Menangis dalam waktu yang lama membuat Alesha lelah. Mata dan hidungnya berubah menjadi warna merah. Sekarang dia sedang duduk di kursi sambil menatap kolam ikan di depannya dengan tatapan kosong. Ingin menangis tapi dia sudah lelah. Alesha masih tidak percaya dengan semua yang terjadi hari ini.
"Kak, mata sama hidungnya kenapa merah? Habis nangis?" Tanya bunda.
"Tadi habis nonton film sedih" Bohong Alesha.
Alesha merutuki dirinya karena telah berbohong. Padahal baru tadi pagi dia meminta maaf.
Setelah bunda beranjak pergi dari sana, Alesha kembali melamun, sambil memperhatikan aktifitas ikan yang sedang berenang-renang di kolam.
"Aku mau chat dia sekali lagi. Say goodbye doang gapapa kan ya?"
Alesha menunggu pukul 12 malam tiba. Tujuan dia mengirim pesan pada tengah malam karena takut saat dia mengirim pesan pada Aksa dia sedang bersama dengan pacarnya.
Setelah dilihat, semua isi di ponsel Alesha kebanyakan berisi Aksa. Di galeri ada album khusus Aksa, notes berisi kenangan tentang mereka berdua, akun Twitter yang juga berisi Aksa, playlist di Spotify yang dia buat dulu, wallpaper, serta password hp, semua tentang Aksa. Alesha tersenyum sambil melihat album foto yang berisi foto dan video yang Aksa kirim untuknya dulu. Hanya dengan melihat hal-hal seperti ini mampu membuat Alesha tersenyum.
"Ini beneran udah selesai ya?"

KAMU SEDANG MEMBACA
Hujan
Teen FictionHujan selalu menyimpan banyak kenangan di memori masing-masing orang. Begitu juga dengan dua atma yang dipertemukan secara tidak sengaja. Sepasang manusia yang saling menghibur dan melengkapi satu sama lain. "Aku menjadikanmu rumah, tempatku pulang...