14

475 54 17
                                    

Entah sudah kali keberapa namjoon menghela nafas selama beberapa menit terakhir. Dan entah sudah keberapa kali pula dokter muda tersebut terus berulang-ulang memeriksa berkas yang berada dihadapanya. Berkas hasil pemeriksaan terakhir min yoongi.

Helaan nafas kembali terdengar, dan kali ini namjoon akhirnya berhenti melakukan kegiatannya. Menutup berkas tersebut, kemudian melepaskan kaca mata minusnya. Berapa kalipun namjoon memeriksa berkas tersebut, hasilnya tetap tidak berubah meski namjoon sangat berharap ada kesalahan dari laporan tersebut.

Namjoon menyenderkan punggungnya pada kursi, tanganya terangkat mengurut pelipisnya yang mulai berdenyut.

Memang semua pengobatan butuh proses. Mana mungkin sebuah penyakit bisa sembuh hanya dalam beberapa kali berobat?

Suara ketukan pintu kemudian disusul dengan seseorang yang muncul dari luar sana, orang itu sama sekali tidak mengalihkan perhatian namjoon . Orang tersebut kemudian duduk dihadapanya tanpa dipersilahkan karena memang telah terbiasa akan hal itu.

Namjoon kemudian mendorong map dihadapanya agar mendekat kepada orang tersebut. Siapa lagi kalau bukan min Seokjin, Kakak dari pemilik hasil laporan pemeriksaan yang sejak tadi membuat kepala namjoon mau meledak.

Hening menyelimuti keduanya, namjoon yang masih tetap pada posisinya dan Seokjin yang membaca berkas tersebut berulang-ulang. Sama seperti yang di lakukan namjoon tadi.

Namjoon menghela nafas berat, kemudian menegakkan tubuhnya menatap Seokjin dengan serius.

"Stadiumnya naik. Kalau tidak segera ditangani___" namjoon menghentikan kalimatnya. Sebenarnya tanpa dia jelaskan, Seokjin pasti paham mengingat mereka berdua sama-sama dokter hebat di rumah sakit tersebut.

Seokjin hanya menghela nafasnya saat temannya memberi tau tentang keadaan adiknya. Seokjin bangkit dari duduknya, berjalan keluar dari ruangan namjoon dan pergi ke ruang rawat adik nya.

.

.

.

Netranya mencoba menetralisir cahaya yg masuk ke indra penglihatannya. Namja yg sudah hampir sehari tertidur pulas, kini membuka matanya. Pandangannya pertama kali bertemu dengan sosok sosok yang sangat ia rindukan.

Hatinya serasa hangat melihat pemandangan ini, ia berdoa agar ini bukanlah mimpi. Di mana hyung pertamanya tertidur di samping brangkarnya sambil menggegam tangannya.

Air matanya pun tak sanggup ia bendung, sampai isakannya membangunkan seseorang yang berada disampingnya.

"Saeng??" intonasinya tampak bertanya, seakan ia ragu apa yg di lihatnya saat ini.

"hyung..."

Suara lembut itu seakan menyentuh hati seokjin, jujur ia amat rindu akan suara itu... Dan senyuman manis itu kini terukir di belah bibir adik kecilnya, walau itu tampak pucat.

"Aniyo hyung, aku.. Aku hiks jangan bangunkan aku hyung, aku tidak mau bangun dari mimpi ini hiks..." Ujarnya dengan air mata yang mulai membasahi pipinya.

Hati seokjin terasa sakit saat adik kecilnya merasa semua ini hanya mimpi? Seburuk itu kah dirinya kepada adiknya? Sesak melanda hati seokjin. Seokjin sontak memeluk
Yoongi erat sambil terus menggumam kan kata maaf.

"Jangan berbicara seperti itu saeng, ini bukan mimpi. Hyungmu kembali, Hyung akan menjagamu lagi saeng. Adik kecil," Ucap seokjin sambil tersenyum hangat.

Seokjin memeriksa keadaan adiknya. Tidak perlu memangil dokter untuk mengecek keadaan sang adik, karna dirinya juga seorang dokter handal di rumah sakit ini.

"Ada yang sakit, Yoon?" Tanya seokjin saat memeriksa adiknya. Yoongi hanya menganguk menanggapi pertanyaan dari kakaknya.

Seokjin membantu adiknya untuk duduk. Setelah membantu adiknya duduk, seokjin keluar dari ruang rawat yoongi. Setelah dua puluh menit pergi, seokjin kembali ke ruangan adiknya sambil membawakan makanan untuk sang adik.

"Yoon buka mulutmu," kata seokjin dengan lembut saat dia sudah menyendok bubur yang ada di tangan nya, yang akan dia berikan untuk adiknya.

Yoongi membuka mulutnya dan menerima suapan dari hyungnya. Yoongi menangis saat memakan bubur itu, rasa rindunya akan perhatian dari hyungnya selama ini Ahir nya kembali. Hyung nya kembali menyayangi nya seperti dulu lagi. Dia berdoa kalau semua ini bukanlah mimpi.

Seokjin bingung saat melihat adiknya menangis. Seokjin merengkuh tubuh kurus itu dalam dekapannya. "Gwaenchana saeng?" Tanya seokjin dengan intonasi yang terdengar khawatir.

"Gwaenchana hyung. Aku hanya senang hyung kembali memberikan ku perhatian seperti ini. Bigosipeo jin hyung," ujar yoongi yang terisak dalam pelukan seokjin.

Seokjin melepaskan pelukannya saat dirasa tangis sang adik telah berhenti.
Seokjin melanjutkan kegiatannya untuk menyuapi adiknya. Setelah selesai menyuapi adiknya seokjin memberikan obat untuk sang adik.

Sudah dua hari sejak yoongi dibawa kerumah sakit. Anak itu terus merengek untuk pulang, tidak tahan dengan bau rumah sakit katanya. Seokjin masih ragu untuk membawa yoongi ke rumah. Karena dirumah tidak ada dirinya ataupun taehyung. Takut jika yoongi tiba tiba collapse.

Seokjin terus membujuk yoongi agar mau tinggal di rumah sakit untuk tiga hari kedepan. yoongi terus saja merengek dan mengancam hyungnya. Dia bilang 'tidak mau melakukan pengobatan ataupun berbicara pada hyungnya jika ia tetap di paksa untuk tinggal di rumah sakit.'

Mau tidak mau seokjin pun hanya bisa pasrah sambil beberapa kali menghela nafas lelah.

"Baiklah kau bisa pulang bersama hyung malam ini. Tapi kau harus melakukan pengobatan dan tidak boleh membantah. Mengerti, Yoon?" Ujarnya sambil menatap mata sang adik. Yoongi hanya mengangguk sambil tersenyum manis.

.

.

.

Seokjin membaringkan yoongi di kamarnya, dia ingin tidur dengan adiknya sekaligus memantau kondisi adiknya.

Seokjin turun ke dapur untuk mengambil makanan. Seokjin membawa nampan berisi makanan ke kamarnya.

"Yoon, ayo makan." Kata seokjin yang duduk di depan adiknya.

"Lagi?" Tanya yoongi saat dia melihat mangkuk berisi bubur berada di tangan hyungnya. Seokjin hanya mengangguk dan menyuruh adiknya untuk membuka mulutnya.

Sebenarnya Yoongi ingin sekali menolak bubur ini, karna dia sudah bosan. beberapa hari ini hyungnya selalu memberikan nya bubur.

Tapi mau tidak mau, yoongi tetap menerima suapan bubur itu. Karena perhatian dari hyungnya sangat dia rindukan dalam beberapa bulan terakhir.

"Tak apa jika Jin hyung terus menerus memberikan ku bubur, asal kan aku bisa mendapatkan perhatiannya lagi." Batin yoongi saat melihat seokjin sudah siap menyuapkan bubur ke dalam mulutnya lagi.

Ahir Ahir ini yoongi tidur bersama dengan seokjin. Yoongi ingin pergi tidur di kamarnya sendiri, tapi selalu di larang oleh seokjin. Seokjin takut terjadi sesuatu pada adiknya, jika yoongi ingin tidur di kamarnya maka seokjin akan tetap mengikuti kemanapun sang adik tidur.

"Hyung tidur lah di kamar hyung sendiri, aku ingin tidur sendirian di kamar ku. Jika hyung ikut tidur di kamar ku, lalu apa bedanya dengan aku yang tidur di kamar mu?" Protes yoongi pada hyungnya.

"Aku takut terjadi sesuatu pada mu, Yoon," Gumam seokjin lirih, namun masih asi bisa di dengar oleh yoongi.

Dengan berat hati Ahir nya yoongi memperoleh kan hyungnya untuk ikut tidur di kamarnya.





TBC

Aku kangen.... Udah lama nggak nistain yoongi

Langit Malam Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang