NO GOLDEN RULES | Ashel JKT48

Pasrah "7"

Sementara itu di theater, Kathrin, Indah dan Marsha tengah membicarakan Ashel yang akhir-akhir ini sepertinya sudah tak dekat dengan Adel

"Eh kalian merhatinn ga sih? Ashel kok pas ke theater udah ga barengan lagi ya sama Adel?" Tanya Kathrin.

"Iya weh kenapa ya kok bisa. Mereka lagi berantem?" Tanya Marsha

"Hmmmm gatau sih. Kalo berantem kok keliatannya gaada hal apapun yang di bicarain Ashel ke kita. Iya kan Kak Indah?"

"I, iya bener banget Trin..." Ucap Indah pada Kathrin

"Apa kita mau tanya Ashel? Tapi kan biasanya Ashel suka cerita duluan ga sih masalah ini"

"Hmmmm kayaknya emang ada yang di tutup-tutupin gitu sih setau gue"

.

.

.

.

.

.

.

Sementara di lain tempat tak sengaja Ashel berbarengan satu lift dengan Adel. Ini membuat mereka semakin canggung. Saat lift terbuka di lantai 4, Ashel dengan sengaja menutup lift kembali dan menekan tombol menuju lantai satu.

"Lu apa-apaan sih Shel Kita kan ada kegiatan!"

Saat pintu lift terbuka Ashel menarik tangan Adel. Ia menarik Adel untuk ke sebuah tempat yang dirasa dia aman untuk nya mengobrol dengan Adel.

"Shel lepasin gue"

"Ngga. Gue gaakan lepasin lu sebelum lu jelasin kenapa lu jauhin gue Del"

Saat mendengar pernyataan tersebut Adel hanya bisa menundukan kepalanya. Ia benar-benar tak tahu harus menjawab apa.

"Del please jawab kenapa lu kayak gini sama gue hah? Gue ada salah sama lu?".

Ashel menanyakan apakah dia pernah bersalah sehingga sahabat nya itu menjauhinya saat ini, bahkan sudah hampir 2 minggu ia tak bertegur sapa dengannya.

"Gu, gue akan jelasin tapi ga sekarang Shel"

Adel pun langsung pergi meninggalkan Ashel yang mematung mendengar jawaban tersebut. Ia tak habis pikir mengapa sangat sulit untuk dirinya bisa mengetahui jawaban itu secara langsung dari mulut Adel.

Drrddddd drddddddd

Ponsel Ashel berbunyi

"Shel, dimana? Jadi ke Theater ga sih kegiatan kita penting banget loh"

"Ah iya Kak Indah. Aku udah di lantai satu. Aku kesana sekarang yah Kak" Setelah mengakhiri panggilan Ashelpun mengusap air matanya..

"Ashel harus kuat. Harus" Ashel bergumam dalam hatinya. Ia harus menjadi Ashel yang seperti sebelumnya.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

Malam harinya Ashel sudah berada di rumah setelah kegiatan. Badannya terasa ambruk. Tak hanya kelelahan fisik tapi seperti nya Ashelpun juga kelelahan secara mental.

Saat dirinya mulai hendak memejamkan mata. Bayangan yang membuat nya sakit hati benar-benar tak bisa di hilangkan dari pikirannya.

"Aggghtthh kenapa sih Del" Teriak Ashel terlihat frustasi dengan hubungan pertemananya dengan Adel saat ini.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

Keesokan harinya saat di Sekolah Ashel selalu datang dalam keadaan lesu. Ia benar-benar tak selalu semangat akhir-akhir ini.

"Shel".

" I, iya (Nam). "

"Bisa ikut gue?"

"Kemana? Ini jam pelajaran udah mau mulai tau (Nam)"

"Bentar aja. Rin gapapa kan gue bawa Ashelnya?"

"Gapapa banget (Nam). Bawa aja, Ashel keliatan kurang semangat gitu tuh"

"Oke thx Rin... ".

(Namakamu) pun membawa Ashel ke pelataran parkir Sekolah

"Heh mau ngapain sih. Ini parkiran. Kita mau jalan keluar?" Tanya Ashel

"Iya keluar. Kemana lagi?"

"Ya tapikan jadinya bolos"

"Ngga. Ga bolos. Gue udah ijin sama Guru Piket"

"Semudah itu?" Tanya Ashel yang heran, karena biasanya pasti jika kemana-mana akan dipersulit untuk ijin oleh Guru piket tersebut.

"Guru-guru lagi rapat. Gue juga jarang banget keluar. Jelas di bolehin dong"

Ashelpun hanya bisa pasrah mendengar jawaban tersebut.

Ashel lalu menaiki motor trail milik (namakamu).

.

.

.

.

.

*Bersambung

Kemana Ashel dan (namakamu) akan pergi kira-kira? Pantengin terus yahhhh. jangan lupa vote dan komen. Kritik, saran pesan dan kesan kalian sangat membantu author agar semangat lanjutin ceritanya hehe...

sampe jumpa di episode berikutnya.....