14

210 7 5
                                    

Akhirnya bisa update juga, kalian semua gimana kabarnya ni?

Sebelum baca part ini siapin tisu ya soalnya cukup menguras air mata kalau kalian mau lebih dapat feel-nya sambil dengerin musik sad biar makin ngena😭.

Sebelum baca jangan lupa absen yaa☺️.

Sebelum baca jangan lupa absen yaa☺️

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

*****

Setelah banyak drama yang terjadi disekolah tadi, sekarang kiara sudah berada didepan kediaman Bagaskara. Miris, satu kata yang menggambarkan kondisi kiara saat ini dengan wajah pucat, tubuh lelah bahkan perutnya belum terisi makanan sedari pagi, juga seragam yang kotor.

Kalau boleh memilih kiara tidak ingin kembali kesini dalam keadaannya saat ini dengan permasalahan yang ditengah dihadapinya. Jujur kiara takut permasalahannya disekolah tadi sampai ketelinga papanya, walaupun mungkin sudah sampai.

Kaki gadis cantik itu melangkah menuju pintu besar dihadapannya. Rasa takutnya semakin besar saat melihat pintu itu.

Setelah membuka pintu tidak terlihat siapapun dirumah itu, suasananya sangat dingin dan hening tidak ada suara yang biasanya menghiasi setiap rumah keluarga yang harmonis.

Lamunan kiara terhenti karena mendengar langkah kaki yang mendekat ke arahnya. Seketika rasa takut yang tadi sempat menghilang gini kembali kiara rasakan. Wajahnya semakin tertunduk dalam saat suara itu kian mendekat.

Saat tidak mendengar suara langkah kaki lagi, perlahan kiara mengangkat kepalanya untuk melihat siapa yang menghampirinya.

Deg

Ternyata tepat dihadapannya berdiri seorang laki-laki yang menjadi cinta pertama sekali pemberi rasa sakit yang pertama bagi kiara.

"Pap-ppa" wajah kiara berubah pias saat melihat wajah sang papa yang terlihat menahan amarah.

Alva menepis kuat tangan kiara, saat tangan kiara terulur untuk menyalaminya.

"Sudah puas mempermalukan istri saya?!"

Alva menatap kiara dengan penuh kebencian saat dirinya mendapatkan kabar bahwa sang anak membuat masalah yang membawa nama mendiang istrinya dengan hal yang tidak baik.

Darah alva sangat mendidih rasanya saat istrinya disebut sebagai seorang jalang hanya karena anak yang sudah mengambil nyawa istrinya. Sampai kapanpun alva tidak akan pernah bisa menerima kepergian mendiang istrinya itu, karena cintanya yang sangat besar kepada mendiang istrinya.

"Kenapa diam JAWAB!!" Alva kembali membentak kiara yang membuat tubuh kiara terperanjat karena mendengar suara yang cukup tinggi itu.

"Ki-ar-ra mi-nta ma-af p-pa, tap-pi..."

"Tapi APA?!HA?!!"

Alva seperti tuli dengan semua hal yang menyangkut dengan mendiang istrinya, bahkan Alva tidak ingin mendengar apapun yang kiara ucapkan yang ia tahu hanya sebuah kebencian yang amat besar dengan gadis yang sedang berdiri dihadapannya ini.

Triasih: Kiara Putri BagaskaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang