'Mereka memulai perjalannya, tanpa tahu apa yang sebenarnya sudah terjadi'
Hari ini hari minggu, pada umumnya beberapa orang akan istirahat dan menghabiskan waktunya di tongkrongan atau di tempat rekreasi. Namun, berbeda dengan Reyhan, hari minggu ini ia gunakan untuk bekerja di sebuah toko roti.
Satu satunya orang setelah keluarga yang mengerti diri kamu adalah sahabatmu. Kata-kata itu benar-benar sangat Reyhan akui, karena memang benar adanya. Ia mendapatkan pekerjaan ini berkat sahabatnya. Pamannya adalah pemilik toko roti ini, ia benar-benar berterima kasih kepada Bara.
Bel toko terus-terusan berbunyi, ia sebagai pelayan di sana tentunya senang karena mendapat pelanggan yang banyak, namun tak bisa dipungkiri bahwa tubuhnya juga lelah. Tapi, ia dikejutkan dengan kehadiran Bara yang tiba-tiba.
"Astagfirullah Bar, kaget banget Gusti." Reyhan mendenggus kesal melihat Bara yang tersenyum senang, memang Bara ini hobi sekali mengejutkan orang.
"Masih lama Rey?"
"Kamu lihat aja Bar, tahu sendiri kan shif aku sekarang sampai jam berapa, pelanggan juga lagi banyak banyaknya."
"Hadeh, bosen banget ini. Ayo main yu," rengek Bara.
Reyhan membelakan matanya malas, "Jangan kayak bocah Bar, kayak gak ada kerjaan banget gangguin temen yang lagi kerja. Tadi si Rafa datang ke sini, di meja 25, sana samperin."
Bara tersenyum senang sambil mengacungkan jari jempolnya, "Nah, terima kasih sarannya Reyhan yang baik hati dan tidak sombong." Setelah mengatakan hal tersenyum bara bergegas menghampiri Rafa, Reyhan tahu jika Bara sudah merengek seperti bocah pasti dia sedang di mabuk dengan les pribadi oleh ayahnya.
Bara menghampiri Rafa yang sedang duduk bersama Nadia. Bara tersenyum canggung, sambil duduk di depan mereka berdua.
"Boleh gabung 'kan?" tanya Bara.
Rafa dan Nadia mengangguk, "Gabung aja Bar, kita 'kan teman sekelas,gak usah sungkan," ucap Rafa.
"Hehe, aneh gak sih kita sudah mau 2 semester tapi belum akrab," ucap Bara sambil cengengesan.
"Iya, aneh banget. So, sekarang kita temen ya. Jangan sungkan kalau ada apa-apa," ucap Nadia sambil tersenyum.
Bara dan Rafa balas tersenyum. Mungkin sekarang adalah awal dari pertemanan mereka, setelah dirasa nyaman dengan teman sekelompok kemarin akhirnya mereka berteman dekat mulai saat ini.
"Nad, kamu pindahan kapan?" tanya Bara penasaran.
"Hari ini, sebenarnya dari kemarin udah mulai pindah-pindahin barangnya, sekarang baru selasi beres-beresnya. Oh iya, nanti kita ke rumah aku yuk, kebetulan ibu masak banyak," ucap Nadia dengan sangat gembira.
Tiba-tiba Bara melambaikan tangannya kepada seseorang, orang itu adalah Ashel, Renata dan Selena. Setelah selesai memesan makanan, Ashel beserta Renata dan Selena menghampiri meja yang dekat dengan Bara, Nadia dan Rafa.
KAMU SEDANG MEMBACA
SEVEN
Teen Fiction'Dunia yang kejam ini tidak akan pernah bisa menghentikan kita' -SEVEN [END]