3

643 95 17
                                    

Taehyung Masi setia menunggu adiknya yang tertidur lelap di ranjang persakitannya. Taehyung menenggelamkan kepalanya di atas tangan sang adik dan bersiap untuk memejamkan matanya yang sudah lelah.

Yoongi membuka matanya perlahan untuk menyesuaikan cahaya diruangan itu. "hyung... Tae hyung," Panggil yoongi pelan pada hyungnya.

Taehyung mengangkat kepalanya saat mendengar seseorang memanggil namanya. "Kau sudah bangun saeng. Sebentar, Hyung panggil kan dokter."

Taehyung memencet tombol merah yang berada di belakang ranjang yoongi. Tak lama setelah itu dokter dan dua suster masuk ke ruangan yoongi untuk memeriksa keadaan adiknya.

"Bagaimana keadaan adik saya, dok?"

"Keadaan Pasien sudah membaik. Pasien juga sudah bisa untuk dibawa pulang. Tapi saya menyarankan agar pasien melakukan kemoterapi untuk menghambat pertumbuhan sel kanker nya," Jelas dokter itu.

Taehyung memapah yoongi untuk masuk kedalam rumah mereka. Rumah tampak sepi setelah kepergian orang tuanya. Taehyung mendudukkan adiknya di sofa ruang tengah. Sementara dirinya pergi ke atas untuk membereskan barang barang yang ia bawa dari rumah sakit.

Seokjin keluar dari kamarnya untuk pergi ke dapur. Saat menuruni tangga, ia melihat yoongi sedang duduk sendirian di sofa ruang tengah. Seokjin menghampiri yoongi lalu dengan tiba tiba menarik baju sang adik.

"Untuk apa kau pulang?! Belum puas kau mencelakakan orang tua ku?! Dasar pembunuh!" cacian terus seokjin layangkan pada adiknya. Yoongi tidak mengerti dengan perubahan sikap hyungnya ini.

"Hyung, tapi semua itu kecelakaan," Ujar yoongi sedikit takut. Yoongi tidak berani menatap wajah seokjin, saat seokjin marah seperti ini.

Taehyung yang mendengar keributan pun lantas bergegas turun untuk mengetahui apa yang sedang terjadi.

"Jin hyung, apa yang kau lakukan?"

"Apa kau ingin membela si pembunuh ini, Tae?!"

"Yoongi bukan pembunuh Hyung! Apa kau lupa? Eomma bilang kita harus saling menjaga satu sama lain. Tapi kenapa kau berubah Hyung?"

Seokjin dan taehyung sudah berjanji pada eomma mereka untuk saling menjaga satu sama lain. Tapi setelah kepergian sang eomma. Seokjin tiba tiba saja mulai membenci yoongi. Seokjin beranggapan jika saja kedua orang tua nya tidak pergi disaat itu. Mungkin kecelakaan itu tidak akan pernah terjadi dan mengakibatkan mereka meninggal.

Taehyung tidak habis pikir dengan perubahan sikap hyungnya ini. Taehyung sudah berjanji pada eommanya untuk menjaga yoongi. Maka dia akan menepati janji nya pada sang eomma. Terlebih lagi sang adik baru saja di vonis memiliki leukimia stadium lanjut.

Taehyung menggandeng tangan yoongi untuk ia bawa pergi ke kamar nya. Setelah sampai dikamar. Taehyung menyuruh yoongi untuk meminum obat nya. "Saeng minum lah obat ini. Ini demi kesembuhan mu,"ujar taehyung.

Yoongi meminum obat yang di berikan oleh hyungnya. Setelah meminum obat itu, yoongi mulai bertanya tanya tentang obat yang barusan dia minum.

"Hyung, Obat apa yang hyung berikan padaku? Rasanya sungguh tidak enak."

Taehyung bingung harus menjelaskan nya. Dia takut untuk menjelaskan keadaan sang adik. Taehyung membuang nafasnya pelan sambil menatap sang adik. "Yoon, hyung harap kau lebih sabar lagi untuk ini. Leukemia stadium lanjut. Kau di vonis memiliki leukimia yoon." Taehyung langsung memeluk adiknya dengan sangat erat. Dia tidak ingin sang adik pergi meninggalkan dirinya.

"Hyung aku mohon, tolong jangan beritahu jin hyung soal penyakit ku ini." Yoongi terus memohon kepada taehyung. Agar taehyung tidak menceritakan soal penyakitnya pada seokjin.

"Tapi kenapa, Yoon? Bukankah bagus jika jin hyung tau? Siapa tau itu akan merubah sikap jin hyung seperti dulu lagi."

"Tolong Hyung. AKu mohon."

"Baiklah Hyung akan menjaga rahasia ini. Tapi Hyung mohon, agar kau mau melakukan kemoterapi demi kesembuhan mu."

Mau tidak mau yoongi mengikuti perintah taehyung. Karna dia tidak ingin Hyung pertama nya tau tentang penyakitnya dan malah semakin memperkeruh keadaan

.
.
.

Hari ini yoongi memutuskan pergi ke sungai Han, untuk mencari udara segar dan menenangkan diri

Yoongi menikmati setiap hembusan aigin yang melewati tubuhnya. Sebuah pukulan pelan mendarat di pundaknya. Yoongi menoleh pada seseorang yang memukul pundaknya.

"Kau? Sedang apa disini?" Tanya yoongi pada orang itu.

"Aku tidak sengaja lewat dan aku melihat mu dari sebrang, aku langsung berlari untuk menghampiri mu," kata namja itu.

"Apa kau baik, Yoon?"

"Gwanchanha," balas yoongi.

Orang itu mulai melanjutkan bicaranya yang terpotong tadi.

"Aku hanya sekedar jalan-jalan saja di sini, kau sendiri?" tanya orang itu.

"Aku hanya ingin menenangkan diri" kata yoongi. Dugaan namja tersebut benar bahwa yoongi pasti memiliki masalah. Buktinya saja terlihat dari wajah kusutnya.

"Ceritalah Yoon, aku akan mendengarkan semuanya ingat SEMUANYA!" dengan pemikirannya yang semakin membuncah di otaknya namja tersebut mendesak yoongi untuk bercerita. Yoongi seketika langsung gugup.

"Kau terlihat gugup, ada apa. Sudahlah tidak perlu Gugup. Ayo kita pergi ke supermarket sebrang," Kata orang itu lalu bangkit dari tempatnya. Orang itu mengulurkan tangannya ke arah yoongi. Yoongi menerima ukuran tangan orang itu, lalu ikut pergi bersama dengan nya.

Setelah membeli beberapa cemilan. Mereka memutuskan untuk pulang ke rumah mereka masing masing.

"Jungkookie gomawo,." Ujar yoongi pada namja itu.

"Tidak usah berterima kasih Yoon, bukan kah kita ini sahabat?" Kata orang itu membalas perkataan yoongi dan di balas anggukan kecil  oleh yoongi.




Tbc




Aku balik yeorobun
Ada yang rindu cerita ini?
Nggak ada si kayanya

Langit Malam Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang