365 Hari | 18

1.6K 186 7
                                    

"Apa yang kamu lakukan, Lana?"

Kallana nyaris menjatuhkan piring di tangannya kalau saja refleksnya tidak cepat. Memutar kepalanya untuk menoleh, Kallana menghembuskan nafas kasar begitu tahu siapa orang yang mengejutkan dirinya di jam sepagi ini.

Elemen, pria yang selalu berhasil membuat Kallana nyaris terkena serangan jantung selama beberapa hari tinggal dengan pria itu. Dia selalu berhasil membuat Kallana terkejut dengan kehadiran tiba-tiba pria itu-yang tidak pernah Kallana bisa dengar langkah kakinya.

"Kenapa?" Tanya Elemen yang menemukan tatapan mata Kallana menatapnya datar.

"Apa mas tidak bisa sekali saja tidak mengejutkanku?"

"Oh, kamu terkejut?"

Haruskah Kallana menjawab pertanyaan itu disaat pria itu bahkan bisa melihat bagaimana respon tubuhnya begitu pria itu tiba-tiba muncul di sampingnya?

"Maaf, aku tidak tahu kalau-"

"Kenapa Mas bangun jam segini? Mas butuh sesuatu?" Selama tinggal dengan Elemen beberapa hari ini, Kallana sudah hapal kalau pria itu selalu bangun di jam enam pagi. Lalu akan dilanjutkan dengan olahraga pagi sebelum melalukan aktivitas paginya seperti biasa. Sedang sekarang baru pukul lima pagi, dan pria itu sudah bangun.

"Aku terbangun karna mencium aroma harum sesuatu. Dan ternyata kamu sedang memasak?" Elemen memancangkan sedikit lehernya, mengintip apa yang sedang Kallana buat. "Aromanya sampai ke dalam kamarku."

"Oh, benarkah?" Kallana meringis pelan. Merasa tidak enak karna memasak pagi-pagi sekali hingga membangunkan pria di sampingnya. "Maaf, aku-"

"Apa yang kamu masak pagi ini?"

Kallana menoleh ke arah piring di tanganya, dan menunjukkannya ke arah Elemen. "Emm, oh-ini ayam mentega. Karna hari ini mama berniat datang berkunjung jadi aku rasa-"

"Sepertinya enak."

"Ya?" Kallana mengerjab, menatap Elemen tak mengerti.

"Ayam menteganya sepertinya enak." Tunjuk Elemen pada hasil masakan Kallana dengan dagunya.

Seakan tersadar, Kallana buru-buru berdehem dan menawarkan. "Mas ingin nyoba?"

"Boleh?"

Kallana mengangguk tanpa pikir panjang. Dan di luar dugaan, dengan santai Elemen menganggukkan kepalanya penuh semangat.

"Aku dari semalam belum memakan apa pun, aku benar-benar lapar." Beritahu Elemen tanpa di minta. Mengundang senyum lebar Kallana.

"Mas mau aku ambilkan nasi?"

"Kita punya nasi sepagi ini?" Elemen mengekori Kallana yang berjalan ke arah meja makan, meletakkan piring hasil masakannya di sana. Lalu memberi isyarat pada pria itu untuk duduk selagi dia kembali ke dapur.

Begitu dia kembali, Elemen benar-benar dibuat takjub saat piring yang Kallana bawa berisi nasi-yang langsung ia letakkan di depan Elemen. Tanpa di minta dua kali, pria itu langsung mengisinya dengan beberapa potong ayam. Menyantapnya tanpa peduli dengan Kallana yang masih berdiri di tempatnya, menatapnya lurus.

Elemen benar-benar terlihat seperti seorang pria yang kelaparan. Pria itu bahkan memakan makanannya dengan lahap.

Selama beberapa hari ini Kallana dan Elemen memang jarang bertemu, kecuali di pagi hari. Pria yang berstatus suaminya itu akan pergi pukul tujuh pagi dan setelahnya, Kallana tidak tahu ia pulang pukul berapa. Karna saat malam hari, dan Kallana sudah bersiap tidur, pukul sepuluh malam, ia belum menemukan tanda-tanda pria itu kembali dari aktivitasnya di luar rumah. Yang artinya mungkin ia akan pulang larut malam, atau malah dini hari?

Kallana; Pernikahan 365 Hari (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang