16

218 8 2
                                    

Di part ini aku mau lanjutin cerita Kiara yang di part 14, sebelum cerita flashback. Kalau kalian lupa sama alurnya bisa baca lagi sebelumnya.

Jangan lupa Absen ya dan tinggalkan jejak.

Dari depan kediaman Bagaskara terdengar suara ketukan sepasang sepatu yang memasuki kediaman Bagaskara

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Dari depan kediaman Bagaskara terdengar suara ketukan sepasang sepatu yang memasuki kediaman Bagaskara. Suara ketukan sepatu yang mengenai lantai itu mulai terdengar jelas di dalam kediaman Bagaskara. Sejujurnya orang ini sangat malas untuk kembali menginjakkan kaki ketempat ini, tapi karena ada sebuah alasan makanya orang itu dengan berat hati datang ke tempat itu.

"Misi bi" panggil orang itu saat melihat bi atun melintas di hadapannya dengan langkah yang cukup terburu-buru dan kondisi yang wajah yang panik.

"Eh t-tuan sean" kepanikan bi Atun tidak dapat disembunyikan lagi saat melihat Sean berada di kediaman Bagaskara.

Laki-laki yang menginjakkan kaki di kediaman Bagaskara itu adalah Al-Sean Sebastian Bagaskara. Sejujurnya sudah cukup lama Sean tidak datang kemari untuk melihat keponakannya, ntah kenapa hari ini ia memutuskan untuk datang ke kediaman Bagaskara padahal jadwalnya bisa di bilang cukup padat. Sean merasakan ada yang tidak beres terjadi pada keponakannya, makanya ia memutuskan untuk datang dan memastikannya.

"Iya, boleh saya tau kiara dimana? Saya ingin bertemu dengannya" tanya sean saat melihat gelagat mencurigakan dari Bi atun, asistem rumah tangga yang sudah lama bekerja dirumah ini  dari sebelum kiara dilahirkan

"It-tu t-tuan n-non ki-kiara.." lidah bi atun terasa sangat kelu saat sean menanyakan kiara.

"Di mana? Kiara di mana bi?" Saat melihat wajah cemas bercampur panik juga cara bicara bi atun yang terbata-bata, Sean melihat seperti ada yang tidak beres terjadi dirumah ini.

Sean memandang bi atun dengan tajamnya yang seperti akan membelah tubuh bi atun menjadi beberapa bagian. Tidak melihat tanda-tanda bi atun akan membuka mulutnya, sean memutuskan untuk mencari sendiri keponakannya itu, tapi suara seseorang mengurungkan niat sean.

"B-bi, i-tu n-non ki-kiara..."

"Kiara kenapa?!" Tanya sean marah saat salah satu asisten dirumah itu akan menyampaikan sesuatu pada bi atun. Seketika asisten itu terdiam karena merasa terkejut dengan kehadiran sean dirumah itu.

"Kenapa diam?! JAWAB!!" emosi sean meningkat melihat kedua orang dihadapannya hanya terdiam dengan wajah pucat pasi, yang Sean butuhkan sekarang adalah bagaimana kondisi kiara saat ini bukan melihat mereka terdiam membisu dihadapannya.

Melihat kemarahan dari adik tuannya, asisten yang tadi ingin memberikan informasi kepada bi atun mulai membuka mulutnya, walaupun dengan terbata-bata karena sejujurnya ia sangat takut melihat wajah datar dan sorotan mata yang sangat tajam dari Sean.

"N-nona ki-kiara a-da digudang tuan, dengan keadaan y-yang k-kurang b-baik"

Mendengar itu emosi sean semakin memuncak tanpa menunggu lagi sean bergegas menuju gudang rumah itu diikuti oleh bi atun dan juga asisten tadi.

"Ma-af t-tuan bukan digudang ini, tapi digudang belakang yang sudah tidak digunakan lagi" melihat adik dari tuannya langsung berlari kearah gudang yang masih dipakai, membuat asisten itu memberikan informasi terkait keberadaan kiara saat ini.

Mendengar itu sean langsung putar arah menuju gudang yang sudah lama tidak digunakan lagi, bahkan kini sean berlari supaya cepat sampai di gudang yang katanya kiara berada di sana.

Sampai di depan pintu gudang tanpa menunggu lama, Sean langsung membuka pintu gudang tersebut dan betapa terkejutnya ia saat melihat kondisi kiara.

"K-kiara!" Sean melangkah cepat menuju kiara yang sudah tidak sadarkan diri dengan tubuh penuh luka juga pakaian yang sudah basah kuyup.

"Siapa yang melakukan ini? JAWAB!!" Sean mengertakkan giginya, emosi dan rasa bersalah bercampur saat ini.

"T-tuan a-lva" jawab bi atun.

"Kenapa kalian diam saja?! Kenapa kalian tidak menghubungi saya?! HA?!!"

"M-maafkan k-kami t-tuan, t-tuan a-lva me-mengancam a-akan menyakiti keluarga kami di kampung jika kami ikut campur" sejujurnya bi atun tidak tega melihat nonannya disiksa, tapi apa boleh buat alva selalu mengancam akan menyakiti keluarganya.

Tangan sean mengempal kuat dengan wajahnya yang semakin datar tersirat emosi didalamnya saat mendengar penjelasan dari bi atun. Sean tidak habis fikir dengan kakaknya itu, dengan teganya melakukan hal keji pada anak kandungnya sendiri. Sekarang alasan apa lagi yang membuat alva melakukan ini, mungkin nanti akan ia tanyakan langsung pada alva.

Tanpa basa basi lagi sean langsung bergegas membawa tubuh kiara yang tidak sadarkan diri kerumah sakit. Hal seperti ini sangat membahayakan bagi kondisi kiara, apalagi penyakit yang bersarang dalam tubuhnya dapat kapan saja merenggut nyawanya dan sean tidak menginginkan itu terjad.

"Mobilnya sudah siap tuan" ucap pak dadang supir dikediaman Bagaskara.

Sean hanya menganggukkan kepalanya sebagai jawaban. Setelahnya mobil yang dikendarai oleh pak Dadang berbaur dengan mobil lainnya untuk sampai kerumah sakit.

"Om tau kamu kuat, bertahan ya sayang, om mohon kamu harus bertahan" suara serak sean mengalun ditelinga kiara, tangannya juga tak berhenti mengusap lembut rambut kiara juga pipinya yang terdapat lebam dan luka basah.

"Kenapa kau melakukannya lagi kak?, Disaat kau tau kebenarannya kau akan sangat menyesal dengan apa yang sudah kau lakukan" Sean bergumam lirih nyaris berbisik dengan kepala yang mendongan menatap langit-langit mobil.

"Kenapa kau melakukannya lagi kak?, Disaat kau tau kebenarannya kau akan sangat menyesal dengan apa yang sudah kau lakukan" Sean bergumam lirih nyaris berbisik dengan kepala yang mendongan menatap langit-langit mobil

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Berbeda dengan kediaman Bagaskara sekarang tengah terjadi keributan, tidak berselang lama kiara dibawa oleh sean ternyata alva kembali kerumah. Emosi alva semakin memuncak saat tahu bahwa sean adiknya datang kemari dan membawa kiara bersamanya.

"KENAPA KALIAN MEMBIARKANNYA?!"

"SUDAH SAYA KATAKAN JANGAN IKUT CAMPUR!!, atau kalian mau keluarga kalian dan juga kalian hilang dari muka bumi ini?! JAWAB!!" suara alva menggema didalam rumah ini.

"A-ampun t-tuan" jawab mereka serempak.

Alva meninggalkan tempat itu menuju ke kamarnya. Alva butuh menenangkan pikirannya yang sangat kacau ini.

Setelah menghukum kiara tadi alva langsung pergi dari rumah, bukan ke kantor atau tempat lainnya tapi ke makam sang istri tercintanya. Kehidupan alva seperti berpusat hanya kepada sang istri, jangankan berfikir untuk memiliki istri kembali, membayangkan saja alva tak sanggup, ia hanya menginginkan livia bukan yang lainnya.

Kepergian livia sangat menghancurkan hidup seorang   Thomas Alva Bagaskara, di hari kepergian livia bersamaan dengan matinya sosok alva yang dikenal lembut dan juga humoris oleh anak-anak. Sekarang yang hidup adalah sosok alva yang kejam, pemarah dan tidak peduli dengan anak-anaknya.

28 Mei 2023


Finally aku bisa up cerita kiara lagi😍😍

Nah aku mau tau reaksi kalian pas udah selesai baca part ini. Jangan lupa Coment and vote ya.

Babay love youuu🫶

Triasih: Kiara Putri BagaskaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang