11

521 57 45
                                    


Seokjin menangis didepan gundukan tanah dengan batu nisan bertuliskan nama sang adik.

"Yoon, kenapa pergi sebelum Hyung meminta maaf? Hyung harus apa, Yoon. Bagaimana caraku memberi tau taehyung. Dia pasti akan marah dan juga sedih."

Namjoon yang berada disamping seokjin juga merasa sedih atas meninggalnya yoongi. Terlebih lagi, yoongi adalah sosok yang sangat ceria.

"Seokjin-ah... Sebaiknya kita pulang. Langit sudah mulai gelap," ujar namjoon membujuk seokjin untuk pulang.

"Aku ingin bersama adikku, Joon. Hiks.... Dia pergi sebelum aku meminta maaf."

Langit yang awalnya gelap, menjadi semakin gelap. Tiupan angin berhembus kencang menggoyangkan pohon pohon yang berada di sekitar mereka. Air mulai jatuh membasahi bumi. Namjoon sedikit menarik tubuh seokjin untuk masuk ke dalam mobil, karna hujan turun semakin deras.

Flashback on

Namjoon keluar dari ruang icu dengan air mata yang mengalir di wajahnya. Seokjin buru buru menghampiri Namjoon.

"Namjoon-ah. Bagaimana keadaan adikku?"

"Jadi yoongi itu adikmu."

"Nee, bagaimana keadaannya?"

"Jin, maaf. Kami gagal menyelamatkan nyawanya."

"Kau tidak bisa bercanda seperti ini namjoon!!" Ujar seokjin dengan emosi yang meluap luap.

"Tapi ini memang benar adanya, jin. bagaimana mungkin aku berbohong. Adik mu meninggal karna aku rasa dia tidak pernah mengkonsumsi obat nya lagi. Terlebih dia tidak datang untuk kemoterapi."

Kemoterapi? Dia tidak salah dengar bukan? Bagaimana bisa, bukan kah adiknya selama ini baik baik aja.

"Kemoterapi? Memangnya adikku sakit apa Sampai harus kemoterapi namjoon-ah?"

"Kau tidak tau? Memangnya yoongi dan sodara mu tidak memberi tau tentang penyakit yang di derita yoongi. Adikmu menderita kanker leukimia stadium 3 jin. Cukup terlambat di ketahui pada saat itu." Jelas namjoon.

Seokjin merasa gagal sebagai Hyung. Dia menyesal tidak bisa membantu adiknya di saat seperti ini. Dia tidak ada di saat adiknya berjuang melawan sakitnya. Dia malah sibuk mencaci maki adiknya selama ini.

seokjin ingin masuk kedalam ruang ICU untuk bertemu yoongi  yang ke terahir kalinya sebelum yoongi di makamkan. Saat akan melangkahkan kakinya, tangannya ditahan oleh namjoon.

"Seokjin-ah. Sebelum yoongi menutup matanya, dia berpesan bahwa dia tidak ingin jasadnya disentuh oleh mu. Dia tidak mengizinkan mu melihatnya walau untuk yang terakhir kalinya," Jelas namjoon.

"Yoongi-ah. Mianhae, hyung salah. Kau pasti sangat membenci Hyung kan?" Ujarnya terisak.

"Maaf jin. Kami akan memakamkan yoongi. Permisi," ujarnya lalu pergi meninggalkan seokjin.

Flashback off

Seokjin mendudukkan tubuhnya dikamar yoongi. Bercak darah sang adik masih berceceran dilantai.

Dia merasa bodoh sebagai kakak sekaligus dokter.  Bagaimana mungkin dirinya tidak menyadari keadaan yoongi selama ini.

"Kenapa aku sangat bodoh. Aku melihatnya mimisan beberapa kali, dan dengan gampangnya aku bisa di bodohi oleh yoongi, kalau dia hanya terbentur dan kelelahan." Seokjin mengerang frustasi dengan tindakan bodohnya selama ini.

Seokjin merebahkan tubuhnya di atas kasur yoongi, lalu pergi ke alam mimpi.

"Hyung, Jin Hyung. ayo temani aku bermain lari larian." Ajak bocah kecil berusia lima tahun.

"Hyung tidak ingin bermain lari larian Yoon. Hyung harus belajar untuk ujian besok," balas sang kakak yang usianya lima tahun lebih tua dari bocah itu.

"Eomma, jin Hyung jahat!!" Adunya pada sang ibu.

"Jin-ah, apa kau dan yoongi bertengkar, nak?" Tanya sang ibu pada namja berusia sepuluh tahun.

"Aniyo eomma. Aku hanya menolak ajakan untuk bermain, karna aku harus belajar untuk ujian besok," ujarnya menjelaskan.

Sang ibu mengangguk mengerti. Nyonya min mencoba memberi pengertian pada yoongi, jika Hyung nya harus belajar untuk ujian besok. Setelah menjelaskan cukup panjang akhirnya yoongi mengerti.

Seokjin bangun dari tidurnya. Wajahnya sudah Basar dengan air mata. Kenangan masa kecilnya bersama yoongi kini berputar di dalam mimpinya. Andai saja dia bisa memutar waktu. Dia ingin sekali bisa memperbaiki hubungannya yang retak akibat ke egoisannya.

Seokjin baru ingat kalau dia belum menelpon taehyung untuk memberikan kabar tentang yoongi.
Seokjin mengambil handphone nya, lalu menekan nomer taehyung.

"Taehyung-ah.." panggilnya dengan suara bergetar saat seseorang yang ada di sebrang telpon mengangkat panggilannya.


"Hyung, kenapa Suara mu terdengar menahan tangis? Ada apa?"

"Tae, yoongi sudah pergi. Dia pergi menyusul eomma dan appa diatas sana. Tae, pulanglah Saeng. Hyung mohon." seokjin menangis setelah selesai mengatakan hal yang ingin dia katakan sejak kemarin.

"Hyung, aku membencimu. Jangan harap aku akan pulang. Aku tidak akan pulang untuk waktu dekat ini," ujarnya dan langsung mematikan sambungan telponnya.

Taehyung melirik orang yang berada di sampingnya. Tatapan orang itu terlihat sangat menyakitkan. Taehyung mengelus punggung tangan orang itu lalu beralih mengecup kening namja itu.

"Gwaenchana, semua kan baik baik saja. Tidurlah, Hyung akan ada disini sampai kau bangun nanti."


TBC

Annyeong yeorobun!! Kalian apa kabar? Aku nggak jadi Hiatus, kangen kalian.

Langit Malam Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang