9

490 65 20
                                    

Hari ini adalah jadwalnya untuk pergi kemoterapi. Tapi dia malah terjebak di rumah hoseok untuk mengerjakan tugas kelompok yang di berikan oleh gurunya dan harus di kumpulkan besok. Sudah pukul 19:00kst. Hoseok dan yoongi Masi sibuk mengerjakan tugas sekolah mereka hingga sebuah suara mampu menghentikan keduanya dari aktivitas yang dilakukan.

"Yoongi, seokie... Kemari lah, makan malam sudah siap." Kata ibunya hoseok.

Yoongi mengikuti hoseok dari belakang dan ikut makan bersama keluarga nya.

Setelah makan malam selesai, yoongi dan hoseok melanjutkan tugas mereka yang belum selesai. Yoongi sesekali melirik jam dinding yang tertempel di dinding rumah hoseok. Sudah 20:30kst. Dia bingung harus pergi ke rumah sakit untuk melakukan kemoterapi atau pulang ke rumahnya. Lagi pula Hyung tertuanya sebentar lagi akan pulang. Yoongi sungguh di buat bingung oleh ke adaan.

Setelah tugas selesai. Yoongi mengemasi barang-barang nya lalu pamit untuk pulang

Yoongi berlari kecil memasuki pekarangan rumah nya. Dia membuka pintu sangat pelan, takut jika Hyung nya sudah pulang lebih dulu dari dirinya. Yoongi melangkahkan kakinya menuju ke kamarnya. Baru beberapa langkah dia berjalan, sebuah suara menghentikan langkahnya.

"Dari mana saja kau?"tanya seokjin dengan suara mengintimidasi

"A-aku___"

"Dasar anak tidak tau diri."cibir seokjin lalu menarik yoongi ke arah kamar mandi. Setelah sampai di kamar mandi. Seokjin mendorong tubuh yoongi dengan kasar.

"Hyung mianhae, tolong Jangan menghukum ku," mohon yoongi.

Seokjin tidak mendengar kan permohonan adiknya, dia melepaskan ikat pinggangnya dan besiap untuk memberi hukuman pada yoongi.

Ctas...

Ctas...

Ctas...

Setelah puas mencambuk yoongi. Seokjin mengguyur yoongi dengan air dingin.

"Itu peringatan kecil dariku karna sudah keluar rumah tanpa seizin dari ku." ujar seokjin lalu meninggalkan yoongi sendirian dengan segala rasa sakit nya.

Yoongi hanya bisa pasrah menerima perlakuan dari hyungnya. Ia ingin sekali membalas perbuatan hyung nya. Namun ia tidak berani dia takut menjadi anak yang durhaka.

.

.

.

Yoongi berjalan dikordinator sekolah untuk menuju ke kelasnya. Sebenarnya yoongi malas untuk pergi sekolah, Namun ia juga tidak ingin berada dirumah. Setelah sampai di depan kelas, yoongi masuk lalu mendudukan dirinya di bangku paling pojok sambil menenggelamkan kepalanya.

Pluk..

Pluk ...

Sebuah pukulan pukulan kecil mendarat di pundaknya. Yoongi menggakat kepalanya untuk melihat siapa pelaku yang mengusik ketenangan nya. Yoongi menatap tajam namja yang ada didepannya

"Eoh.. Jangan menatap ku seperti itu," ucap hoseok yang terlihat takut dengan tatapan tajam yoongi.

"Jangan mengganggu ku," ujar yoongi lalu kembali menenggelamkan kepalanya.

"Pabo... Kau mau sekolah atau tidur si?" kesal hoseok. Hoseok semakin kesal karena perkataan nya terus diabaikan oleh yoongi. Hoseok menarik tangan yoongi bertujuan agar anak itu mau menatap nya. Tapi dirinya malah tersentak kaget kala ia merasakan panas menjalar ditubuh yoongi.

"Yoon, gwaencana? Ayo sebaiknya kita ke UKS."

"Tidak perlu.. Aku baik baik saja," tolaknya.

Hoseok kesal mendapat penolakan dari yoongi.

"Bicaralah yang jujur kalau kau tidak baik baik saja berhenti bersikap terlihat baik baik saja padahal sudah jelas bahwa kau sedang demam." Hoseok mendengus kesal dengan sikap sahabat nya ini.

"Yoon sebaiknya kau ke UKS sekarang. Ayo aku antar," ajak hoseok.

"Sudah aku bilang aku tidak mau. Kenapa kau terus memaksa?" yoongi menatap tidak suka pada namja yang di depannya itu.

Hoseok memilih kembali ke tempat duduk nya, lagi pula guru sebentar lagi masuk dan jam pelajaran akan segera dimulai.

Jam cepat berlalu hingga suara bel istirahat berbunyi. Para siswa keluar dari kelas menuju kantin untuk mengisi perut mereka yang lapar. Lain halnya dengan yoongi. Anak itu Masi setia menenggelamkan kepalanya dibalik lipatan tangannya itu. Hoseok mendekat ke arah yoongi.

"Yoon ayo kekantin. Apa kau tidak lapar?" Hoseok kesal karena diabaikan. Ia mendengus pelan.

Jungkook keluar dari kelasnya lalu berlari menuju ke kelas sebelah untuk mengajak temannya makan di kantin seperti biasa nya.

Jungkook melangkahkan kakinya masuk ke kelas temannya, dia berjalan ke bangku belakang tempat temannya berada.

"Yoon, seokie!!" Sapa Jungkook saat menghampiri temannya.

"Ada apa seokie? Keliatannya kau kesal?"

"Aku mengajaknya berbicara dari tadi, tapi dia hanya diam saja," balasnya.

"Kalian bertengkar?" Tebak Jungkook dengan ragu. Lagi pula kedua temannya ini memang suka bertengkar akan hal hal tidak jelas. Seperti yoongi yang ingin sendirian, dan hoseok yang selalu menjahilinya.

"Aku tidak bertengkar dengan nya, Tadi pagi sebelum kau datang. Aku mencoba mengajaknya berbicara tapi dia mengabaikan ku." Kata hoseok menjelaskan.

"Badannya demam, aku juga mengajaknya ke UKS tapi dia menolaknya." Imbuh hoseok dan Jungkook hanya mengangguk meng iyakan.

Jungkook mengakat kepala yoongi. Untuk mengecek keadaan anak itu. Namun mereka dikagetkan dengan yoongi yang sudah pingsan entah sejak kapan dan di tambah dengan darah yang sudah mengering di bawah hidung nya. Yang mereka yakini bahwa yoongi baru saja mimisan sebelum dia pingsan.
Mereka membawa yoongi ke UKS agar mendapatkan pertolongan.

Mata sipit itu mulai terbuka. Ia membuka matanya secara perlahan menyesuaikan Cahya yang ada diruangan itu

"Kau sudah bangun?" Tanya Jungkook saat yoongi sudah membuka matanya.

"Aku masi tidur," balas yoongi jengah.

Hoseok Tertawa atas jawaban yang yoongi berikan. Berbeda dengan jungkook. Jungkook merasa kesal dengan mereka berdua. Ter utama pada yoongi.

Tbc

Kalian nggak mungkin aktif di jam jam Kunti kaya gini kan 😆

Langit Malam Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang