17

1K 124 7
                                    

"fann.... Gue mau bicara" Serli

"Bicara aja" Afan

"Emmm... Lu kenapa ngejauhin gue, apa gue ada salah sama lu "Serli sambil memainkan jarinya karna dia merasa sedikit canggung.

"Nggak ada kok li"

"Terus kenapa lu selalu ngejauhin gue. Jujur aja fan gue ada salah apa"

"Sebenarnya gue ngejauhin lu karna gue takut pacar lu marah"

"Hah!! Gue gak ada pacar Afannn" Serli terkejut saat Afan mgekatakan dia memiliki seorang pacar.

"Gak usah ditutupin li gue liat sendiri dia ngerangkul lu waktu dimall"

"Kapan"

"Waktu itu gue nelpon lu kan li bisa temenin gue jalan gak, terus lu bales gak bisa gue pusing,tapi pas gue ke mall malah liat lu rangkulan sama cowo" jelas Afan

"Oh waktu itu,...dia sepupu gue fan" setelah mengucapkan itu Serli mencari handphonenya.

"Yang ini kan fan" sambil menunjuk foto Kevin.

"Iya" Afan

"Gak usah bohong" Afan masih tidak percaya.

"Astaga Afannnn dia beneran sepupu gue, kalo gak percaya tanya aja bang Rasya."Serli.

"Jadi itu alasan lu ngejauhin gue, cemburu ya lu" sambil tersenyum mengejek ke Afan.

"Emang cemburu" jawab afan pelan

"Apa tadi lu bilang" Serli terkejut mendengar Afan mengatakan bahwa dia cemburu dan salting. Takut dia salah denger makanya dia bertanya lagi.

"Nggak papa nggak jadi" Afan.

"Jadi kita baikan oke" Serli

"Baikan?....emang kita berantem"Afan

"Ya nggak tahu... tapi pokoknya baikan aja udah" Serli

" Hmmm oke"

"Oh ya Afan lu pacaran sama si Zia"

"Emangnya kenapa kalau gue pacaran sama Zia" Afan.sebenarnya dia tidak ada hubungannya apapun sama Zia tapi dia hanya ingin membohongi Serli saja. Mendengar jawaban seperti itu Serli langsung bad mood.

"Ya nggak apa-apa cuma nanya" dengan muka cemberut.

"Gue mau pulang dulu" Serli langsung berdiri.

Afan menarik tangan Serli "tunggu dulu....mau ke mana hm"

"Ya kan gue udah bilang mau pulang"

"Duduk dulu gue belum selesai bicara" Afan, Serli duduk kembali dengan muka yang masih cemberut.

"Jangan cemberut gitu ah mukanya nggak bagus, senyum coba"

"Gak"

"Senyum" tangan Afan menyentuh wajah Serli dan membuat bibir Serli tersenyum

"Nah, kalo senyum kan cantik" Serli mendengar nya salting.

"Woi jangan bucin mulu napa ingat di sini masih ada orang. Emangnya bener kalau udah jatuh cinta itu dunia serasa milik berdua yang lain nggak dianggap" Arkan yang dari tadi memperhatikan mereka.

"ARKANN!!!! GANGGU MEREKA AJA LU" Naira

"Ya habis nih gue kesel ra dari tadi ngebucin mulu. mentang-mentang udah baikan sibuk berdua"Arkan.

"Lu gitu karna sirik kan yeee dasar jomblo sana sama Vio aja noh dia gak ada yang punya" Afan

"Ogah gue sama dia mah berisik mana bawel lagi" Vio nyahut.

"Siapa juga yang mau sama lu" Arkan

"Vio Arkan jangan pada berantem apa sih . Bisa gk sih kalian tuh sehari aja nggak berantem gua capek gue denger kalian berantem terus, kalo ketemu selalu aja berantem, sehari aja gue pengen liat kalian tuh akur-akur" Naira mengomeli Arkan dan Vio.

"Iya maaf ra" Vio

"Kalian ini ada-ada aja jangan sering-sering berantem nanti jadi cinta loh" Mami Afan. Merasa lucu melihat tingkah mereka berlima.

"Serli gue itu sama Zia nggak ada hubungan apapun" Afan

"Mang eakk... Nggak ada hubungan tapinya di hampir tiap hari jalan berdua berangkat bareng itu yang dibilang nggak ada hubungan" Serli.

"Astaga... Serli lu nggak percaya amat sih sama gua emang nggak ada hubungan sama Zia harus gimana lagi sih gue ngejelasinnya." Afan

"Nggak perlu dijelasin nggak apa-apa.. kan gue nggak ada hak buat ngelarang lo pacaran sama siapa" Serli

"Kalau nggak percaya nih ambil handphone gua periksa aja itu semuanya" Afan langsung menyerahkan handphone ke Serli.

"Enggak ngapain gue periksa-periksa. Handphone itu privasi lu" Serli menolak handphone milik Afan.

"Ya udah kalau gitu percaya kalau gue sama Zia nggak ada hubungan" Afan sudah prustasi memikirkan cara agar Serli percaya dia tidak mempunyai hubungan spesial apapun dengan Zia.

" Ya udah iya percaya" Serli

Afan langsung tersenyum"gitu doang"

"Udah selesai kan. Gue mau pulang udah malam ini"

"Sama siapa"

"Sama Vio, Naira, Arkan lah, sama siapa lagi"

"Kalian tadi kesini naik apa"

"Pesawat tempur fan" Serli, kesal

"Yang bener jawabnya Serli"

"Ya lagian lu banyak nanya, gue, Vio, Naira naik taksi sedangkan Arkan pakai motor dia sendiri."

"Lu belum diantar sama supir pribadi Papi aja"

"Nggak usah gue fan.... pesan taksi aja"

"Udah nggak apa-apa kok, takut kenapa-kenapa kalo sama supir Papi pasti aman"

"Kata siapa pakai taksi gak aman, aman kok"

"Udah nurut aja kenapa sih"

"Terus Vio,sama Naira gimana"

"Supir Papi juga yang nganter"

"Pi" panggil Afan

Papi menghampiri Afan dan bertanya"kenapa fan"

"Pak Adi bisa nganterin Serli sama temen-temen dia nggak"

"Bisa... mau pulang sekarang emang nya"

"Iya pi, soalnya Serli ini udah ditelepon sama Mama Papa dia"

"Ya udah Papi panggilan pak Adi dulu"

"Fan katanya pak Adi udah siap di mobil"

"Ya udah kalau gitu Serli sama teman-teman pamit ya om tante"

"Iya makasih loh udah jenguk Afan" Mami Afan

"Maaf ya Tante gak bisa nganter ke depan"

"Gak papa kok Tan"

Mereka semua langsung keluar dari ruangan dan menuju parkiran diantar oleh Papi Afan ke mobil. Setelah semuanya sudah diantar tinggal Serli yang belum karena rumahnya yang paling jauh.

Setelah sampai Serli langsung turun dari mobil dan berterima kasih kepada pak Adi karena sudah mengantarnya.



Kalau rame kita lanjut

Vote+komen

Aku Kamu KitaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang