Pilih Dia atau Aku?

157 25 12
                                    

Edinburgh, Scotland.

Victoria Street salah satu jalanan yang kita tahu dimana Harry Potter lahir dan disinilah dua anak manusia sedang menikmati waktu menyantap makan siang sembari bersantai di kota yang penuh dengan keajaiban bak di dunia dongeng.

"Taetae,"

Taeyeon diam masih membaca komik yang ia bawa, Crayon Shincan vol. 454.

"Taengoo-ya."

"Nee," barulah Taeyeon menjawab.

Ada senyum sendiri dari bibir Jessica karena Taeyeon menyahut ketika dipanggil dengan nama panggilan darinya, Taengoo.

"Tidak apa, siapa tahu kau akan menyahut aku panggil Taetae, panggilan mantan tercintamu itu." Jessica memberi penekanan dikalimat akhir.

"Hmm," masih membaca.

"Aku ingin tanya satu hal padamu." Jesssica menyesap minumannya sambil memandang Taeyeon.

"Ya sure tanya saja, Sooyeon." Matanya tak sedikitpun lepas dari komik.

"Ingin aku robek komikmu?"

Segera mungkin Taeyeon menutup komiknya, berpangku tangan menatap Jessica. "Apa yang ingin kau tanyakan?"

Jessica tersenyum melihat Taeyeon sudah fokus pada dirinya.

"Kopi atau teh?"

"Tentu saja teh."

"Oh good Taengoo, jika kau pilih kopi apalagi meminumnya lihat saja apa yang terjadi."

Taeyeon mengangguk-angguk, "Ya ya aku tahu tidak akan ada stok makanan di lemari pendinginku sampai dua bulan."

Jessica tersenyum lagi, terlihat gemas atas sikap Taeyeon yang mulai menampakan wajah masamnya.

"Rainbow Cakes atau Red Velvet?"

"Red Velvet of course, karena hariku sudah cukup berwarna dengan adanya dirimu, Sooyeon. So, untuk apa aku makan Rainbow Cakes lagi, kan?"

Jessica memasukan Red Velvet yang ada di depannya ke dalam mulut Taeyeon, "Aku sungguh geli mendengar bicaramu seperti ini." Ia seolah ingin muntah. Taeyeon justru tertawa melihat kekasihnya itu bersikap sangat berlebihan.

"Eropa atau Amerika?" Jessica mulai bertanya lagi.

"Eropa. Karena aku sudah mendapatkan American Girl seperti dirimu."

Ingin menampar mulut Taeyeon tapi tak dipungkiri pipi Jessica bersemu merah jambu.

"Oke pertanyaan terakhir. Pilih dia atau aku?" Dengan amat serius Jessica bertanya, memandang wajah kekasihnya yang kini mulai keluar keringat, padahal Edinburgh sedang tak panas terlebih mereka ada di teras salah satu tempat makan.

Taeyeon menelan ludah sebelum menjawab pertanyaan yang sepertinya sangat susah buat dirinya.

"Kenapa diam?? Tadi kau sangat lancar menjawab dan terlihat manis, sekarang jawab aku. Pilih dia atau aku?"

Taeyeon memalingkan wajah ke bangku sebelah dimana Zero duduk, dengan wajah menyesal ia berkata lirih, "Mian Zero."

Anjingnya itu seolah tahu bagaimana dilemanya Taeyeon menjawab pertanyaan dari Jessica.

"Tentu saja kau, Sooyeon." Dengan wajah tak bisa diekspresikan dengan kata-kata sambil memandang Zero menampakan raut sedih.

Zero yang kini tahu, berlari meninggalkan Taeyeon. Zeropun cemburu. Taeyeon hendak mengejar anjing kesayangannya itu.

"Duduk!" Perintah Jessica, dipandanganya sang kekasih yang masih menpakan wajah sedih karena Zero lari dari hadapannya, "Zero akan kembali kesini, jangan khawatir."

"Tapi Sooyeon, ini tempat baru baginya. Bagaiamana jika dia--"

Chuppppp. Ia kecup bibir Taeyeon.

Jessica sudah merasa jengah karena Taeyeon mulai merengek maka dari itu aksinya ini akan cukup menenangkan sang kekasih.

"Thank you sudah memilih aku. Selagi ada aku maka Zero nomer 2, Arra?"

Taeyeon mengerjapkan mata karena merasa mendapat serangan tiba-tiba.

"Arra yang mulia nomer 1."

Jessica tertawa puas melihat ekspresi Taeyeon seperti sekarang. Bagai udang rebus.

"Good,"

"Tapi benar kan Zero akan kembali???"

Jessica yang tadinya senang mendadak kesal, Taeyeon merusak suasana hatinya.

"IYA DIA AKAN KEMBALI!!"

Berganti Taeyeon yang mengulum senyum, ia berdiri, mendekat pada Jessica kemudian meraih tengkuk sang kekasih.

"Kau sangat seksi saat marah-marah seperti ini, Sooyeon. Bagaimana bisa kau cemburu dengan anak sendiri." Tak banyak kata bibir Taeyeon mengecup bibir Jessica dengan sangat lembut menyalurkan rasa sayangnya terhadap sang kekasih.



Selesai.

Bongkang Punya CeritaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang