jesslyn merasa putus asa dan tidak tahu harus kemana. Dia hanya berharap ada tempat yang aman untuk dirinya dan laptopnya. Dia ingin sekali bermain game lagi untuk melupakan kenyataan yang mengerikan ini.
Suatu hari, dia menemukan sebuah gudang kosong di pinggiran kota. Dia memutuskan untuk masuk dan beristirahat di sana. Dia membuka laptopnya dan mencoba memainkan game *Fallout*, sebuah game tentang dunia pasca-apokaliptik.
"Mungkin aku bisa menemukan sesuatu di sini," dia berkata sambil menjelajahi dunia virtual.
Tetapi sebelum dia bisa menikmati game tersebut, dia mendengar suara erangan dari sudut gudang. Dia menoleh dan melihat seorang pria berseragam tentara yang sedang terluka di bagian perut. Pria itu tampak lemah dan pucat.
"Siapa kamu?" Jesslyn bertanya dengan waspada sambil mengambil pisau lipatnya.
Pria itu menatap Jesslyn dengan tatapan nanar. Dia berkata dengan suara serak, "Tolong...tolong aku..."
Jesslyn merasa kasihan dan penasaran dengan pria itu. Dia mendekati pria itu dan bertanya siapa dia dan apa yang terjadi padanya.
Pria itu berkata dengan susah payah, "Namaku Rama. Aku adalah seorang tentara yang bertugas menjaga pos perbatasan. Aku terluka oleh serangan udara musuh saat aku sedang menuju tempat pengungsian."
Jesslyn merasa iba dengan nasib Rama. Dia mengambil botol airnya dan memberikannya kepada Rama untuk diminum. Dia juga mengambil kausnya dan membungkus luka Rama dengan rapat.
"Terima kasih," Rama berkata dengan lemah.
"Sama-sama," Jesslyn menjawab dengan ramah.
Rama bertanya siapa nama gadis itu dan apa yang dia lakukan di sini.
Jesslyn menjawab dengan jujur bahwa namanya Jesslyn Callista dan dia adalah seorang gamer akut yang mencoba bertahan hidup di dunia ini.
Rama terkejut mendengar jawaban Jesslyn. Dia tidak percaya bahwa ada orang yang masih bisa bermain game di tengah kekacauan seperti ini.
"Kamu gamer?" Rama bertanya dengan heran.
"Iya," Jesslyn menjawab dengan bangga.
"Aku juga suka bermain game," Rama berkata dengan senyum tipis.
"Serius?" Jesslyn bertanya dengan antusias.
"Iya," Rama menjawab dengan tulus.
Mereka pun mulai bercerita tentang game-game favorit mereka dan menemukan banyak kesamaan. Jesslyn merasa senang karena akhirnya dia menemukan seseorang yang bisa mengerti dirinya.
Rama merasa senang karena akhirnya dia menemukan seseorang yang bisa membuatnya lupa akan rasa sakitnya. Mereka pun menjadi akrab dan saling membantu.
Jesslyn merawat Rama sampai lukanya sembuh. Rama melindungi Jesslyn dari bahaya-bahaya yang mengancam mereka. Mereka pun bersama-sama mencari tempat pengungsian yang aman.
Suatu hari, mereka menemukan sebuah pulau kecil di seberang kota tempat mereka tinggal. Mereka memutuskan untuk menuju pulau itu dengan menggunakan sebuah perahu motor yang mereka temukan di pelabuhan.
Mereka berhasil sampai di pulau itu tanpa halangan. Mereka merasa lega karena pulau itu tampak damai dan sepi. Mereka membangun sebuah pondok sederhana di tepi pantai. Mereka hidup bahagia bersama-sama hingga akhir hayat mereka.
***
Oneshot kali ini singkat, padat, dan ngga tau yah menurut kalian gimana hehehe...
Semoga terhibur dengan karya author dan jangan lupa untuk vote, komentar, dan share yah...
Thanks for reading...
KAMU SEDANG MEMBACA
JKT48 Oneshot
Short StoryKumpulan cerita singkat dari tokoh member JKT48. . . . Semoga terhibur