PT 6

33 2 0
                                    

💌 HAPPY READING 💌

"ayah harus bicarain soal ini sama kamu ansel" ucap farel, ayah ansel saat berada di ruang makan.

"soal apa yah" ansel memasukkan satu sendok makan ke dalam mulutnya.

farel menghela nafasnya kasar "ayah sama bunda bakalan pindah kerja ke Jogja, jadi kamu harus ikut kita dan kamu juga pindah sekolah" ucap farel.

"ansel ga mau, ansel tetep di Bandung aja" tolak mentah-mentah ansel.

"tapi sayang, nanti kamu kesepian disini" ucap gladis yang duduk di sebelah ansel dan mengelus lembut kepala anaknya.

"dari dulu juga ansel kesepian ma. kalaupun ansel ikut kalian, apa Suasana disini dan disana berbeda? pasti gak kan? karena kalian juga sibuk kerja disana dan ga ada waktu untuk ansel"

"disaat ansel menemukan kebahagiaan ansel sendiri, kenapa kalian malah mengajak ansel pergi dari kebahagiaan ansel?" sambung ansel, mereka berdua pun diam tak berkutik.

ansel menghabiskan makanannya, dan ia mengambil tangan kedua orangtuanya untuk pamit pergi sekolah.

"ansel berangkat dulu, ansel harap kalian ga memaksa ansel untuk ikut kalian"

saat ia membuka pagar, ada seseorang yang sangat ia kenali

"shaka?" arshaka yang merasa terpanggil itu menoleh.

"ngapain Lo kesini? dan kenapa bisa lo tau alamat rumah gue?"

afzal mengambil helm yang berada di motornya lalu ia julurkan pada ansel.

"menurut lo?" tanya arshaka balik.

💌💌💌

sesampainya di sekolah, arshaka melepaskan helm yang ansel pakai.

tanpa mereka sadari ada seseorang yang mengepalkan tangannya, tiba-tiba ada sebuah tangan yang di letakkan di pundaknya.

"masa lo ga curiga sama mereka? siapa tau mereka main di belakang lo" ucap tia pada Cindy.

ya, sedari arshaka masuk ke gerbang sekolah. cindy yang menyaksikannya dengan matanya sendiri.

tanpa mengucapkan kata-kata, cindy meninggalkan tia yang tersenyum miring.

"bakalan ada perang nih" gumam tia.

"makasih" ucap ansel dengan  tersenyum.

arshaka langsung berjalan menuju kelas meninggalkan ansel.

ansel yang ditinggal itu memanyunkan bibirnya "kok gue ditinggal"

lalu ansel melangkahkan kakinya menuju kelas.

sesamydi kelas, pandangan yang pertama kali ia lihat adalah sahabatnya berpelukan satu sama lain.

"ini kenapa?" tanya ansel saat mendengar suara tangisan caca.

nindi langsung mengisyaratkan kepada ansel untuk diam dengan jari telunjuk yang ia letakkan di bibir.

ansel mengangguk paham, lalu ia ikut bergabung untuk berpelukan.

setelah tangisan caca reda, ansel berniat menanyakan hal yang membuatnya sedih.

"Lo kenapa ca? cerita sama kita" ansel memegang kedua bahu Caca.

"bonyok gue cerai" mereka bertiga yang mendengarkan itu syok berat.

PESAN TERAKHIR [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang