06

212 6 0
                                    

Tepat dihadapan sean terbaring seorang gadis cantik dengan wajah pucat Pasih yang masih setia memejamkan matanya. Gadis itu adalah kiara putri bagaskara keponakan dari Al-Sean Sebastian Bagaskara.

Sean duduk disamping ranjang yang ditempati oleh kiara. Tangannya tidak berhenti mengelus pelan tangan kiara dengan sorot mata sendu.

"Kenapa kamu tidak jujur sama om sayang?" Sean kembali mengajak kiara berbicara padahal tak ada satupun respon yang didapat, karena kiara belum sadarkan diri sejak dibawa kerumah.

"Kenapa harus kamu sembunyikan hal sebesar ini sama om?"

"Seharusnya kamu jujur sayang, om akan selalu ada disamping kamu" seperti ditimpa ribuan batu hati Sean begitu sakit saat mengetahui fakta yang baru diketahuinya.

Keponakannya, kesayangannya, kiaranya menyembunyikan hal sebesar ini darinya. Sean merasa ia gagal menjadi seorang paman untuk kiara karena dikeadaan yang sulit ini kiara tidak mau berbagi dengannya.

Sean sangat menyesal karena tidak ada disamping sang ponakan disaat-saat kiara membutuhkannya sebagai sandaran. Andai ia bisa meluangkan waktunya lebih banyak untuk menemani kiara, andai ia berada disisi kiara disaat kiara membutuhkannya, andai ia bisa membahagiakan kiara disaat papa dan abangnya membencinya. Dan masih banyak lagi andai yang ingin Sean lakukan tapi sepertinya percuma karena ia sudah terlambat.

Kiaranya bagaikan besi baja yang terlihat kuat diluar tapi apabila terus-menerus terkena tekanan akan hancur menjadi keping-kepingan kecil yang tak terbentuk.

"Om akan usahakan yang terbaik untuk kesayangannya om ini" dengan tangan yang sudah pindah mengelus pelan pelipis kiara yang diperban. Ternyata darah yang mengalir dipelipis kiara itu karena luka jahitannya kembali terbuka dan menyebabkan kiara harus mendapatkan tindakan berupa jahitan kembali pada pelipisnya.

Tok tok tok

"Masuk"

"Permisi tuan ini makan malam dan juga baju ganti untuk tuan" dengan sedikit membungkuk hormat salah satu bodyguard sean datang membawakan pesanannya karena dia akan menemani keponakan tersayangnya.

"Letakkan disana" Sean menunjukkan meja sofa yang berada di ruangan itu dengan dagunya.

Fyi: Sean memilihkan kamar VVIP untuk sang ponakan supaya kiara lebih nyaman saat menjalani perawatan. Dengan kamar yang sudah dilengkapi dengan kamar istirahat untuk keluarga yang menunggu pasien, sofa, kulkas, lemari dan lainnya layaknya sebuah hotel bukan ruangan rumah sakit.

"Baik tuan, ada yang perlu saya bantu lagi tuan?"

"Tidak kau boleh pergi"

"Baik tuan, kalau begitu saya permisi" pamit bodyguard sean.

"Hm" Sean hanya berdehem sebagai jawaban.

Sean beranjak dari brankar kiara menuju sofa yang ada di ruangan tersebut, karena sudah merasakan lapar sean memakan makanan yang tadi dibawakan oleh bodyguardnya, dengan mata yang masih tertuju pada satu objek yaitu kiara. Setelah selesai makan sean memutuskan untuk membersihkan dirinya karena kemeja yang dikenakannya terkena darah kiara saat dia membawanya kerumah sakit tadi.

 Setelah selesai makan sean memutuskan untuk membersihkan dirinya karena kemeja yang dikenakannya terkena darah kiara saat dia membawanya kerumah sakit tadi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Triasih: Kiara Putri BagaskaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang