Bab 4

21 2 0
                                    


©©©©©

Bastian dengan senyuman cerah seperti biasanya sedang merapikan pakaian yang ia pakai.

"Wah, kak Tian terlihat sangat tampan malam ini. Mau berkencan dengan Layla ya?". Kenneth masuk ke dalam kamar milik Bastian dan duduk di ranjang milik kakaknya itu.

"Tentu saja. Malam ini akan menjadi malam paling spesial. Karena kakak akan melamar Layla".

"Benarkah!! Wah, Kenneth akan mendoakan kakak dari sini semoga lamaran kakak di terima ya sama Layla". Bastian tersenyum sambil mengaminkan doa sang adik.

"Iya sudah, kakak pergi dulu ya". Bastian berpamitan dengan Kenneth.

"Oke kak, semoga berhasil ya dan hati-hati dijalan!". Seru Kenneth pada Bastian.

Di sebuah restoran terlihat seorang wanita yang sejak tadi gelisah.

"Layla malam ini kamu harus memutuskan hubungan mu dengan Bastian, jangan sakiti pria sebaik Bastian". Ucap Salma sebelum putrinya itu berangkat ke restoran di mana Bastian dan dirinya bertemu.

"Ma, bagaimana bisa aku melakukan hal itu pada Bastian". Gumam Layla yang terlihat cemas dan takut.

Cup....

Layla terkejut dengan tindakan yang dilakukan oleh Bastian.

"Bastian!!". Serunya yang membuat Bastian terkekeh.

"Kamu sedang melamunkan apa? Ketika aku datang saja kamu tidak menyadarinya". Ucap Bastian yang sudah duduk di depan Layla.

Layla menatap Bastian dan mengelah nafas untuk mengatur detak jantungnya yang begitu cepat. Layla benar-benar di buat takut untuk mengatakan semuanya. Bagaimana kalau Bastian marah padanya dan menyakiti dirinya yang berani menduakan cinta mereka? Layla benar-benar frustasi sekarang ini.

"Layla sayang, kamu kenapa? Sejak tadi kamu terus menghela nafas tanpa henti. Kamu ada masalah. Ceritakan saja, siapa tahu aku bisa membantumu". Ucap Bastian sambil memegang tangan Layla.

"Bastian ayo kita akhiri hubungan ini". Bastian dengan terkejut tanpa sengaja meremas tangan Layla. "Bastian sakit!". Seru Layla. Bastian pun tersadar dan langsung melepaskan tangannya dari tangan Layla.

"Kenapa?". Tanya Bastian dengan wajah marah, kecewa dan sedih yang bercampur menjadi satu, Layla yang melihat itu merasa bersalah pada pria baik di depannya tersebut. Tapi wanita itu langsung memalingkan wajahnya karena tidak sanggup melihat wajah menyedihkan dari calon mantan kekasihnya itu.

"Maafkan aku hiks. Bastian hiks saat kamu pergi keluar negeri untuk pekerjaan mu. Aku hiks bertemu dengan Ben dan kami menjalin hubungan dibelakangmu. Maafkan aku Bastian, aku jatuh cinta pada pandangan pertama pada Ben saat itu. Aku mohon maafkan aku yang sudah mengkhianatimu selama 1 tahun ini". Ucap Layla dengan menatap Bastian dengan linangan airmata. Di sana Layla melihat sorot mata Bastian yan dipenuhi dengan kekecewaan dan kesakitan akan pengkhianatan yang dia lakukan.

Tanpa menanggapi penjelasan dari Layla lagi, Bastian beranjak dari duduknya dan berjalan meninggalkan wanita itu. Layla yang ingin menghentikan langkah kaki Bastian harus rela melepaskan pria itu untuk pergi. Layla menatap mobil yang dibawa oleh Bastian melaju meninggalkan restoran tersebut.

"Maafkan aku Bastian. Semoga kamu bisa menemukan perempuan yang tulus mencintai mu dan bisa setia padamu saja. Tidak seperti aku yang telah menyakiti dan menduakan mu". Gumam Layla sambil menghapus air matanya yang mengalir di kedua pipinya.

Setelah dari restoran Layla menuju ke apartemen milik selingkuhannya Ben. Senyuman terpatri di bibir Layla. Dia tidak sabar untuk menyampaikan keinginan keluarganya pada Ben.

Ting... Tong....

Tidak menunggu lama pintu apartemen itu terbuka dan nampaklah Ben yang baru saja mandi. Ben tersenyum melihat siapa yang datang ke apartemennya.

"Ada apa kamu datang ke apartemen ku ehm?". Tanya Ben yang heran dengan Layla tiba-tiba datang tanpa dia yang menelponnya untuk datang.

Layla tersenyum dan memeluk tubuh itu dengan erat.

"Keluarga ku ingin bertemu denganmu". Ben terkejut mendengar ucapan Layla. Bukan ini maksud Ben mendekati Layla. Dia mendekati Layla hanya untuk menghancurkan Bastian dan keluarganya. Tapi mengapa sekarang berbalik dia harus terjebak oleh permainannya sendiri seperti ini.

"Benarkah? Kapan itu?". Tanya Ben yang berpura-pura senang. Layla melepaskan pelukannya dan menatap Ben dengan senyuman yang dibalas oleh pria itu juga dengan senyuman.

"Malam ini. Apa kamu bisa datang Ben?". Tanya Layla harap-harap cemas. Karena dia tahu Ben adalah orang yang sibuk. Pasti pria itu sudah ada janji temu dengan orang lain.

Ben tersenyum dan menjawab pertanyaan dari Layla.
"Aku hari ini free, jadi aku bisa datang kerumahmu". Layla dibuat tersenyum bahagia oleh jawaban Ben. Wanita itupun memeluk tubuh Ben. Ben menunjukkan tatapan dingin dan datarnya ketika Layla memeluknya. "Benar-benar merepotkan". Batinnya

©©©©©

Makan malam di rumah peninggalan Zahra dan Theo terlihat sangat hening dan khidmat. Tidak ada yang berusaha membuka suara setelah makan selesai.

"Ada acara apa ini? Kenapa kita mengadakan makan malam seperti biasanya, Ma?". Tanya Thea pada Hana. Hana mengelah nafas dan menceritakan semuanya pada Thea. Thea langsung menatap ke arah Layla dan Ben. Thea benar-benar dibuat terkejut dengan tindakan Layla yang terlihat seperti perempuan baik-baik dan sangat mencintai kekasihnya. Tapi ternyata Layla jauh dari bayangan Thea. "Kapan pernikahan mereka dilangsungkan?". Tanya Thea dengan suara sedikit dingin.

"Bulan depan". Kini giliran Jaden yang membuka suara, semuanya hanya mengangguk setuju kecuali Ben yang begitu malas dan merasa dia ketiban sial. Andaikan saja dia tidak membuat kissmark ditempat yang dapat dilihat banyak orang mungkin saja saat ini dia tidak terjebak di keluarga besar Layla.

Thea yang sejak tadi menatap ke arah Ben yang terlihat tidak suka dengan rencana pernikahannya dengan Layla. Apa si Ben ini tidak mencintai Layla? Tapi dengan cepat-cepat Thea menghilangkan pemikiran seperti itu. Kalau sampai Ben menikahi Layla karena tidak mencintai sepupunya itu, Thea akan menjadi garda terdepan untuk menghancurkan Ben.

Kenneth yang sejak tadi mengetuk kamar Bastian terlihat sangat khawatir dengan kakaknya tersebut.

"Kak Tian, buka pintunya!!". Seru Kenneth sembari mengetuk pintu kamar Bastian. "Kak Tian kata bi Sri sejak pulang dari bertemu dengan Layla kakak tidak keluar-keluar dari kamar. Ada apa kak?". Kenneth mencoba bertanya kembali dengan kakaknya itu tapi tidak ada tanggapan sedikitpun dari Bastian. Kenneth benar-benar dibuat khawatir dengan sang kakak. Tanpa berpikir panjang Kenneth mendobrak pintu kamar itu. Betapa terkejutnya Kenneth melihat sang kakak yang telah terkapar di depan ranjangnya. Kenneth pun menelpon ambulans untuk menjemput sang kakak. "Kak, Kenneth mohon bertahan ya". Ucap Kenneth dengan airmata mengalir dipipinya.

Selang beberapa menit terdengar suara sirine ambulans. Kenneth membopong tubuh Bastian yang tidak sadarkan diri menuju ambulans yang terparkir di depan pintu masuk rumahnya. Setelah sampai diluar rumah Kenneth membaringkan tubuh lemah itu ke brankar tersebut. Merekapun membawa tubuh tidak sadarkan Bastian di bawa ke rumah sakit. Didalam perjalanan Kenneth menelpon kedua orangtuanya.

Betapa terkejutnya kedua orang tua mereka mendengar keadaan Bastian. Merekapun langsung memesan tiket untuk kembali ke Indonesia.

©©©©©

TBC

Cinta Untuk Az-Zahra S2: Kisah Cinta dan PengorbananTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang