12~ Kembali

881 102 22
                                    






°
°
°
°
°
°
°







~15 September 2023


°°°°°°°°°°°°

"Dimana Aku?" Sisame berbisik pelan. Dia tiba-tiba menyadari bahwa dirinya berada di sebuah rumah ruang gelap tak berujung.

Saat ia mengamati area itu dengan cermat, suara langkah kaki yang tiba-tiba membuat jantungnya berdegup kencang. Ia segera menyembunyikan dirinya dalam kegelapan, bersiap menyergap siapa pun yang mungkin mendekatinya.

"Sisame-chan?!" suara seorang anak terdengar memanggilnya.

"Suara ini? Tak asing bagiku" ucap Sisame dalam hati.

"Kau ada di mana?" anak itu bertanya.

Sisame bisa mendengar suara dengan keras dan jelas, tapi sosok itu tidak menampakkan dirinya.

"Mereka lagi-lagi memanggil ku monster! Aku takut!" Langkah-langkah itu semakin dekat hingga ia melihat bayangan anak kecil dari kejauhan.

"Tidak, kau bukan monster!"

"Apakah kau meninggalkan ku? Kau membuang ku ku juga seperti mereka? Tolong jangan tinggalkan aku!" Sosok itu mulai mendekat dengan ketenangan yang dengan cepat berubah menjadi kepanikan.

"Tidak! Aku tidak akan pernah meninggalkan mu. Aku disini"

"Sisame-chan! Aku takut sendiri!" teriak anak itu. Meskipun Sisame ingin tetap bersembunyi, hatinya tidak mengizinkannya mengabaikan anak yang ketakutan itu.

Ia berjalan mendekati sebuah cahaya dan menemukan seorang anak yang dikenalnya, terlalu akrab baginya untuk tidak mengenali anak laki-laki berambut pirang itu.

"Sisame-chan..." teriak anak itu histeris, bocah itu berlari dan menabrakan diri memeluk Sisame. Ia hanya mengusap rambut pirang yang memeluk erat perutnya, bocah yang setinggi pusarnya.

"Nii-chan"
Kata yang hanya mampu ia ucap dalam hati.
Sisame hanya tersenyum melepaskan pelukan bocah itu. Ia pun berlutut menyamakan tingginya dengan anak itu dan mengusap pelan pipi yang sudah dibasahi air mata.

"Naruto?" Hanya itu terucap di mulutnya dengan rasa yang kaku, wajar setelah lama tidak ia panggil selama beberapa tahun ini.

Sudah lama Sisame tidak memanggilnya sendiri dengan nama yang selalu ia ucap, jadi rasanya asing untuk mengatakannya sekarang. Tapi ia sangat ingin memanggil kembarannya dengan panggilan yang sering digunakan dalam keluarga.

Anak laki-laki itu terus menangis dihadapan nya. Bocah yang biasanya tersenyum dan selalu ceria kini menampilkan sisinya yang rapuh. Sisame menarik bocah itu kedalam pelukannya, dan saat ia melirik ke arah area tersebut, dia melihat berbagai bayangan orang yang memandang tajam dan menghina dari balik punggung anak itu.

"Enyahlah monster!"

Sisame langsung menutup telinga sosok kecil yang berada di pelukannya ini.

"Dasar pembunuh! Kau membunuh suami dan anak ku!"

"Rubah sialan!! PERGI KAU!"

"ENYAH KAU DARI SINI!"

"Cih..HOKAGE APANYA?! DASAR GAGAL!"

Ia hendak membalas perkataan mereka, tapi anak laki-laki itu menempel erat padanya, mencegahnya membalas bayangan itu.
"Sisame-chan, jangan pergi!" ia memohon.

NAMIKAZE SISAME II (Naruto Shippuden)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang