[ Romance, Time-Travel, Rebirth ]
[ Roosevelt Series 2 ]
[ 🔞 Mature Content ]
[ Bonus bab tersedia di Karyakarsa ]
.
.
.
~~~}{~~~
Jia Li pikir mati karena dicekik ibu tiri di usia 27 tahun adalah akhir dari penderitaan selama sepuluh tahun terakhir...
Kalo ada typo, tolong tandain ya ges ya biar langsung ak benerin 🙏
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
***
Seperti yang direncanakan, melewati makan malam bersama, esok harinya Kai datang lagi menjemput untuk mengantar ke kampus, dan pulang kuliah pergi bersama ke butik.
Jadi, di sini lah Jia Li berada sekarang, duduk manis di kursi penumpang mobil milik Kai, di sisi kanan kemudi.
"Di pesta nanti, aku akan mempertemukanmu dengan ayah secara resmi, karena sejak awal kita dekat kamu belum bertemu dengannya secara langsung, kan? Jadi, di hari spesial Xue Mei nanti, aku juga akan memberikan kabar bagus pada Ayah," ujar Jia Li menjelaskan alasan membawa Kai dalam rencana menggunakan setelan kembar sekeluarga.
Siang ini Kai hanya mengenakan kemeja putih dengan lengan digulung hingga siku, dan celana bahan warna hitam. Datang menjemput langsung dari rumah sakit tempat bekerja, hanya meninggalkan jas putih khas milik dokter.
Walaupun bisa dibilang gaya biasa saja, sebenarnya Kai tetap terlihat tampan dengan apapun di badan, keluhan dalam hati adalah bentuk pujian secara tidak langsung.
Memang boleh setampan itu?
"Kamu tidak khawatir itu akan membuat adikmu merasa terganggu?" tanya Kai pelan, melirik sekilas pada gadis di kursi penumpang mobil di sisi kanan kemudi.
Jia Li menggedikkan bahu. "Tidak peduli," jawabnya tak acuh, sesaat kemudian menatap Kai sepenuhnya.
"Oh- ... tapi ini pertunangan sepupumu, apa kamu akan baik-baik saja?" tanya Jia Li balik dengan sedikit kekhawatiran.
Sebelah alis tebal Kai terangkat sekian inci, menatap Jia Li sesaat sebelum lurus ke depan kembali. "Bukankah itu harusnya pertanyaan untukmu? Kamu yang lebih dekat dengan keluarga Zhan selama ini," balasnya, berhenti sebentar, lalu melanjutkan lebih panjang.
"Aku tidak dekat dengan sepupu di pihak ibu maupun ayah, jadi mengganggu perasaan siapapun itu tidak terlalu masalah. Lagipula, bagaimana mungkin Syaoran dan keluarga Zhan merasa terganggu hanya karena aku dipertemukan pada ayahmu di acara pertunangan adikmu."
Jia Li manggut-manggut setuju, di satu sisi memang bisa dibilang dekat dengan keluarga Zhan, tapi kedekatan itu bukan berarti bisa membuat tindakan tertahan.
Diam-diam dalam hati sebenarnya alasan Da Xia mengadakan acara pertunangan besar Xue Mei dan Syaoran adalah untuk memperkenalkan sang putri dalam ranah lingkungan sosialita kelas atas.
Xue Mei sebagai putri sambung Zhou Jiang Wu, dan tunangan Tuan Muda Zhan Syaoran, calon cucu menantu keluarga Liu. Dengan gelar itu siapa yang tidak tergiur untuk mendekat meski hanya menjilat?
Jika mengingat kelicikan Da Xia, tidak ada habisnya untuk Jia Li mengumpat, betapa halus dan tersusunnya rencana wanita itu hingga dengan sabar bisa direalisasikan perlahan tapi pasti.
