365 Hari | 13

1.7K 182 11
                                    

"Gimana bisa?"

Satria melirik sahabatnya yang sejak ia seret keluar restoran secara paksa-yang nyaris membuat ibunya terkejut dan menatapnya heran pun tak berhenti bergumam. Mungkin dia sama terkejutnya seperti dirinya saat pertama kali mengetahui kenyataan jika kakaknya akan menikah dengan wanita yang sangat ia kenal. Atau lebih parah dari dirinya?

"Sat, jujur deh sama gue. Semua ini cuman mimpikan? Ini cuman prank atau-"

"Apa gue perlu tonjok kepala lo biar lo sadar kalau ini bukan mimpi?"

Nafa diam, tampak merenung. Dan semua itu membuat Satria kembali melirik pria itu. Cukup lama sampai membuat Nafa balik menatapnya.

"Kakak lo tahu kalau cewek yang mau dia nikahi adalah mantan lo?"

"Menurut lo gimana?"

Nafa menggeleng. "Belum?" Jawabnya dengan nada bertanya, dan Satria hanya menjawab dengan dengusan kasar.

"Jadi belum?"

"Hmm."

Nafa yakin jika hari ini adalah hari sialnya, dan entah berapa kali ia terkejut dengan kabar yang tak disangka-sangka selama ini. 

"Lo nggak berniat kasih tahu kakak lo?"

Satria diam tak menjawab.

"Lo harus kasih tahu kakak lo!"

Ada lirikan sekilas yang Satria berikan sebelum ia kembali menatap ke depan. Fokus pada kemudinya.

"Nggak tahu ini cuman perasaan gue aja, atau memang bener. Tapi gue merasa semua ini salah." Gumam Nafa-yang masih tampak syok. Lalu, seakan mengingat sesuatu. "Dia nggak lagi berusaha balas dendam sama kita, Kan?"

"Balas dendam?"            

Nafa mengangguk patuh. "Bisa aja dia nikahin kakak lo karna balas dendam ke kita, Dan semua itu nggak bisa dibiarin."

"Kita? Kenapa jadi kita? Emang lo ada masalah apa sama Kallana sampai harus ikut kena?"

"Ya?" Nafa mengerjab-ngerjab, tampak linglung dan bingung.

"Yang mutusin dia kan gue, Kenapa jadi lo ikut terseret? Atau-"

"Heh, jangan salah paham. Maksud gue kan selama ini dia tahu kalau gue adalah sohib karip lo. Jadi pasti ada kemungkinan kalau dia bakal nyeret gue lah." Ujar Nafa yang di barengi dengan tawa canggung.

Satria hanya menghela nafas kasar, dan bergumam lirih. "Gue kenal gimana Kallana. Dia nggak mungkin bersikap sejauh itu, dan kalau nikah dengan kak El cuman buat balas dendam. Gue kira itu terlalu berlebihan."

"Karna itu. Lo harus kasih tahu kakak lo, jangan sampe mereka menikah."

Satria hanya diam, namun wajahnya jelas tampak berpikir keras.

"Tapi ngomong-ngomong. Kakak lo nggak bakal pecat kita, kan? Kalau Kallana ngomong yang nggak-nggak ke dia?" Tanya Nafa was-was.

"Tenang aja, Kakak gue itu profesional dalam urusan pekerjaan. Dia nggak akan mecat karyawannya cuman buat masalah kayak gini."

"Ya, tapi tetep aja, Sat. Lo harus ngomong sama kakak lo, dan gue yakin kalau kakak lo nggak akan nikah sama dia kalau dia tahu Kallana itu mantan lo bertahun-tahun."

"Atau kalau perlu, bilang aja apa yang selama ini lo tahu, gimana keluarga tu cewek dan hancurnya masa lalunya. Gue jamin, dengan reputasi kakak lo, dia nggak akan mungkin mau menikah dengan tu cewek."

"Tu cewek?" Ulang Satria dengan rahang mengeras, yang seketika membuat Nafa meralat ucapanya.

"Maksud gue Kallana. Lo harus kasih tahu gimana kehidupan Kallana selama ini. Lagian kasihan kakak lo kalau harus menikah-Eh tunggu. Bukannya selama ini pacar kakak lo itu model dan aktris terkenal? Kok bisa?"

Kallana; Pernikahan 365 Hari (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang